Fanny Wiriaatmadja

Archive for the ‘Movie’ Category

civilwar

Terlalu sayang tidak me-review Civil War, sama sayangnya dengan tidak menontonnya. It’s a big must pastinya, especially when you have a cinta-mati-Iron-Man gene in your body and soul.

Langsung saja my impression setelah menonton film ini :

* I love the story and the plot. Sayang endingnya kok agak anti-klimaks dan cepet banget ya. I thought bakalan ada musuh besarnya lagi, ternyata the movie ends with Captain and Iron Man fight. That’s it. Emang sih tagline-nya aja udah “Which Side Are You” yang implicitly states bahwa film ini adalah tentang Captain America lawan Iron Man, tapi kirain ada something more.

* Masih sedikit terkait point di atas, motif villain-nya kok agak cemen ya. Revenge on behalf of family. Kalo’ di kehidupan nyata, yes itu relevant banget, tapi untuk ukuran sebuah blockbuster Marvel macam gini, rasanya motif ‘family’ terlalu dangkal. Klise banget sih memang kalo’ motifnya instead jadi menguasai dunia dll., but hey this is movie. What else is more interesting than that motive?

* Si Villain – sejak pertama liat, otak udah muter-muter. Kayaknya kok mukanya familiar banget ya, apalagi bibir tipisnya. Bukannya napsu loh.. Kelar nonton saya langsung google cast-nya the movie and baru sadar bahwa si jahat itu adalah Niki Lauda di film Rush! Ya ampun pantesan kayak tau gitu. Seneng banget bisa liat si jago akting ini lagi.

* Black Widow – aneh banget ngeliat dia jadi super nice di film ini. Rasanya ganjil dan ga betah ngeliat sisi dinginnya raib total, but I kinda like her in this nice-mode.

* Iron Man in Government side and Captain America against the government? Lagi-lagi rasanya ganjil. Sejak kapan seorang slengean-Tony-Stark mau diatur orang dan sejak kapan Captain America yang orangnya loyal dan lurus banget, mau ngelawan pemerintah? Rasanya kok lebih cocok kalo’ dibalik ya cast-nya in terms of their character. Seperti bukan mereka. Bandingkan dengan pas at the end when Iron Man kalah berantem sama Cap, he said to Cap, “Balikkin perisainya, it’s not yours. Itu kan bokap gw yang bikin..” Nah itu baru Iron Man. Selfish, childish. That’s exactly what he gonna said, menghadapi kekalahan plus kenyataan yang pahit. Tapi ya intinya I still enjoy the movie toh.

* Di film ini Captain terlihat kinclong banget. Cakep pisan gitu. Si Downey malah jadi kebanting dan jadi jelek banget. Kurang nampol kerennya. Scene favorite adalah waktu Captain selesai kiss sama tuh cewek dan melempar pandang polos ga berdosa ke dua rekannya di mobil. Auw he looked so cute! *habek-habek sampe’ ludes

* I hate si cewek yang kiss sama Captain America itu. First, dia cantik banget. Tak tahan tak iri. Kedua, why oh why dia bisa kiss sama si Captain. Ketiga, ketara banget deh naksirnya sama Captain. Di semua scene dia selalu mati-matian doing something risky buat si Captain. Jual mahal dikit kek grrr.. *ini point ga penting.

* Terakhir : Scriptnya nih film juga menurut saya bagus. Puncaknya adalah pas pertarungan one-to-one antara kedua team. Berasa kocak banget kan dialog-dialog antar tokohnya, apalagi selentingan-selentingan Antman and Spidey yang ngasal, misal pas si Antman masuk ke dalam kostum Iron Man dan Iron Man jejeritan panik “Sapa nehh??” Terus si Antman jawab, “Hati Nuranimu.. Udah lama kan lo ga bercakap-cakap sama dia?” Bwa-haha langsung ngakak karena kocak dan ada sarkasme yang terselubung. Juga pas salah satu tokoh bilang ke Spidey, “Lo pernah bertempur ga sih sebelomnya, karena biasanya pertempuran ga melibatkan percakapan sebanyak ini..” Bwa-haha lagi. Script favorite lain adalah pas childish-Tony bilang dengan sangat kasar ke Black Widow, “Double agent is always in your DNA, right?” Ih keren dan dalem banget *pengen habek-habek lagi.

Sudah deh sekian impresi saya mengenai film ini. Overall I rate it 8/10.

So which side I am? Errrm.. Kaki kiri di Downey, kaki kanan di Cap. Hey Black Widow, I do also have double agent gene! 🙂

 

OUIJA

  Ouija_2014_poster
Sebagai penggemar film horror, rasanya memang sulit to skip even a single one, walaupun dalam hati kita meyakini bahwa ini hanyalah akan menjadi film horror pada umumnya dengan formula kaget-mengageti yang sudah lawas.

Well, sama halnya dengan film ini, di akhir saat meninggalkan bioskop pikiran saya sudah melayang ke hal lain; ini dan itu, dan film itu dengan cepat menguar dari kepala. Jadi apa sebenarnya kenikmatan menonton film itu kalau sepanjang film saya hanya melihat ke arah lain mana pun asal tidak ke layar, menutup kuping kencang-kencang tanpa ada lagi terbersit rasa malu akan pendapat penuh hina penonton lain, dan di akhir sang memori bahkan enggan menempel di benak barang secuwil pun? Entahlah, tanyakanlah pada para setan penuh pesona itu.

Kesan pertama tentang film ini adalah ritme tidak berjalan konsisten. Awalnya dia sama seperti film horor lain; penonton dibuat tegang dengan alur yang lambat dan mencekam. Ya, itu di awal film. Tapi lama-kelamaan, alur berjalan dengan lebih cepat, malahan cenderung sangat cepat. Hampir setiap adegan mencekam berjalan hanya sekian menit dan kemudian selesai, tentunya dengan berdarah-darah. Entah memang dibuat seperti itu, atau memang cerita berjalan kedodoran. Tapi yang pasti makin ke belakang saya makin lega karena kita tidak disiksa dalam detik-demi-detik yang mencekam dan membuat frustrasi, tapi sebaliknya adegan-adegan seperti berlangsung kilat.

Mengenai motif, background ceritanya not bad dan ada twist yang dimasukkan menjelang akhir. Ending cerita lagi-lagi sedikit berbeda dengan film horor kebanyakan. Ekspektasi kita dihancurleburkan menjelang detik-detik film berakhir, tapi somehow saya takjub karena fenomena ketidakpasaran ini.

Ketidakmakesensean cerita, ya, ada di beberapa bagian, misal saat si cowok browsing mengenai histori yang terjadi di rumah itu dan begitu mudahnya menemukan hasil yang sesuai hanya dengan keyword begitu general. Yang juga antara disayangkan/tidak disayangkan adalah ekspektasi pribadi saya terkait prosedur bermain OUIJA di mana di akhir kita harus mengucapkan salam perpisahan. Well saya pikir unsur terlupanya salam pisah akan ada di dalam salah satu adegan film dan memicu semua kejadian buruk, namun sepertinya hal itu tidak terjadi. Jadi semua cerita hantu-menghantui ini murni hanya karena sebuah papan OUIJA. Tidak ada pencetus sama sekali. Jadi sepertinya terbentuk konklusi bahwa sekalipun kita bermain dengan cara yang tepat, OUIJA tetaplah sebuah papan berbahaya. Bicara soal ekspektasi lagi, tadinya saya berharap ada motif tertentu yang membuat si gadis pada awalnya bermain OUIJA lagi, tapi ternyata itu hanya sebuah faktor kebetulan yang sebenarnya agak mengecewakan.

Akting, no comment. Ga terlalu greget, tapi para pemain muda dengan paras enak dilihat cukup membantu.

Score : 7.

CHEF

Chef

Ini adalah salah satu film yang di awal saat melihat posternya menurut saya harus ditonton, karena melibatkan banyak faktor yang memicu adrenalin dalam diri, di antaranya makanan, Downey, dan kegemaran akan kisah drama dan perjalanan hidup.

Ceritanya sesuai dugaan saja, menurut poster dan judulnya : tentang kisah hidup, naik-turun perjalanan karir seorang Chef yang punya idealisme sendiri. Film sederhana ini dibanjiri deretan artis ternama, walaupun tidak semua punya kontribusi penting baik dalam sisi peran maupun durasi waktu. Porsi terbesar sendiri tentu saja dilakoni oleh pemeran Happy di Iron Man sebagai The Chef. Downey kesayangan saya hanya tampil 10 menitan, tapi seperti biasa kekerenannya merajai sejagat.

Kelebihan utama film ini adalah akting yang kuat dari para pemerannya dan kenaturalan mereka, terutama dua koki pemeran utama. Akting si anak juga cukup menggigit. Menyaksikan kisah mereka, dialog-dialog dalam keseharian mereka, mimik dan tawa mereka, semua seperti menyaksikan kisah sungguhan di dunia kita; kisah tentang seorang teman akrab atau sejenisnya. Sungguh, sangat naturalis.

Mengenai tampilan makanannya, tidak usah dibahas, tentunya sangat representatif dan menggugah selera, apalagi bagi para rakusto yang motif menontonnya tulus hanya untuk, demi, dan atas nama makanan.

Overall film berjalan cukup datar menurut saya dengan konflik dan ending yang tentu saja predictable. Di akhir, tidak terlalu berkesan, tapi tetap sekian puluh menit yang cukup menyenangkan dan menghibur. Sempat terbersit tanya sedikit, apakah ada bedanya, menjadi koki restoran France ternama dengan kreasi yang sangat appearance-based, dengan menjadi koki keliling roti isi. “Apa ga sayang skill-nya?” pertanyaan orang awam itu sempat muncul sejenak.

Score : 7.5

FURY

Fury-Movie-Brad-Pitt-Wallpaper
Another war movie, yang sebenarnya adalah prioritas terakhir di movie list saya karena menurut saya dar-der-dor sepanjang film, darah di mana-mana, cerita dengan pastinya banyak tokoh prajurit yang namanya harus dihafalkan kalau ingin bisa mengerti keseluruhan cerita, ditambah pesan moral yang kadang disajikan terlalu berlebihan demi menggugah hati dan mengundang haru penonton dalam film semacam ini adalah kombinasi yang sangat tidak menarik dan menghibur.

Tapi karena ini Brad Pitt dan si Transformer-guy, maka sepertinya tidak ada salahnya kalau film ini ditonton. Bukan karena faktor kemenarikan mereka, karena I’m not their fans at all, tapi karena nama besar mereka.

Fury tampil begitu lambat sejak awal, dan konsisten terus seperti itu hingga akhir walaupun adegan puncak yang menyajikan perang 5-6 orang melawan ratusan orang cukup membuat terkesiap. Di tengah ada beberapa scene yang sumpah dipikir sampai uban berevolusi pun tetap tidak menghadirkan jawaban atas pertanyaan “Apa relevansi dan gunanya adegan-adegan ini dalam film?” Saya tidak usah menyebut adegannya, tapi setelah kalian menonton, kalian akan tahu adegan mana yang saya maksud. Panjang, membosankan, tiada guna dan tidak mengundang impresi apapun yang menolong kita memahami lebih lagi tentang inti film ini.

Brad Pitt sendiri bermain apik seperti biasa, dan sumpah lagi, di film ini dia kelihatan lebih keren dari biasanya, yang hanya bisa ditandingi dengan moment saat dia mengenakan tuxedo di hari pernikahannya, membuat kaki jenjang dan badan bagusnya terbungkus sempurna.

Di akhir, kami semua keluar bioskop dengan wajah kosong, seperti masih berusaha keras menemukan sisi menarik film ini.

Score : 7

Udah lama banget nih ga review film. Entah sudah berapa banyak film yang tidak ter-review. Kalo’ sempet someday bakal coba ngejar dan backdated the review 🙂

Berikut adalah sekilas film-film yang ditonton minggu-minggu terakhir ini.

The Judge

thejudge

Menurut saya ini adalah film Downey paling bagus so far (cuma tau Sherlock/Iron Man, dan belum termasuk The Chef karena belum nonton). Karakternya sedikit mirip dengan Stark di Iron Man : sinis dan agak dingin, so sebenarnya ga ada yang terlalu baru di sini, tapi percayalah even orang awam macam saya bisa melihat bahwa Downey aktingnya keren banget di sini. My favourite scene adalah pas si Judge dirawat di rumah sakit dan berdiskusi dengan Downey, kemudian Downey ketawa desperate karena speechless ngeliat kekeraskepalaan ayahnya. Gatau ya, itu cuma scene sederhana yang ga terlalu penting, tapi kerasa banget betapa frustrasi Downey ngadepin ayahnya. It’s just so natural.

Yang juga ga kalah kerennya adalah acting si The Judge-nya (Robert Douvall). Ya ampun, ekspresinya, cara jalannya, tatapannya, semua bisa menyiratkan dengan sangat nyata kekeraskepalaannya, kegetiran, sekaligus ketidakberdayaannya. Asli beneran keren.

Si anak perempuan Downey main cukup bagus, tapi I’m sick of endless-smile nya yang terlalu terpasang di wajah. Also don’t really like sama si cewek ex Downey (yang main film Up in The Air bareng George Clooney dan The Conjuring kan ya dia).

Selain akting para tokohnya yang aji gile, cerita tentang pengadilan memang selalu menarik buat saya. Gimana jaksa dan pengacara saling berargumen adalah tontonan yang bikin adrenalin naik, dengan latar belakang drama keluarga. Script film ini juga keren loh..

Di akhir cerita, saya sedikit bingung dengan senjata pemungkas Downey saat menanyakan nama si officer pengadilan ke si Judge. I mean, itu kan bisa aja Judge-nya jawab bohong gitu, and there’s no proof. Heran aja kenapa jawaban itu bisa dianggap valid untuk membela si Judge. Maaf ya agak spoiler dikit.

Ah at the end, pesona Downey selalu bikin kita meninggalkan bioskop dengan sedikit greget di hati, berharap filmnya tidak pernah usai.

Score : 8.5

The Book of Life

bookoflife

OMG I love this movie! Dari awal liat poster dan trailernya aja saya udah demen setengah mati. Cerah-ceria warna-warni di dalam filmnya manjain mata banget. Cantik banget graphic-nya.

Ceritanya sendiri adalah tentang dua dewa dunia atas dan bawah yang bertaruh atas cinta segitiga di dunia manusia. Sayangnya dua lelaki dan satu perempuan manusia ini jadi korban dari taruhan tersebut, sampai harus berkorban nyawa. Intinya adalah gimana salah seorang pria berusaha fight untuk wanita yang dicintainya dengan dukungan keluarganya, sementara dua dewa di atas campur tangan juga karena ga mau kalah satu sama lain.

Dari awal cerita, saya juga udah dibikin terpikat sama ceritanya. Anak-anak kecil nakal yang mencoba jadi biang kerok saat mengunjungi museum itu semuanya cute-cute banget. Masuk lebih dalam ke cerita, saya makin tersedot dengan plot-nya, terutama lagu-lagunya yang juga keren secara salah satu tokohnya adalah seorang gitaris. Karakter tiga tokoh utamanya juga sangat kuat. Terakhir, seperti yang saya sudah sebut di awal, masuk ke dua negeri yang berbeda dalam film ini, mata dan hati kita dijungkirbalikkin banget. Pengen banget ngerasain bahagia dan asyiknya di negeri orang-orang yang diinget, yang diceritain penuh dengan kebahagiaan, keceriaan dan kemeriahan. Guillermo del Toro bener-bener asli genius abis.

Overall secara cerita, idenya menarik, walaupun di tengah-tengah ada beberapa bolong kecil yang kalo’ disempurnain, pasti bakal bikin filmnya tambah keren. Anyway ga yakin juga kalo’ film ini bakal cocok buat anak-anak. Kebayang betapa peningnya kita harus jelasin jalan cerita yang absurd ke mereka sepanjang film berlangsung 🙂

Score : 8

Good People

goodpeople

Posternya sih standard ya, agak-agak kelam gitu dan cukup pasaran dengan potongan-potongan kotak tokoh filmnya yang dibuat bersisian. Cuma pengen lihat Kate Hudson yang cantik aja, walaupun ga pernah suka sama James Franco entah mengapa.

Dari awal cerita berjalan agak lambat. Drama di mana-mana, tentang pasangan suami istri yang nemuin mayat dan duit, kemudian mulai diteror mafia karenanya. Ceritanya not bad tapi ga meyakinkan. Bolong di sana-sini dengan ketidakmakesensean di mana-mana. Felt so tired with this movie.

Score : 6

Left Behind

leftbehind

Paling demen sama model film yang berantakin adrenalin model begini, biarpun hopeless banget sama Nicholas Cage yang udah out-of-date banget.

Cerita tentang satu fenomena akhir jaman yang mendadak terjadi di seluruh pelosok bumi, dan gimana sebuah pesawat dan para penumpang di dalamnya berusaha mengatasi hal ini sekaligus menyelamatkan diri.

Di pertengahan, saya mulai agak bisa nebak ceritanya, mengingat di awal ada sedikit clue berbackground religious. Cuma sedikit surprise aja karena sang produser atau siapapun itu ‘berani’ mengangkat tema ini, yang buat saya pribadi merupakan suatu terobosan yang menggembirakan. Filmnya sendiri asli jelek, tapi I got the message so much dan merupakan suatu reminder yang sangat mengena. Gatau gimana pemeluk agama lain menyikapi film ini, tapi I think itu balik ke personal masing-masing. Intinya anggaplah film ini sebagai hiburan, don’t take it too serious bagi yang merasa message-nya tidak relevant.

Nicholas Cage sendiri menurut saya aktingnya datar banget di film ini, sampe’ takjub. Kok bisa yah sama sekali ga ada ekspresi barang sedikitpun. Semua kesedihan dan kepanikannya sama sekali ga terasa dari mimik dan cara berbicaranya. Dialog-dialog yang terjadi selama film ini, mulai dari awal pembicaraan dengan putrinya juga berlangsung monoton dan membosankan. Alur cerita berjalan ga balance, kadang lamaaa dan ga menarik banget, kadang cepet banget.

At the end, again ini film yang sangat jelek, tapi saya bersyukur bisa nonton film ini. Thank God for the reminder.

Score : 6.5

Annabelle

annabelle

Ah susah menilai film ini karena saya kebanyakan melihat ke arah lain setiap kali ada adegan yang menyeramkan. Tapi entah kenapa sepertinya overall film ini ga terlalu ‘menyiksa’ saya sepanjang adegan filmnya seperti film-film lain. Mungkin karena seluruh penonton kompak merespons dengan tawa setiap kali music mulai menjurus ke adegan-adegan menegangkan. Bagusnya adalah ada beberapa scene yang ga terlalu biasa seperti film horror pada umumnya. Jadi semacam terobosan baru deh. Pemeran utama ceweknya juga cantik dan enak dilihat.

Anyway belakangan baru tahu bahwa si pemeran utama wanita ternyata namanya juga Annabelle ya 🙂 Such a coincidence! Juga baru tahu bahwa boneka aslinya ternyata tampangnya tidak seseram boneka di film itu, malahan cenderung culun.

Overall film ini menurut saya biasa saja, tapi tetep seneng sama tema boneka di film horor. Menarik!

Score : 7.5

The Maze Runner

Maze

Tadinya beranggapan ini hanyalah film abege standard yang mencoba mengulang kesuksesan bukunya, tapi setelah ditonton ternyata ceritanya lumayan juga. Saya ga mau terlalu bahas akting ya, secara saya merasa ga ada yang spesial dengan akting semua pemerannya, tapi si pemeran utama cukup enak dilihat gaya dan perawakannya.

Yang menyenangkan adalah ketegangan yang terasa hampir di sepanjang film. Seneng aja, film yang tadinya saya kira agak ecek-ecek ini ternyata mampu bikin kita duduk dengan gelisah di bangku bioskop.

Di akhir cerita, agak penasaran untuk beli bukunya, tapi nantilah ditunda dulu 🙂 

Score : 8

Dracula Untold

draculi

Feeling saya ga enak waktu nonton film ini, karena kebayang film I, Franskenstein yang sumpah isinya cuma perang dan berantem berdarah sana-sini. Yah ternyata kurang lebih samalah dengan film ini. Cuma senengnya adalah karena film ini mengangkat beneran histori nyata Draculi yang memang seorang tokoh nyata. Jadi tahu dan aware sedikit mengenai tokoh yang satu ini. Bener-bener cocok dengan judulnya, Dracula Untold.

Tokoh utamanya ini saya lupa namanya, tapi yang pasti dia main di The Hobbit deh. Untungnya dia sangat-sangat enak diliat. Suka dengan gayanya yang cool dan ga terlalu berlebihan.

Overall agak susah comment film ini. Ceritanya sih bolehlah dengan background vampire-vampire gitu. Alurnya juga OK, ga terlalu boring, mengalir dengan lancar dan enak diikuti. Lumayan seru dan bikin penasaran, tapi di akhir agak ketebak. Endingnya cukup bagus, penutup yang manis buat film ini.

Score : 7.5

The Equalizer

Equa

Denzel Washington punya film, tentunya harus ditonton punya. Sayangnya film ini kok biasa banget ya. Seperti biasa Denzel-nya terlalu sakti dan jagoan. Berasa males aja dan jadi ga semangat nonton filmnya sampe’ habis. Si cewek pemeran Kick-Ass juga menurut saya tampil biasa-biasa aja. Cenderung agak datar malah aktingnya, walapun suka sama kecantikan naturalnya.

Ceritanya tentang ex agen rahasia yang nolongin seorang gadis yang jadi pelacur, sehingga setelahnya terpaksa berurusan dengan satu gank mafia dari Rusia (kalo’ ga salah inget).

Score : 7

Walking Among Tombstone

Tombstones-618x400

I never like Liam Neeson yang begitu tua dan melelahkan untuk dipandang, seriously. Yang ada hanya rasa iba saat memandangnya, menimbulkan sensasi tidak nyaman saat menonton semua filmnya, termasuk film ini.

Mirip The Equalizer, saya merasa Liam terlalu jago di film ini. Rasanya semua kok berjalan begitu lancar. Cerita pun standard, tentang tindak penculikan yang dilakukan dua orang penjahat dengan korban para wanita. Liam sebagai seorang detektif yang punya background pahit dalam sejarah karirnya, disewa untuk menemukan penjahatnya.

Overall, asli biasa banget cenderung kurang bagus.

Score : 7

Hi..

Berikut adalah list super panjang film yang so far menurut saya adalah film terbagus sepanjang masa. Sayang range periode waktunya sebagian besar terbatas dalam 3-5 tahun terakhir.

List ini tentunya masih akan bertambah lagi dan akan di-update dalam jangka panjang.

I Am Sam

I Am Sam

Saya jarang nangis kalo‘ nonton film, tapi ni film sukses bikin saya bener-bener ga bisa ngontrol mata berkaca-kaca dan nyaris nangis bombay di pesawat pas nonton, for more than 3 scenes! Yang main juga kaliber semua, model Sean Penn, Michelle Pfeiffer, Dakota Fanning, dan masih banyak lagi. Inti ceritanya tentang seorang pria yang agak terbelakang, yang fight mati-matian hak asuh putrinya bersama tim pengacaranya. Tadinya si pengacara (Michelle) juga ‘males‘ banget ngadepin client kayak Sam (Sean Penn) yang super aneh dan ga sopan. Belakangan karena gengsi sama koleganya, akhirnya dia mutusin untuk nerima case ini dengan biaya gratis, dan at the end malah jadi terharu bin trenyuh ngeliat perjuangan Sam yang sayang banget sama putrinya (Dakota Fanning). Ah, mengharukan banget deh.

The King’s Speech

KingSpeech

Lagi-lagi film dengan tema keren dan menarik, tentang seorang raja yang gagap dan harus berpidato di upacara penobatannya sebagai Raja. Akhirnya atas saran istrinya, dia menemui seorang ahli dan mulai belajar untuk mengatasi gagapnya dan mempersiapkan pidato yang keren. Emosi dan gengsi semua harus ditaklukkan untuk mengalahkan gagapnya. Ahhh bener-bener a super-cool movie!

Olympus Has Fallen

Olympus

Cerita dengan background kehidupan presiden (terutama presiden Amrik) selalu merupakan topik menarik buat saya. Film ini sih jujur temanya ga baru-baru banget dan secara cerita sebenernya ga bilang bagus-bagus banget, tapi yang pasti sepanjang film saya dag-dig-dug banget dan puas banget dikerjain sama tegangnya film ini. Plus yang main juga OK punya, ada Gerard Butler (jarang-jarang liat dia maen film serius gini), Aaron Eckhart (demen banget liat sosoknya yang tenang, kalem dan bersahaja sebagai presiden), Morgan Freeman dll. Alur ceritanya juga ga picisan. Cerita film ini adalah tentang dibajaknya istana presiden oleh sekelompok teroris dari Korea Utara. Wuih, denger ceritanya aja rasanya udah cetar-cetar gimana gitu. Ah pokoknya bagus deh nih pelem! ‘Kembarannya’, White House Down, saya malah ga gitu suka karena agak konyol menurut saya dan Channing Tatum nya kurang ‘laki’ 😀

The Flowers of War

The Flowers of War

Ini filmnya Christian Bale dan seperti biasa, kapan sih dia pernah tampil ga all-out? Di film ini dia main sebagai seorang pastur gadungan yang berusaha melindungi para ‘pelacur’ sekaligus murid-murid sekolah wanita di sebuah kota di China dari kekejaman Jepang. Di satu rumah yang sama, bentroklah kelompok para pelacur dengan para abege perempuan siswa sekolahan itu. Maklum nature dan karakterisiknya aja jelas-jelas berbeda. Christian Bale harus berusaha menyatukan dua kelompok yang saling antipati itu untuk mempertahankan diri dari kebengisan Bangsa Jepang. Berbagai cara mereka lakukan untuk menyembunyikan dan melindungi diri, plus set rencana untuk mengungsikan diri ke tempat/daerah yang lebih aman. This movie akan bikin kamu nyaris nangis dan miris banget nyaksiin berbagai kekejaman Jepang saat itu. Film yang mengerikan tapi mengharukan. Sutradaranya sudah jaminan mutu, Zhang Yi Mou, si perancang opening session Olimpiade beberapa tahun lalu, yang selalu menghadirkan persepective kamera dengan cara yang unik. Beautiful..

The Curious Case of Benjamin Button

Curious

Filmnya Brad Pitt nih, dengan tema super unik tentang seseorang yang punya kelainan dimana umur dan rupa fisiknya berbanding terbalik. So pas lahir, wujudnya seperti kakek tua dengan muka peyot dan renta (kalo’ ga bisa dibilang mengerikan), sementara semakin tua rupanya jadi seperti rupa anak kecil dan kemudian jadi bayi lagi pas mendekati ajal. Film ini bercerita tentang kehidupan Benjamin dan suka-dukanya, termasuk kehidupan cintanya. Bener-bener cerita yang bagus dengan topik keren. Bagian make-up nya juga patut diacungi jempol karena sanggup bikin muka Brad Pitt berubah-ubah dari tua sampe’ muda banget. Selamat nyaksiin muka abege-nya Brad Pitt yang unyu-unyu dan mulus bikin ngiri.

Frozen

frozen_bg

Rasanya tahun ini para orang tua bakalan mules dengan celoteh putri-putri mereka tentang Elsa dan Anna, dua putri dari film kartun Disney tahun ini, Frozen. FIlmnya sangat nice, grafiknya keren dan memukau, dua karakter princessnya juga menawan, belum lagi nyanyian-nyanyiannya yang kocak dan indah. Not to mention also the story and the small twist di ending. Ahhhh, bener-bener film cartoon of the year deh! Ceritanya tentang Elsa, seorang putri yang punya kekuatan untuk membekukan semua benda, dan bikin dirinya serta rakyatnya ketakutan dengan kedahsyatan kekuatan itu, sampai akhirnya ia terpaksa mengasingkan diri. Anna, adiknya yang berkarakter 180 derajat berbeda dari kakaknya, berusaha mencari kakaknya itu untuk memintanya memulihkan kembali negeri mereka yang sekarang dilanda kebekuan dan membawa kembali kakaknya yang ‘hilang’.

Social Network

social_network_movie

I love watching someone’s life. Apalagi kisah nyata. Apalagi tokoh terkenal yang kontradiktif seperti Mark Zuckenberg. Apalagi kalau yang main is a genius one like Jesse Essenberg. It’s just perfect. Jesse memainkan tokoh pencipta Facebook ini dengan sangat natural. Tatapan tajam matanya, cara bicaranya yang tanpa titik koma, arogansinya yang terpapar jelas, semua membuat film ini mengalir begitu lancar. Two tumbhs up for the movie and for Jesse!

Life of Pie

LifeOfPie

Salah satu film terbaik sepanjang masa, in my opinion, dengan tampilan grafis super cantik dan cerita yang sangat menyentuh tentang Pie, seorang anak dari India yang kapalnya karam saat keluarganya hendak pindah ke Canada. Pie berhasil menyelamatkan diri dengan bertahan sekian bulan di atas sebuah rakit, dengan memanfaatkan barang seadanya bersama seekor harimau Bangal yang sehari-hari cuma pingin membunuhnya. Bener-bener cerita yang unik dan mengharukan. Cerita ini jadi bikin kita refleksi diri dan berkaca, somehow ngebuat kita jadi lebih menghargai hidup. Note that this is based on book written by Yann Martel.

Arbitrage

Arbitrage

Richard Gere is not my favorite actor, tapi di film ini dia main so brilliantly. Filmnya sendiri berkisah tentang kehidupan seorang pengacara sukses dengan keluarga yang super sempurna, yang ternyata melakukan perselingkuhan dan kecurangan bisnis, dan perlahan satu demi satu hal tersebut terkuak berawal dari sebuah kecelakaan yang menewaskan selingkuhannya dan terperangkaplah dia. Satu demi satu kebohongan dibuat untuk menutupi kebohongan yang lain, sampe’ akhirnya kepentoklah dia. Filmnya bernuansa hukum cukup kental, tapi cukup ‘user-friendly’ dan cerita bisa diikuti dengan mulus. Sebagai penonton saya ikut kebawa tegang nyaksiin ceritanya dan somehow bersimpati dengan Richard Gere. You really have to watch this!

Argo

Argo

Film ini terinpirasi dari kisah nyata – saya sedikit lupa cerita dan backgroundnya, tapi kisahnya bertutur tentang seorang Ben Afflect yang ditugasi untuk menyelamatkan sekelompok diplomat AS yang terjebak huru-hara di Iran (kalo’ ga salah). Dari awal, strategi penyelamatan didiskusikan pelan-pelan untuk mencapai solusi paling aman untuk menyelamatkan dan membawa pulang para diplomat dan keluarganya tersebut. Diskusi punya diskusi, akhirnya digunakanlah penyamaran sebagai kru film sebagai kamuflase. Wuih tegangnya pol! Saya biasanya ga terlalu suka film berlatarbelakang politik tapi yang ini definitely harus ditonton. Gregetan to the max!

Ted

Ted

Sesuai namanya, ini adalah film tentang seekor boneka teddy bear yang bersahabat dengan seorang manusia sejak dari kecil. Dalam film ini, dikisahkan bahwa Ted bisa berbicara, dan merupakan sosok boneka beruang yang gokil dan sedikit sarap : suka memaki, suka nyabu, suka perempuan, dan masih banyak lagi. Duo best friend ini mulai merenggang saat majikan Ted memiliki seorang kekasih. Nah, bagaimanakah mereka menghandle ini dengan tetap mempertahakankan persahabatan gokil mereka? Itu sekilas ceritanya. Sesuai karakter Ted, film ini full dengan makian dan jokes ala Amrik, yang menurut saya kocak dan asyik banget. I cannot stop laughing during the movie, apalagi moment when they sing together their hymn at the bed, saat majikan Ted ketakutan oleh petir. Ahhh, lucuk deh ni film. Oh ya jangan pernah kasih anak-anak nonton film ini ya, bahaya 😀

Silver Lining Playbook

silver-linings-playbook-dvd-81wr0opmsul-sl1500-jpg-7245d1944f7e01f1

Ini adalah salah satu film karyanya David Russel (yang emang karyanya bagus-bagus bener as always) dengan bintang utama Jennifer Lawrence yang saat itu lagi mekar-mekarnya in terms of career and popularity, dan seperti biasa aktingnya dia jempolan banget. Yang maen jejeran artis terkenal semua, kayak Robert De Niro, Bradley Cooper, dll. Ceritanya sih tentang kisah cinta dua orang yang masing-masing punya keanehan sendiri; Bradley habis dikhianati istrinya dan sukses gebukkin selingkuhan istrinya itu, sekarang baru keluar dari penjara dan harus terus berada dalam perawatan terkait dengan emosi jiwanya yang meledak-ledak. Jennifer yang seorang penari juga baru ditinggal mati suaminya dan punya karakter yang ajaib banget. So kebayang dong gimana dua orang dengan karakter emosian ini ketemu? Awalnya saya sempet agak gimana gitu sama cerita dan alurnya, tapi tengah ke akhir, mulai berasa ‘tenteram’ nontonnya, dan selesai film, keluar dengan perasaan campur aduk. It’s such a sweet movie dengan karakteristik tokoh yang kuat, plus akting yang jenius dari para pemerannya. Bravo!

Real Steel

real_steel_battle-wide

Film yang dibintangi Hugh Jackman ini cocok banget buat keluarga or anak-anak. Ceritanya tentang seorang pria yang gemar ‘main’ robot, dimana robot-robot tersebut dikontrol oleh manusia dan si pria – di tengah konflik keluarga – berusaha memenangkan satu turnamen robot. Cerita detailnya saya agak lupa, yang pasti dalam kisahnya, ada konflik antar ayah anak plus high-tech feature terkait robot-robot ini. Bukan cuma robotnya keren-keren, ceritanya juga bagus banget, akting anaknya juga so natural. Ga ada tuh drama picisan dll.

Rush

RUSH-UK-Quad-final

Ini adalah kisah nyata 2 pembalap F1 yang berseteru dalam arti harafiah – di sirkuit dan dalam their daily life. Karakter mereka yang berbeda bikin mereka selalu berselisih, no matter what. Yang satu playboy, ngasal, cuek, pede, yang satu lagi kaku, alim, sangat disiplin dan keras. So sepanjang film kita akan menyaksikan pertandingan-pertandingan mereka as well as their life, sampai suatu ketika salah seorang dari mereka mengalami kecelakaan saat bertanding, yang disebabkan secara tidak langsung oleh pesaingnya itu. Dimulailah titik baru dalam kehidupan mereka berdua. This is a very good movie apalagi buat para pecinta F1. Chris Hemsworth sebagai si pembalap playboy main bagus di sini, tapi yang lebih bersinar adalah si pembalap satu lagi – sangat, sangat, menjiwai karakternya.

Ratatouille

Rata

Saya nonton film kartun ini di pesawat, dan langsung jatuh cinta seketika! Ceritanya tentang seekor tikus yang jenius di bidang culinary dan membantu seorang manusia untuk menjadi koki yang berhasil (eh ini kalo’ ga salah ya). Tikusnya cute banget, ‘cool’ dan cuek, dengan ekspresi yang lucu dan hidup. Plus karena temanya tentang makanan, jadi kebayang dong sepanjang film banyak gambar-gambar makanan enak dan menarik. Saya ga nonton filmnya dari awal dan start dari tengah, and definitely will hunting to finish the movie!

Shaolin

 shaolin

Saya lupa nih detail ceritanya kayak apa, yang pasti ini film ud lumayan lama dan yang main itu Andy Lau. Kalo’ ga salah, dia dulunya adalah seorang jenderal yang sangat jahat dan bengis, terus someday dikhianatin gitu deh sama orang terdekatnya, terus diburu sampe’ dia kudu melarikan diri bersama istri dan anaknya, terus anaknya mati, terus kalo’ ga salah dia diselamatin sama seorang biksu (Jackie Chen), sementara istrinya ditawan sama musuhnya itu. Di tempat Shaolin itu, Andy Lau jadi belajar tentang meditasi, Shaolin, dll., sampe’ bisa berubah jadi seorang biksu yang rendah hati dan tenang. Musuhnya pun berusaha mencari dia, dan akhirnya ketemu deh. Terus gimana ya akhirnya, lupa juga, pokoknya saya inget saya sampe terisak-isak juga nonton film ini. Sedih banget pas anaknya Andy Lau mati.

Selain film-film di atas, banyak juga film-film lain yang berkesan, tapi buat saya ‘level’nya setingkat di bawah film-film di atas. Contohnya :

Wreck It Ralph -> cerita tentang tokoh kartun antagonis di video game yang dimusuhin oleh komunitasnya dan berusaha sebisa mungkin untuk meraih simpati mereka. Kemudian dia bertemu seorang cewek centil yang bawel yang ternyata punya story of life yang sama menyedihkannya. Ceritanya unik, gambarnya bagus. A very nice movie!

Pacific Rim -> biarpun dihina-dina banyak orang karena mirip dengan Godzilla, tetep saya suka sama film ini J I love the concept of Jaeger, dua robot buatan yang dikendalikan oleh dua ‘host’ yang disatukan pikirannya untuk melawan monster (Kaeju) yang mendadak muncul di lautan seluruh dunia.

Film-film Marvel – Well, ga pernah ada yang sampe’ gimana sih, tapi First Class X-Man lumayan keren kok 🙂 Kalo’ Iron Man, menurut saya ceritanya semua biasa aja, cuma yah Tony Stark nya itu yang bikin ngiler.

Rise of The Planet of The Apes – Ini juga bagus dan menyentuh hati J

Insidious 1 -> Satu-satunya film serem yang bener-bener bikin saya ketakutan pasca nonton filmnya. Insidious sekuel berikutnya, udah kehilangan gregetnya, in my opinion.

The Exorcism – Emily Rose -> film jaman saya kecil, yang somehow berkesan banget, gatau kenapa. I watched this with my dad, dan mungkin karena masih kecil, itu jadi salah satu film serem yang pertama saya nonton, dan mengerikan banget ngeliat gimana badan dan tulang orang yang lagi kerasukan bisa bengkok-bengkok seperti itu. Juga statement Emily saat itu yang katanya ‘mengijinkan’ dirinya sengsara dirasukkin, supaya semua orang percaya akan adanya Tuhan, itu yang membekas begitu dalam di hati sampai saat ini. Either itu bener atau nggak, dalam konteks film, it’s so amazing how someone can sacrifice themselves supaya orang bisa mengenal Tuhan.

Last Vegas – Film komedi dengan jajaran pemain kaliber semua ini, biarpun ceritanya ‘sampah’, tetep aja saya ngakak mulu nontonnya J Filmnya seger, akting pemainnya OK-OK, dan asli beneran kocak abis 😀

Non Stop – film yang dibintang Liam Nelson, yang bercerita tentang pembajakan pesawat. Tegang, heboh, gregetan!

Kemudian film-film di luar film bioskop yang saya anggap film favorite sepanjang masa :

Friends – Duh ga usah diomongin kali ya, film yang bercerita tentang persahabatan 6 orang ini bener-bener kocak, manis, menyentuh, dan penuh cerita-cerita menawan. Ross, Rachel, Monica, Joey, Chandler dan Phoebe ga pernah absen bikin kita ngakak sampe’ kebawa tidur. Awal-awal episodenya, saya hampir ga pernah ketawa sedikit pun, menurut saya joke-jokenya agak garing, tapi lama kelamaan parah, lucunya jadi gak ketulungan. My favorite character is Ross yang ‘jenius’ dan terpelajar (sometimes remind me of myself ahaha) and Phoebe yang gila dan urat malunya kayak udah putus. Bener-bener berharap ada keajaiban dan Friends bisa diputar lagi or dilanjutin.

Banyak lagi sih film-film seri jaman dulu yang bagus kayak Beverly Hills, Melrose Place, Dawson’s Creek, Black Beauty, Knight Rider, MacGyver, dll. Tapi ga ‘kompatibel’ untuk dibandingin sama Friends 🙂

Full House – Ini film Korea yang dibintangi sama Song Hye Kyoo sama Rain itu loh 😀 Jaman kuliah (atau SMU ya?) demen banget ngikutin film ini. Filmnya lumayan kocak sih walaupun cenderung mengarah ke konyol; tapi love story mereka manis dan menyentuh banget, dan gara-gara ni film saya sontak jadi ngefans sama Rain yang bad boy dan cool banget. Soundtracknya juga enak-enak banget. Beneran bagus deh nih film.

Pelem-pelem seri Mandarin model Huan Zhu Ge Ge sama Kabut Cinta

Huan Zhu Ge Ge -> alias Putri Huan Zhu, diangkat dari novel karya Chiung Yau dan pernah diputar di televisi lokal selama beberapa waktu. Bener-bener bagus dari sisi cerita maupun pemerannya. Yang main adalah Vicky Zhau, Ruby Lin, Tommy Su, dan masih banyak lagi. Chiung Yau memang pakarnya bikin cerita-cerita keren kayak gini. Kostum para putri ini juga cantik banget, belum lagi puisi-puisi dan pantun jenaka ala china yang sering dibawakan di film ini. Aaargh sampe’ takjub, kenapa bisa ada orang yang create cerita sebagus ini ya?

Kabut Cinta -> IDEM sama di atas – ceritanya sederhana tapi menyentuh, ditambah soundtrack yang bener-bener keren. Plus, Vicky Zhao lagi yang main. Seneng liat mata buletnya yang cantik.

Dan film-film seri lain seperti Pangeran Menjangan, To Liong To, Pedang dan Kitab Suci, dan masih banyak lagi. I’m so old fashioned and can’t hold myself from loving these Mandarin movies!!

The Simpsons – One of my favorite cartoon, dengan kegilaan dan kegokilannya yang ga ada habisnya. Ah, bener-bener legend deh The Simpsons ini!

Film-film serian lain model Saint Seiya, Ksatria Baja Hitam dll. juga bagus, tapi kalo’ ditanya, my favorite will goes to Saint Seiya, apalagi dengan lagu-lagunya yang bagus.

Kalo’ ngomongin film Indonesia, dulu my favorite is Si Doel Anak Sekolahan, Lenong Rumpi, sama Bajaj Bajuri. Sayang sekarang udah nyaris ga ada acara yang sebagus itu lagi. Pfff!!

Sekian pelem-pelem bagus ala saya, someday will write again on this.

 captain-america-2-empire-cover-photo-lead

Captain America is another must watch movie bulan ini. Jangan, jangan, bandingkan dia dengan Tony Stark karena perbedaannya terlalu jauh, seperti rambut yang indah alami vs bulu ketek abang-abang yang keren. Yang satu nice guy dan lurus man banget, sementara yang satu agak bad guy dan urakan campur binal. Dan tentu the first one is not my favorite. Herannya, pas nonton film ini, mendadak si Captain jadi terlihat cakep dan keren banget. Mukanya kalem banget, minta dijilat, tatapannya teduh, trus orangnya kayaknya baiiiik banget, pengen dijadiin temen gitu (temen deket banget). Jadinya saya agak-agak surprise sih.

Sayangnya di luar segala kecakepan tadi, saya yang o’on ini ga berhasil ngerti secara keseluruhan filmnya. Banyak banget intrik-intrik dan tokoh yang terlibat, dan semuanya seperti puzzle yang at the end ga berhasil saya satuin dalam satu cerita utuh. Ah, I’m bad in visualization indeed. Yang saya juga kurang suka tentunya beberapa ketidakmasukakalan di sana-sini, misalnya si tetangga cewek yang digebet ternyata agen S.H.I.E.L.D juga (spoiler), tapi yah namanya juga film.

Dari sisi teknologi tentu ga usah ditanya. Keren, mumpuni, apapun itu deh.

Sisi lain, si Scarlett, entah kenapa tampil kurang cantik di film ini. Biasanya dia menawan banget, tapi kali ini dia agak kummel dan dekil. Terus karakternya sedikit bikin jengah karena terus-menerus jodohin Captain sama si ini-itu; mirip modus abege yang sebenernya naksir sama cowok tapi berusaha jodoh-jodohin si cowok sama temen-temennya. Berasa agak garing gitu.

Overall oke lah filmnya, tapi buat saya ga sampe gimana-gimana sih. Ga berkesan dan nempel di hati. Maklum, ga gitu ngerti.

Score : 7.5

Need for Speed

Need for Speed

Semua orang tampaknya meng-underestimate film ini gara-gara tanpa sadar membandingkannya dengan Fast & Furious. Kasian dia, tak ada salah apa-apa tapi jadi bulan-bulanan masyarakat setempat. Karena iba, maka gw memutuskan untuk menontonnya. Tapi jujur itu pun terjadi karena semua film lain kebetulan sudah ditonton, dan ketimbang menonton film 4 Tahun di Rumah Hantu maka Need for Speed menjadi sangat menjanjikan dan berkilau.

Ternyata bin ternyata, setelah ditonton filmnya lumayan loh.. Ga bikin eneg karena sok keren, dan beneran asli sumprit mobil-mobilnya cakep banget, apalagi mobilnya Dino di balapan akhir, mantepnya tak terkira. Dove, mulus, hitam, simpel, elegan, keren, cakep, sempurna, dan kawan-kawan sejenisnya.

Okeh ceritanya adalah tentang seorang anak muda dan sahabatnya yang lagi balapan sama musuhnya. Musuhnya ini kemudian nyurangin mereka sehingga temennya itu mati gara-gara balapan itu. Abis mati, si penjahat kabur dan ngumpet dan menyajikan saksi palsu sehingga perbuatannya ga ketahuan. Jadilah si jagoan yang dikambinghitamin dan dipenjara beberapa tahun. Setelah keluar, tentu saja bara dendam menyala-nyala indah di hatinya, dan berencanalah dia balas dendam dengan mengalahkan si musuh di arena balap jalanan unik yang diselenggarakan oleh seorang veteran balap tersohor yang misterius.

Udah sih kisahnya gitu aja. Sederhana, simpel, ga terlalu high-class kayak Fast and Furious, tapi membuminya itu justru bikin kita jadi ga expect banyak-banyak dan karenanya bisa meninggalkan bangku bioskop penuh sisa popcorn dengan perasaan cukup puas. Itu my experience sih. Oh ya jangan lupakan view-view cantik di area balapan sepanjang jalan.

Jadi again menurut gw filmnya lumayan dan not bad dan cukup layak ditonton dan cukup menghibur.

Score : 7.5

The Monument’s Men

The-Monuments-Men-2013-Movie-Review

Temanya gw lumayan suka nih. Walaupun berbau perang, tetep ada unsur seninya, dimana sekelompok tentara yang sebagian besar amatir mengusung misi untuk menyelamatkan karya seni di seluruh Eropa, dari rengkuhan tangan Hitler di jaman kekuasaan NAZI. Gw suka prinsipnya : dikatakan bahwa Hitler cukup cerdas sehingga tahu bahwa menguasai budaya dan seni manusia akan menghancurkan peradaban mereka (kira-kira gitu deh) sehingga misi spesial ini harus dilakukan, otherwise sejarah akan tinggal sejarah dan tidak ada peninggalan lagi alias itu kiamat buat bangsa yang bersangkutan. Gw jadi aware akan hal ini setelah menonton film ini. Ternyata sebegitu penting ya benda-benda seni dan ternyata maknanya dalam banget. Sama seperti banyak orang awam pada umumnya, misi ini tentu saja penuh dengan cemoohan dan hinaan, apalagi tentara lain semua sibuk melindungi negara dan penduduk, eh gimana bisa malah ada sebatalyon tentara yang dedicated buat ngurusin patung, lukisan, dll. – ngapain, gitu?

Ya sudah jadi intinya film ini menceritakan tentang perjuangan mereka untuk menyelamatkan benda-benda seni ini, gimana mereka harus melacak keberadaan benda-benda yang sudah tersebar di seluruh penjuru Jerman dan negara-negara lain, gimana mereka harus mecahin kode untuk menemukan tempat persembunyian benda-benda ini, dan masih banyak lagi, plus jangan lupa bahwa taruhannya adalah nyawa. Para tentara dengan background seni ini untunglah memang punya passion yang sama sehingga mereka rela nuker nyawa dengan benda-benda seni ini, sampe’ di akhir President nanya ke komandannya, “Is this really worth it?”

Overall filmnya berjalan agak lambat, banyak percakapan, banyak jeda dan perenungan. Gw yakin ga semua orang bakal suka sama film sejenis ini. Anyway di luar plot yang agak lambat, gw suka banget soundtracknya yang ringan dan kocak, membuat film serius ini jadi lebih mudah dilahap.

Score : 7

300 – Rise of an Empire

300-Rise-of-an-Empire

Sekuel sebelumnya saya ga nonton nih, tapi pas lihat trailer 300 yang kedua ini, ih berasa keren banget walaupun aslinya saya ga terlalu suka film perang beginian. Ya sudah akhirnya nonton juga deh, dan somehow saya suka banget sama film ini! Padahal banyak feedback negatif soal film ini, mulai dari datar, ngantuk dan sejenisnya. Gatau ya, saya kok malah enjoy aja nontonnya.

1. Saya ngerasa si jagoannya lumayan keren dan berkharisma biarpun nggak terkenal. Walaupun statement-statement pidatonya standard dan ga menggugah-menggugah banget, tetep tuh saya ga bergidik-gidik ilfeel ngeliatinnya. Terus si pemeran jenderal cewek yang jahat dan bertampang dingin itu, Eva Green, juga menurut saya keren dan cantik. Seneng aja ngeliatnya. ‘Dapet’ banget feel sadisnya. Eeeh tambahan lagi, dasar aneh, saya juga demen sama si raja jahat yang berpakaian ala Mesir itu, dengan segala eye-liner dan aksesori di wajah serta tubuhnya. Kayake cool banget gitu tuh orang. Ah saya memang selalu demen sama bad-guy 🙂

2. Ceritanya sebenernya standard, tapi saya suka gimana mereka menyambungkan keseluruhan cerita dengan sekuel pertama. Banyak orang bertanya-tanya, sebenernya nih film sekuel atau prekuel dari 300 yang pertama, dan jawabannya ternyata ga dua-duanya. Jadi sebenernya cerita ini paralel sih dengan film 300 yang pertama. Nah, nyambungin kisahnya itu yang menurut saya keren.

3. Masih soal cerita, yang juga saya suka adalah adu strategi yang terjadi antara si jagoan dan lawannya. Keren aja gimana mereka harus adu licik untuk memenangkan pertarungan di laut yang superganas dengan ombak dan badai.

Overall filmnya jelas sangat berdarah-darah dan sadis, tapi again tetep saja saya suka 🙂 So dark and gloomy.

Score : 8

Mr. Peabody & Sherman

untitled

Lagi banyak nih film karton yang ga menarik akhir-akhir ini – makanya begitu lihat trailer film ini, saya langsung demen banget, soalnya tokohnya lucu-lucu, gambarnya bagus, ceritanya menarik dan yang terpenting, temanya itu loh : ada unsur travellingnya! Menyenangkan banget 😀

Jadi ceritanya sih tentang seorang anjing super pintar nan jenius yang mengadopsi seorang anak manusia, yang namanya Sherman. Nah pas sekolah Sherman ini di-bully sama temen ceweknya, karena punya ayah seekor anjing. Ya sudah akhirnya terjadilah perkelahian dan Mr. Peabody jadi terancam kehilangan hak asuh Sherman karena dianggap ga bisa mendidik Sherman dengan baik.

Abis itu Mr. Peabody pun mengundang keluarga si cewek untuk berbaikan. Dan di sanalah Sherman diam-diam memperkenalkan mesin waktu buatan Mr. Peabody untuk menarik perhatian si cewek yang sebenernya ditaksirnya itu. Dimulailah perjananan seru mereka.

Setelah ditonton, filmnya ternyata agak jelek dengan cerita yang maksa dan ga masuk akal. Agak ragu ngajak anak-anak nonton film ini karena messagenya agak aneh, dimana seorang anjing mengadopsi anak manusia, belum lagi di ending semua orang berseru “I am a dog! I am a dog!” demi membela si anjing. Sebenernya tujuannya baik sih, si film berusaha nunjukkin bahwa manusia juga sayang dan bela sama anjing (dalam hal ini si Mr. Peabody) tapi tetep aja jadinya kok agak sesat ya? Hehe..

Selain cerita yang agak maksa, ada banyak bagian yang lumayan saya suka dari film ini kok, misalnya :

1. Travellingnya 😀 Menyenangkan ngeliat berbagai negara dalam berbagai dimensi waktu, mulai dari Mesir dengan Raja Tut something-something, Perancis dengan Marie Antoinette-nya, Eropa dengan Monalisanya, Yunani dengan Perang Troy-nya dan banyak lagi. Terus jangan lupa bahwa semua cerita itu bener-bener disesuaikan dengan background sejarah. Keren deh..

2. Suka juga sama scene-scene film yang ilmiah banget, misalnya gimana Mr. Peabody berusaha meloloskan diri dari tiang pacung dengan menggunakan trik pantulan cahaya matahari ditambah beberapa perhitungan rumit soal jarak, gravitasi, dll. Soal teknis mesin waktu yang diterapkan juga cukup masuk akal, walaupun tetep aja saya at the end ga terlalu ngerti prinsip ruang dan waktu itu.

Overall, dari sisi cerita, sebenernya bukannya bilang jelek sih, cuma ‘agak jelek’ aja 🙂

Score : 7

image_48_1

Nonton di bioskop itu buat saya adalah aktivitas yang agak-agak nagih dan bak nirwana sesaat – bikin kita lupa akan sekitar selama beberapa waktu, dimana kita melanglangbuana ke dunia khayal.

Beberapa point soal nonton bioskop :

1. Agak susah ngejelasin mengapa bioskop itu buat saya tempat yang menyenangkan. Begitu masuk aja, campuran aroma popcorn dan yang lainnya (gatau apaan lagi) udah semerbak banget, bikin perasaan langsung damai dalam sekejap, bahkan lagu-lagunya pun selalu bikin terhanyut. Kadang saking sukanya sama instrumen-instrumen yang suka diputar di area cinema (baik di dalam maupun di luar ruang teater), saya sampe’ penasaran pingin nanya itu CD lagu apaan. Habisnya enak-enak banget, apalagi yang berbau jazz dan klasik.

2. Masih terkait lagu, saya demen banget sama lagu iklan Barco. Itu tuh, iklan yang sering diputer menjelang film dimulai, yang menyajikan anak kecil dan kunang-kunang. Lagunya menyenangkan banget, model film-film Disney gitu 

3. Hampir semua orang sering takjub setiap kali mereka tahu bahwa saya sering nonton sendiri. Mungkin kesannya kasihan dan pathetic banget kali ya, cewek nonton sendirian di bioskop. Ada benernya juga sih, tapi kok saya kayaknya ngerasa fine-fine aja ya? Enjoy-enjoy aja gitu, walaupun memang sih sering nerima tatapan prihatin dari mbak-mbak yang jaga counter tiket ataupun dari yang jaga pintu, plus jangan lupakan para penonton lain yang duduk di kiri kanan dan aware bahwa seorang cewek duduk sendirian. Entahlah mungkin udah biasa aja kali. Saya pernah loh sendirian seorang diri beneran di satu teater tanpa penonton lain, dan asli rasanya lumayan menyeramkan. Untunglah di pertengahan film tau-tau masuk satu orang cowok dan duduk di tengah. Tadinya pas dia masuk, saya langsung paranoid banget dan posisi duduknya langsung tegang. GR banget yah.. untunglah ternyata dia sesama penonton juga. Saya juga mulai lumayan sering nonton sendirian hari Minggu dan langsung marathon 2-3 film. Ih menyenangkan banget!

4. Seperti biasa, saya paling benci kalo‘ telat pas datang nonton, karena saya bakal ketinggalan trailer-trailer keren di awal film, belum lagi suasana bioskop yang udah gelap dan bikin mata kita ga keliatan, plus kan jadi ganggu penonton lain juga. Mungkin karena inilah saya juga lebih suka nonton sendiri – ga ribet dan kudu nunggu-nungguin orang, apalagi kalo‘ orangnya telat, dimana saya bisa jadi super bete, walaupun ‘cuma‘ ketinggalan trailernya. Buat orang lain mungkin saya rada psycho, tapi ya memang saya ga suka telat, titik.

5. Saya sampe‘ sedikit hafal kapan film-film baru bakal turun setiap minggunya. Yang pasti sih antara Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat, itu biasanya ada film yang turun, tapi ga fix juga. Biasanya film yang keren-keren akan turun di Jumat, tapi again itu juga bukan jaminan. Pokoknya Jumat hari yang lumayan bikin semangat karena pasti ada satu film baru bakal nongol.

6. Saya lebih suka nonton di 21 daripada Blitz, gatau kenapa, walaupun marketingnya Blitz memang kenceng banget. Suasana ruangan, teks filmnya dll. semua jauh lebih menyenangkan di 21. Plus di Blitz juga biasanya sinyal telepon hilang di dalam ruang teaternya. Oh ya jangan lupakan soal bangku dimana bangku Blitz itu tegak dan keras sementara bangku 21 biasanya lebih empuk, apalagi bioskop favorite saya sepanjang masa, EX.. Iiiih udah bangkunya empuk, lega lagi.. Beneran nyaman banget. Jangan kuatir soal mahalnya karena bulan-bulan terakhir ini hampir semua bioskop turun harga. Weekend di EX cuma Rp 50,000 saja.

7. Terkait dengan translation bahasanya, saya kadang benci banget sama pihak 21 yang translatenya suka ngasal dan ga sesuai konteks. Itu kan fatal banget! Bisa kesel banget sampe desperate karena gatau harus hubungin siapa untuk complain. Saya pernah coba complain lewat Twitter tapi ga ngefek tuh.

8. Saking seringnya nonton dan otomatis nyaksiin trailer, iklan dll., saya juga sampe‘ hafal sama nama si penandatangan di badan sensor dll. yakni Mukhlis Pa‘eni (eh kalo‘ ga salah sih). Penting banget ga sih informasi ini, Saudara-Saudara?

9. Saya paling demen film dengan cerita yang unik dan keren seperti cerita The Curious Case of Benjamin Button, The King Speech, atau sejenis itu. Cerita dengan background sejarah/kisah nyata saya juga suka. Film genre lain yang menarik juga adalah thriller/horor. Ih nyenengin banget tegang-tegang gitu biarpun kebanyakan juga saya merem. Terus film karton atau komedi dan drama juga saya suka. Ah, pokoknya banyak deh genre yang saya suka, kecuali genre action kayak cerita obat bius, perang, mafia, bunuh-bunuhan dll. Superhero juga sebenernya saya ga gitu suka – mungkin karena genrenya action, cuma ya biasanya kalo’ ditonton memang keren sih, apalagi Iron Man yang bikin megap-megap itu saking cool-nya. Eh iya film India, Indonesia, dan Asia lain juga biasanya saya ga gitu suka. Nanti postingan tentang film favorite saya sepanjang masa akan menyusul ya 😀

Demikian sekilas tentang dunia perfilman ala saya 😀

image

Ini dia jenis film yang saya suka. Cerita tentang surat ancaman dalam pesawat yang berbuah pembunuhan, dimana si jagoan (dalam hal ini Liam Nelson) sang sheriff udara harus berjuang menemukan si peneror dan menyelamatkan seluruh penumpang. Wiiih kebayang kan serunya? Walau hanya bersetting di satu tempat yakni di pesawat, jelas aura ketegangan sudah sangat terasa bahkan sejak kali pertama menyaksikan trailernya.

Dan benerlah, sepanjang film saya ikut dag dig dug menanti detik demi detik guliran cerita mulai dari awal sejak pesan petama dikirimkan si penjahat. Penasaran terus menohok-nohok minta dipuaskan. Perasaan pun terbagi dua, mulai dari tak rela cerita berakhir sampai kepingin ending cepat terkuak. Yah demikianlah sampai akhir saya begitu menikmati film ini. Saat tegang, cewek yang duduk di sebelah saya sibuk “kyaaa.. kyaaa..” sambil merapat ke pasangannya, sementara saya hanya bisa puas dengan mencengkeram tepian bangku erat-erat. Nasib..

Namanya film tentu saja ada banyak kelemahan di sana-sini. Tapi gatau, di akhir saya hanya bisa merasa nyeri dan ngeri akibat menyaksikan film ini – sensasi yang tak kunjung hilang dalam setengah jam usa film. Seperti masih terus tersedot dalam ketegangan film dan seluruh faktor kelemahan cerita seperti menguap dan termaafkan tanpa tedeng aling-aling.

Pokoknya sebuah pengalaman yang menyentak adrenalin, menyaksikan aksi demi aksi berburu dengan waktu seperti yang disajikan film ini. Akting Liam Nelson juga cukup OK, sementara keberadaan Julianne Moore menurut saya tak banyak membuat perbedaan di film ini, tapi masih bisa dinikmati. Saya pun sempat menebak-nebak siapa si penjahat, walau akhirnya salah.

Score : 8

Robocop

robocop_poster_p_2013

Menurut saya, Robocop ini bagus juga ceritanya loh.. Dari awal udah lumayan kebangun plotnya, kekerenan teknologinya juga jangan ditanya. Plus I love si presenter teve yang aktingnya menurut saya mumpuni banget. Sangat natural, berwibawa dan bener-bener bikin kita dapet feel-nya.

Aktingnya si Robocop sendiri juga menurut saya lumayan OK. Berasa banget getir dan putus-asanya; perbedaan karakter saat emosinya netral maupun saat emosinya diambil-alih sama mesin kelihatan banget.

Sayangnya hubungan emosi antara si Robocop dengan keluarganya ga terlalu terasa alias datar-datar aja. Jadinya kurang greget dikit. Coba kalo’ sedikit dipoles aja, pasti bakal lebih bikin nempel di hati paska udahan nontonnya.

Kekurangan lainnya adalah cerita yang kadang bikin saya ga gitu ngerti dan bertanya-tanya, “eh kok begitu ya?”, “eh, kok begini ya?” dan ga berhasil dapat jawabannya. Tapi itu sih sayanya aja kali ya yang dodol. Sedikit ketidakmasukakalan juga beberapa kali terjadi, tapi normal lah dalam film-film superhero begini dan masih sangat termaafkan.

Score : 8

The Legend of Hercules

1947121

Seperti banyak mitos yang dituangkan dalam bentuk film, The Legend of Hercules pun ga punya sesuatu yang istimewa. Standard, tidak menohok, tidak berkesan.

Ceritanya tentang seorang anak hasil hubungan dengan dewa yang kemudian dibenci oleh ayah angkatnya dan diperlakukan tidak adil dibanding kakak tirinya. Seluruh dunia seolah memusuhinya dan hanya ibu serta pembantu prianya seorang yang setia dan menyayanginya. Kebencian sang ayah dan saudaranya berujung pada usaha pembunuhan Hercules di Mesir, yang sayangnya gagal dan membawanya ke dunia semacam gladiator. Kepiawaiannya dalam bertarung membawanya kembali ke negeri asalnya, juga demi menjemput wanita yang dicintainya. Klise, kisah pun berakhir happy ending walau banyak berjatuhan korban.

Picisan, mungkin itu satu kata yang tepat untuk film ini – bak menonton sinetron saja.

Score : 6.5

The Expatriate

Expat

Sebenarnya, seperti yang sudah sering saya sebut, saya ga terlalu suka film-film action semacam ini. Tapi ya sudah namanya juga gila nonton, ya disantap juga deh.

Ceritanya tentang seorang ekspatriat yang ternyata ex CIA dan sekarang kudu merawat anak perempuannya karena istrinya sudah meninggal. Dijebak dalam suatu rencana licik nan besar-besaran, dia kini harus berjuang mendapatkan kembali identitasnya, dan diburu sana-sini bersama putrinya juga.

Plotnya cukup rumit, dari awal kita sudah dibikin mengerutkan kening dan menebak-nebak alur cerita. Cukup banyak intrik dan persekongkolan serta tokoh yang terlibat, kalau ga cukup cepat mencerna seperti saya dengan otak yang terbatas, pasti at the end jadi ngeluh-ngeluh sendiri karena merasa ga ngerti jelas keseluruhan cerita. Dari sisi ketegangan, lumayan tegang juga. Tapi yang pasti si tokoh yang kharismatik bikin kita (saya) demen ngeliatnya.. Aaron Eckhart ini adalah si pemain tokoh presiden USA di film Olympus Has Fallen.

Overall lumayan juga filmnya, asal punya otak cukup encer dan konsentrasi tinggi.

Score : 7.5

Comic 8

comic-8-poster

Banyak respons positif terhadap film komedi satu ini –mungkin mengacu pada tokoh-tokoh stand-up comedy-nya yang memang patut diacungi jempol dalam kiprahnya di dunia stand up comedy Indonesia, namun entah kenapa saya masih belum bisa menikmati film ini sama sekali. Saya hanya ketawa tulus 1-2 x,  itupun hanya dari 2-3 orang pemainnya saja (yang menurut saya beneran lucu natural), yakni si Kribo Papua dan 2 orang gemuk yang saya lupa namanya. Sisanya yang notabene stand up comedian super profesional seperti Panji, Kemal si Arab, dan Ernest serta Indro, menurut saya tampil kurang greget, tapi ga ngerti juga apakah memang role/perannya yang memang bukan tipe ceplas-ceplos sehingga kelucuannya ga terasa.

Ada banyak unsur pula yang dimasukkan dalam film ini sebagaimana show stand up comedy pada umumnya : rasisme (yang memang topik netral dalam dunia mereka – bagus untuk mendidik anak bangsa supaya punya pemahaman seragam bahwa suku dan ras bukan topik tabu untuk dibicarakan – malah bisa menggalang satu rasa toleransi yang tinggi bila dihadapi dengan kepala dingin dan kedewasaan), budaya berbahasa inggris yang meracuni bangsa kita, dan masih banyak lagi, tapi menurut saya saking semua topik mau dimasukkin, akhirnya kesan yang didapat malah sepotong-sepotong alias ga menyatu dengan film.

Dan lagi-lagi seperti formula film komedi Indonesia pada umumnya, tetap saja dibutuhkan seorang wanita cantik berdada montok yang buka-bukaan sepanjang film seolah untuk menyihir para penonton (pria). Saya pribadi ga ngerasa ada suatu nilai tambah sih dengan kehadiran seorang Nikita, tapi mungkin ada point lain yang tidak bisa dilihat oleh mata seorang saya. Abaikan saja opini dangkal saya.

Keseluruhan cerita menurut saya berjalan alot dan membosankan, banyak dialog tidak perlu dan bertele-tele. Overall, tidak perlu berpanjang-lebar, saya tidak merasa film masuk dalam kategori berkesan. Hanya bagian pertama, saat mereka semua satu per satu mengajukan tuntutan pada Jokowi yang berkesan. Satu pembukaan yang epic yang sayangnya tidak diikuti oleh ceritanya.

Score : 5.5

Pompeii

pompeii-movie-m

Tadinya saya ga gitu tertarik lihat bagian awal trailer film ini, karena sepertinya cuma another gladiator movie saja. Eh di belakangnya baru keliatan bencana gunung meletusnya yang tersohor itu, dan langsung saya lonjak-lonjak dalam hati karena kesenangan. Siapa sih yang gatau tentang Pompeii dan Gunung Vesuviusnya (kalo’ ga salah ahaha) serta bencana yang melandanya, yang merupakan versi mirip Atlantis? Ah yah pastinya banyak sih yang ga aware. Tapi intinya, tema sejarah dan bencana alam seperti ini memikat buat saya.

Ceritanya adalah tentang perjuangan seorang gladiator dalam membebaskan dirinya, dan kemudian mengalami jatuh cinta sama putri pejabat, diperlakukan ga adil bla-bla-bla dan akhirnya hendak dibunuh oleh calon suami si putri pejabat. Tau-tau gunung meletus, semua orang pontang-panting melarikan diri, dan si cowok pun tentu saja harus menyelamatkan si putri yang ceritanya tersekap di sebuah gudang. Aaaah familiar kan dengan cerita semacam ini?

Pas ditonton, mirip-mirip The Legend of Hercules, ceritanya lagi-lagi klise. Si cowok pemeran utama tampil datar tanpa ekspresi –mungkin ceritanya karena emosinya sudah habis digerus derita atau apapun itu. Lalu si cewek juga ga cantik ya, jadi bikin kurang betah mandanginnya, dan cerita cinta mereka ga terlalu gimana-gimana banget. Ahhhh ya sudahlah pokoknya ceritanya standard saja dan tidak terlalu berkesan, tapi keseraman karena bencana gunung meletusnya cukup melekat di hati, apalagi bertepatan dengan peristiwa Gunung Kelud dan Gunung Sinabung.

Score : 7

I, Frankenstein

i_frankenstein_ver8

Reseeeh kirain ni film berbau drama, since ada kata Frankenstein-nya. Saya udah napsu banget nonton ni film karena memang Franskenstein kan super keren ceritanya dan sangat kelam. Eh ternyata bin ternyata ceritanya malah versi Underworld gitu, ya ampun.. vampir-vampiran, perang-perangan, dan segala macam. Basi banget, benci aku, merasa tertipu dan goblok banget karena kebetulan ga ngecek ceritanya.

Ceritanya ya tentang Frankenstein pasca ngebunuh tuannya, dan ternyata dia itu dicari-cari oleh para iblis dll. Kalo ga salah buat dijadiin sekutu. Maka kaum malaikat (atau sejenis itulah, pokoknya orang baeknya) pun berusaha merebut kembali Frankenstein. Gitu deh.

Bukan berarti ceritanya ga bagus ya, karena jujur setengah jam terakhir saya ketiduran, asli ketiduran banget, dan bener-bener ga ngerti gimana endingnya. Kalo‘ demen cerita-cerita model Underworld ya mungkin bakal demen sama film ini.

Score : 6

Endless Love

endless

Ahhh, film ini ringan sekali, bener-bener ringan sampe‘ isi ceritanya pun seolah ga ada. Sesuai namanya, ceritanya tentang pasangan muda-mudi yang jatuh cinta, tapi bak telenovela, semua ga berjalan lancar karena si cewek anak orang kaya sementara si cowok anak orang miskin. Standard banget kan. Jadi ya sepanjang film isinya tentang manis-pahitnya hubungan mereka. Akankah semuanya berjalan happy-ending? Silahkan tebak sendiri.

Walaupun ceritanya asli cheesy banget dan abege banget, entah kenapa keringanannya justru memikat. Emang sih penonton yang udah dewasa mungkin bakal geleng-geleng kepala karena bakal ngerasa ni cewek goblok banget, khas remaja yang buta mata begitu jatuh cinta gitu deh, yang ngorbanin sekolah dll. hanya demi seorang cowok, tapi sepertinya sah-sah saja deh melihat kebegoan ini karena toh semua dari kita juga kemungkinan besar pernah menghadapi masa-masa bego dan jatuh cinta seperti ini. Jadi ya saya sih enjoy-enjoy aja nonton film ini J Lagian ceweknya cantik, cowoknya juga ganteng, jadi ya sudah semuanya mendukung.

Buat yang lagi dimabuk cinta, nonton film ini bakalan asoy banget. Tapi buat yang jomblo, ya palingan gigit-gigit jari mupeng aja.

Score : 7.5


Fanny Wiriaatmadja

Follow Fanny Wiriaatmadja on WordPress.com

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 1,713 other subscribers

Memories in Picture - IG @fannywa8

No Instagram images were found.

Blog Stats

  • 594,772 hits

FeedJit

Archives

Categories

Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
Jia Effendie

Editor, Translator, Author

Dream Bender

mari kendalikan mimpi

catatan acturindra

sekelumit cerita penolak lupa

JvTino

semua yang ada di alam ini bersuara, hanya cara mendengarnya saja yang berbeda-beda

Rini bee

Ini adalah kisah perjalanan saya. Kisah yang mungkin juga tentang kamu, dia ataupun mereka. Kisah yang terekam di hati saya. Sebuah karya sederhana untuk cinta yang luar biasa. Sebuah perjalanan hati.. :)

hati dalam tinta

halo, dengarkah kamu saat hatimu bicara?

Agus Noor_files

Dunia Para Penyihir Bahasa

kata dan rasa

hanya kata-kata biasa dari segala rasa yang tak biasa

Iit Sibarani | Akar Pikiran

Akar Pikiran Besar Mengawali dan Mengawal Evolusi Besar

cerita daeng harry

cerita fiksi, film, destinasi dan lainnya

Dunia Serba Entah

Tempatku meracau tak jelas

Astrid Tumewu

i am simply Grateful

Mandewi

a home

FIKSI LOTUS

Kumpulan Sastra Klasik Dunia

Meliya Indri's Notes

ruang untuk hobi menulisnya

anhardanaputra

kepala adalah kelana dan hati titik henti

catatanherma

Apa yang kurasa, kupikirkan...tertuang di sini...

Rido Arbain's Personal Blog

Introducing the Monster Inside My Mind

Sindy is My Name

Introducing the Monster Inside My Mind

MIZARI'S MIND PALACE

..silent words of a silent learner..

Nins' Travelog

Notes & Photographs from my travels

Gadis Naga Kecil

Aku tidak pandai meramu kata. Tapi aku pemintal rindu yang handal.

lalatdunia's Blog

sailing..exploring..learning..

GADO GADO KATA

Catatan Harian Tak Penting

Maisya

My Thought in Words and Images

Luapan Imajinasi Seorang Mayya

Mari mulai bercerita...

hedia rizki

Pemintal rindu yang handal pemendam rasa yang payah

Catatannya Sulung

Tiap Kita Punya Rahasia

chocoStorm

The Dark Side of Me

copysual

iwan - Indah - Ikyu

nurun ala

menari dalam sunyi

Rindrianie's Blog

Just being me

Nona Senja

hanya sebuah catatan tentang aku, kamu, dan rasa yang tak tersampaikan

https://silly-us.tumblr.com/

Introducing the Monster Inside My Mind

Doodles & Scribles

Introducing the Monster Inside My Mind

All things Europe

Introducing the Monster Inside My Mind

The Laughing Phoenix

Life through broken 3D glasses. Mostly harmless.

miund.com

Introducing the Monster Inside My Mind

Dee Idea

Introducing the Monster Inside My Mind

DATABASE FILM

Introducing the Monster Inside My Mind

www.vabyo.com

Introducing the Monster Inside My Mind

amrazing007 tumblr post

Introducing the Monster Inside My Mind

The Naked Traveler

Journey Redefined

~13~

Introducing the Monster Inside My Mind