Fanny Wiriaatmadja

Archive for the ‘Old Post (Facebook/Friendster)’ Category

Old post @ Faceboook, by 2008

send-pictures-phone-facebook-1

Hari ini gw belajar dan semakin diteguhkan soal “percaya dan tunggu saja..”

Gw cuma kebetulan lagi bengong saja dan teringat akan seorang yang pernah gw sayang, begitu gw sayangi..

Gw ingat akan hubungan yang begitu dalam yang kami pernah jalani, dan sejarah detail itu pun muncul…

Satu hal yang mendadak muncul adalah mengenai SMS.. Gw ingat, setiap kali gw mengirimkan SMS, dia pasti membalas dengan cepat. Seakan HP selalu ada dalam genggamannya, dan seakan memang HP itu terdedikasi hanya untuk menerima SMS dari gw..

So everytime gw terbiasa dan dibiasakan untuk selalu menerima balasan SMS dengan cepat dari dia, atau jawaban telepon dari gw, pada dering kesekian. Dia tidak pernah menunda.. sampai akhirnya kebiasaan dimanja ini pun membuat gw ‘besar kepala’. Someday untuk yang pertama kalinya, dia tidak merespons dengan cepat, membuat hati gw menjerit, antara marah, kesal dan penasaran, tidak lupa dengan pikiran macam2.. Gw SMS berkali-kali lagi. tapi tetap tidak ada respons.

Setengah jam kemudian baru ada balasan.. simple, dia sedang menguras bak kamar mandi, berhubung tidak ada pembantu.. Tentu saja susah kalo sambil bawa2 HP ke kamar mandi.

Dan gw pun maklum..

Kejadian serupa berlangsung lagi sekitar 2-3 x, disertai respons marah yang sama dari gw. Kejadian ketiga, alasannya membuat gw tidak bisa marah sama sekali : saudaranya pingsan dan dia langsung bawa saudaranya itu ke RS.. panik, sehingga tidak ingat membawa HP.

Dan beberapa kali kejadian itu pun membuat gw berubah.. dia tetap sama.. dia tidak akan berubah.. kalau dia memang bisa, dia akan membalas dan merespon setiap SMS & telepon gw dengan cepat, saat itu juga.. tapi kalau ternyata dia tidak membalas dan tidak merespons, artinya memang ada sesuatu yang membuat dia tidak bisa menjawab dengan cepat.. bukan karena dia tidak mau.. bukan karena dia malas.. bukan karena dia sengaja menunda-nunda.. bukan…. Dia tidak akan melakukan itu karena gw tahu rasa sayangnya akan mencegah dia melakukan penundaan.. rasa sayangnya akan membuat dia selalu stand-by untuk menanggapi apapun ‘panggilan’ gw.. kalau dia tidak merespons, artinya cuma satu.. dia tidak bisa menjawab saat itu.. tapi yang pasti dia akan menjawab, dia akan merespons, sesegera mungkin begitu waktunya tepat..

Jadi tidak perlu marah, kesal, geram, penasaran… percaya saja.. dan tunggu saja… pasti ada suatu alasan..

Dan gw pun terhenyak.. Bukankah Yesus juga begitu?? Apapun doamu, kalau memang Dia bisa, Dia akan langsung mereponsnya.. tapi kalau memang Dia belum merespons, pasti ada sesuatu yang membuat seperti itu.. bukan karena Dia sengaja, bukan karena Dia jahat.. tapi pasti ada sesuatu alasan, yang belum bisa kita mengerti.. Entah itu waktunya.. atau yang lainnya.. Dia terlalu sayang pada kita untuk bisa melakukan penundaan.. jangan pernah berpikir macam2, yang negatif tentang Dia.. pasti ada sesuatu alasan…..

Percaya saja.. dan tunggu saja akan responsNya.. Niscaya kita akan diam dan mengerti begitu kita bisa melihat alasan Dia ‘menunda’ untuk merespons kita.. Dan kita akan mengangguk penuh rasa malu melihat alasan penundaan itu…. It surely the best for us..

Old post @ facebook by 2010 – tribute to my old best friend, Jojo & Ester

Jangan berharap akan sebuah sejarah yang inspiratif atau sebuah histori yang mengguncang..

Semua dimulai hanyalah dari formula sederhana nan aneh yang berbunyi :

(Sandal + Facebook)jomblo = Trio Kwek-Kwek

Di sebuah siang hari yang mengundang amarah karena teriknya, hanya seorang Kwak yang tertarik untuk berada di bawah panas matahari untuk mencari alas bagi kakinya yang berukuran melebihi rata2 kaki orang normal, di daerah Ambassador.

Sementara itu dua orang perempuan malas lainnya sedang asyik berleha-leha di rumah..

Kwik sedang memeras otak bertanding catur dengan adiknya di rumah, dan sukses meraih kemenangan. Pada saat mengupdate kemenangannya tsb. di Facebook tercinta, muncullah Kwek yang ternyata memang sedang asyik ber-on-line-ria.

Kwak yang sudah berhasil mendapatkan sandal, dengan tidak mau kalahnya ikut dalam kancah per-comment-an di Facebook. Bertemulah 3 bakal calon Trio Kwek-Kwek tsb, tanpa pernah sedikitpun terbersit dalam benak mereka, akan sebuah masa depan persahabatan yang menanti penuh harap di hadapan mereka.

Dimulailah percakapan-percakapan tidak penting yang diawali dengan sandal yang baru saja dirampok Kwak dengan biaya, dari sebuah toko.

Percakapan tsb.dengan tidak tahu malunya melangkah maju, membawa kami semua ke sebuah ajakan untuk nonton, yang entah berasal-muasal dari mana.

Sebagai jomblo-jomblo pengangguran yang selalu available di saat weekend, maka rencana untuk pergi pun kami sambut dengan penuh sukacita, dan terjadilah pertemuan perdana Trio Kwek-Kwek di EX, diawali dengan makan Fish & Co dengan komitmen awal “Hanya ngemil saja..” dimana Fish & Cips-nya ternyata adalah penipu ulung yang mengisi perut kami habis-habisan bagaikan menyantap main-course, dilanjutkan dengan nonton Wolverine bareng.

Setelah itu Gelatissimo menggoda kami sehingga kami pun menyantap es krim yang next-nya sangat highly not-recommended karena mahalnya dan porsinya yang sedikit, ditambah pula sedikit aksi foto-foto centil dengan kamera Kwek yang sama centilnya dengan orangnya.

Demikianlah sejarah awal Trio Kwek-Kwek..

Selanjutnya sarana email yang disediakan kantor untuk disalahgunakan habis-habisan oleh karyawan, kami manfaatkan secara efektif untuk menunjang kelangsungan hidup persahabatan Trio Kwek-Kwek.

Hasilnya sangat luar biasa, dan tumbuhlah rasa kasih sayang di antara kami, yang didasarkan asas simbiosis parasitisme alias satu dirugikan, yang lain diuntungkan atau bahasa gaulnya adalah asas pemerasan.

Selain itu, karena kami menjunjung tinggi asas keadilan, semua personil kebagian kesempatan memeras dan diperes.

Starbucks adalah salah satu saksi bisu aksi tindak pemerasan yang kami lakukan satu sama lain. Semuanya, walaupun dengan perasaan amat sangat tidak rela merogoh kocek untuk diperas, pada akhirnya setuju bahwa pemerasan itu semakin mengukuhkan persahabatan kami.

Dan begitulah, sampai kini Trio Kwek-Kwek tetap eksis…..

**************************

Dear Trio Kwek-Kwek,

Sahabat-sahabat yang sangat kusayangi dengan tulus..

Yang sungguh selalu menyinari hari-hariku dan membangkitkan semangat kerjaku dengan milis-milis tidak jelas kita..
Yang selalu membuatku menjadi orang autis di depan PC sekaligus orang gila dengan tertawa terkikik-kikik tertahan bagaikan orang dengan asma yang akut..
Yang selalu membuat mataku berkaca-kaca menahan tawa di tengah ruang kerja yang sunyi senyap
Yang membuat jari-jariku semakin lentik dengan seringnya mengetik dengan kecepatan tinggi di kancah milis tersayang kita
Yang membuat tugas2 kerjaanku sehari-hari memprotes iri karena tidak dipedulikan dan diprioritaskan seperti biasa..

Kwak yang sangat lucu dengan komentar-komentarnya..
Yang pendiam di awal-awal tapi semakin merajalela gilanya di akhir-akhir..
Sedikit, bahkan super-narsis..
Menyukai wanita teramat-sangat dengan segala kemontokan mereka..
Bersahabat akrab dengan sariawan dan obat-obatannya..
Rela belajar menyanyi dan menghafal lagu Jay Chou demi kami, para sahabatnya..
Rela jatah menyanyinya di karaoke berkurang demi melihat kebahagiaan kami menyanyi lagu Mandarin yang bukan area keahliannya..
Kwak yang selalu menghibur kami dengan pekikan, lengkingan dan jeritannya di kala menyanyikan lagu slow rock..
Dan menggoyang kami dengan jogetan ‘Inikah Namanya Cinta’-nya..
Jonawan, Jonarsis.. Jonathan Sariawan.. Jonathan Narsis..

Kwek yang jauh dari kami secara geografis, tapi dekat dan lekat di hati..
Kwek yang belajar dengan cepat cara memeras orang..
Kwek yang makan dengan lahap sampai membuat kami penasaran ingin memfotonya..
Kwek dengan HP-nya yang banyak dan gadget-gadget lainnya – dan yang tidak dapat hidup tanpa Ipod-nya..
Kwek yang mendukungku begitu rupa untuk menjadi menyebalkan di saat karaoke dengan cara mendominasi menyanyikan lagu-lagu mandarin..
Kwek yang sangat setia kawan dan sangat bela dengan sahabat-sahabatnya..
Kwek yang selalu membagi rahasia dan percaya bahwa kami dapat diandalkan untuk menyimpan rahasianya erat-erat.
Esteress.. Ester Pemeress…

Dear My Trio Kwek-Kwek,

Kwik ingat saat Kwik berkeringat dingin hendak dizolimi oleh keluarga Han di MC Café..
Betapa 1 saja SMS permohonan Kwik mampu mendatangkan kalian dengan sigapnya untuk mendampingi Kwik, menolong Kwik, dan mensupport Kwik.. bahkan di larut malam seperti itu..

Kwik ingat saat Kwik sakit dan dengan tidak terduganya kalian datang menjenguk Kwik di rumah, walaupun dengan sambil berharap-harap mama Kwik yang pandai memasak membuatkan banyak makanan untuk kalian lahap..

Kwik ingat saat kalian memahami situasi Kwik saat ini dengan adanya seorang pendamping.. Saat kalian mengerti bahwa waktu Kwik kini terbagi.. Dan Kwik takjub saat kalian tetap menganggap Kwik bagian dari Trio Kwek Kwek kita, walaupun sempat terpikir mencari dan merekrut anggota baru – yang semuanya Kwik tolak mentah-mentah dengan berbagai alasan yang dibuat-buat, karena dengan noraknya Kwik anggap tidak ada seorangpun yang sanggup menggantikan Kwik, kecuali kakek tua Kwik – idola Kwik.. (*sayangnya gantian kalian yang menolak mentah2)

Kwik ingat mengenai setiap ejekan demi ejekan kita yang non-stop hari demi hari.. tidak pernah ada salah paham, tidak ada tersinggung.. Kita tahu bahwa ‘jelek!!’ , ‘hoeeekkkk…’, ‘Rese!!!’, dan banyak lagi ejekan lain, semuanya ambigu, dengan arti lain : ‘Aku sayang kalian’..

Kwik ingat mengenai rencana pernikahan bersama kita, dengan Kwak yang berjanji akan membayar semua biaya pernikahan.. No Indonesian food, itu janji kita bersama.. Betapa menakjubkannya seandainya itu sungguh bisa terjadi, berdiri dengan mempelai kita masing-masing sekaligus dengan para sahabat kita di altar.. Isn’t that wonderful??

My Kwak and Kwek,

Kalian harus tahu bahwa walaupun waktu Kwik kini terbagi, bagian hati Kwik tetap ada untuk kalian.. didedikasikan khusus untuk kalian.. dan tidak bisa dipecahbelah, direnggut, direbut, dan digantikan oleh apapun dan siapapun..

Betapa kalian sangat berharga untuk Kwik, dan Kwik berharap waktu tidak membuat jalinan persahabatan kita lekang.. berharap bahwa anak cucu kita mengenal histori kita..

Kwik bermimpi saat orang menanyakan definisi sahabat dan persahabatan, kita akan menyodorkan nama Trio Kwek-Kwek..

Amin..

– Menulis ini dengan haru yang membuncah,
Kwik

Another old post @ Facebook, 2010

paulo_coelho_guerrerodelaluz

Sebagian cerita yang gw suka dari buku Zahir karya Paulo Cuelho :

* Di pemakaman ibunya, seorang wanita bertemu seorang pria tidak dikenal yang nampaknya mengenal keluarganya. Dia jatuh cinta pada pria tidak dikenal tsb. dan berusaha mencari tahu jati diri pria tsb. Upayanya tidak membuahkan hasil apapun walaupun telah berhari-hari dilakukan. Di hari ketujuh, dia membunuh adik perempuannya. Apa alasannya? * tolong pikirkan tanpa melihat jawaban di bagian bawah. Ini akan menentukan whether you’re a physcho or not, seriously.

* Dua orang pekerja kasar yang baru selesai bekerja bertemu dan berbincang-bincang. Satu berwajah kotor dan seorang lagi berwajah bersih walaupun sudah seharian ini bekerja. Manakah dari kedua orang tsb. yang akan segera pergi ke wc dengan niat mencuci muka? * pikirkanlah!

Jawaban :
* Jawaban pertanyaan pertama : Kalau kau menjawab ‘karena adik perempuannya ternyata mencintai pria yang sama’ atau jawaban lain yang mirip, legalah karena kau normal.. Pertanyaan ini ditest ke sejumlah psycho dan hasilnya kebanyakan menjawab dengan benar, ‘perempuan itu membunuh adik perempuannya sehingga perlu diadakan pemakaman kembali – di mana dia berharap bisa bertemu kembali dengan sang pria, yang ditemuinya pertama kali di pemakan ibunya’. Nice answer from a phsycho right?? :p

* Jawaban pertanyaan kedua : simply question simply answer, yang pergi mencuci muka adalah pria berwajah bersih karena dia melihat temannya berwajah kotor dan spontan berpikir bahwa wajahnya juga kotor. Pria berwajah kotor melihat wajah temannya yang bersih dan berpikir bahwa wajahnya juga bersih, sehingga tidak perlu mencuci muka.

Di luar segala kelemahan yang ada di cerita ini, I do really like the stories 🙂

Thanks to Paulo Cuelho who enrich my mind :p

Old post @ Facebook, by 2010

Tour last minute ke Jepang ini sebenernya berawal dari keisengan belaka akibat cetusan cici kedua saya sang provokator waktu kita lagi ritual belanja di Mangdu, “Eh, katanya lagi ada promo 50% ke Jepang..” yang langsung bikin kami semua terkesiap dan detik itu juga berhasil menghidupkan hasrat buas berpergian kami (saya sih tepatnya). Plus embel-embel bahwa Maret itu memang periode sakura mekar plus jualan mengenai betapa bagusnya Jepang dari cici pertama saya yang memang Desember sebelumnya udah pernah pergi ke sana.

Habis itu saya sontak ga konsen belanja karena sibuk menggumam-gumam hitung-hitung tabungan dll. Walaupun curiga dengan janji 50% iklan airline tsb. (pasti ada embel-embel di belakangnya. Tahu sendiri prinsip terms and conditions applied yang merupakan defense halus sekaligus mencerminkan keengganan yang kasat mata dari sebuah perusahaan/produk untuk dengan tulus menyenangkan hati customer) Cici saya pun janji akan telepon ke airline bersangkutan, yang ternyata keesokan harinya memang terbukti tidak benar. Kecewa sih tetep ada, namun semangat menggebu2-gebu tetep exist, menolak kabur. Ritual mencari iklan tour di Kompas setiap Kamis plus search di internet jadi makanan seminggu-minggu plus report ke para cici mengenai promising tour (nb : Sedikit sekali website tour yang rajin mengupdate tour-tour mereka :().

Pencaharian saya hampir sia-sia ketika kami menemukan fakta bahwa keponakan saya alias anak cici pertama saya baru akan libur pertengahan Maret, sementara di periode itu hampir bisa dipastikan sakura belum mekar. It should be by the end of March. Walaupun kecewa lagi, harus diakui juga sih bahwa sangat sayang pergi ke Jepang di periode almost sakura. Nanggung banget dan rasanya sayang. Pergi pas Maret pas sakura mekar di akhir Maret juga ga memungkinkan karena ga mungkin anak cici disuruh bolos seminggu (walaupun sempet sih karena udah gelap mata terkena pesona Jepang, saya & cici kedua membujuk rayu cici pertama untuk memboloskan saja anaknya dengan alasan, ‘baru mulai awal semester kan, gpp deh bolos belum terlalu ketinggalan pelajaran’, ‘kapan lagi ni kita bisa pergi rame-rame gini’, dan sejuta alasan lain yang memang udah ga masuk akal banget dan jelas memperlihatkan keputusasaan kita yang udah ngebet banget pingin pergi) namun cici pertama menolak keras untuk memboloskan anaknya, geming dengan keputusannya, halahhh.

Ya sudah deh rasanya rencana ke Jepang sudah terancam kandas gara-gara both sakuranya dan cici pertama tidak mau diajak bekerjasama. Namun karena sudah terlanjur semangat akhirnya dicarilah tour-tour lain yang kira-kira memungkinkan untuk dijabani di periode liburnya keponakan saya di pertengahan Maret.

Target berikut adalah Hongkong. Namun tiba-tiba cici pertama yang memang merupakan donatur terbesar keluarga mengumumkan bahwa pengeluarannya sedang lebih besar pasak daripada tiang, yang kembali memupuskan rencana kami. Ya sudah dengan sok tegas karena sebel juga akan segala ketidakpastian dari berbagai pihak, saya bilang aja dengan pongah, “ya udah deh daripada nunggu ga karuan gini mendingan daku berangkat berdua sama nyokap..”

Dan akhirnya cari punya cari, kesombongan tersebut berbuntut pada ketemunya tour Korea yang ga gitu mahal. Segera deh daftar dan booking dan udah lapor cuti di akhir Maret ke ibu di kantor plus udah direstui. So udah pasti cici pertama dan anaknya ga bisa ikut, sementara cici kedua masih mau semedi menghimpun kemantapan.

Pas ud settle-settle gitu, tau-tau cici kedua yang (saya tahu banget) hasrat berpergiannya sama besarnya ama saya dan ga rela melepas saya pergi sendirian doang berdua nyokap (;p), dengan panik SMS kabarin bahwa dia berhasil dapat tour Hongkong yang murah di pertengahan Maret alias di periode libur anak cici pertama saya. Alhasil kami pun grabak grubuk ubah rencana. Sayang ibu saya di kantor ga ngizinin saya ubah jadwal cuti dari periode akhir Maret ke periode pertengahan Maret plus ternyata tournya juga kurang peserta dan akhirnya batal. Memang ga direstui sepertinya.

Akhirnya balik ke rencana Korea semula dan tetep pesertanya hanya saya dan nyokap. Saya juga udah sibuk buka internet cari-cari info tentang Korea plus nanya-nanya ke sumber-sumber yang bisa dipercaya.

Sekitar 12 hari sbelum keberangkatan, tau-tau cici kedua telepon dan minta booking Jepang aja since dia pingin banget ke Jepang (Korea ga nafsu katanya – no offense buat warga negara/penggemar Korea). Ya udah langsung grabak-grubuk lagi cari tour Jepang yang berbau-bau sakura. Karena udah mepet banget, hampir smua tournya udah close. Tapi kebetulan pas hari Sabtu lewat Anta Tour di GI dan iseng mampir, eh ternyata ada harapan katanya untuk tour Jepang dan periodenya memang pas dengan leave roster saya sebelumnya. Akhirnya setelah kongkalikong sampe’ monyong, Senin kami langsung booking deh ke Jepang dan batalin tour ke Korea.

Udah confirm buat visa segala terkait si Jepang, cici kedua gw tau-tau diserang panic attack karena harus ninggalin dua orang anaknya yang masih umur 3 dan 1 tahun. Hadeuh, ada-ada saja.. Pegimana inih?

Akhirnya setelah berhari-hari mengambang, dia mantep pergi. Puji syukur tak terukur. Eh tau-tau hari-hari terakhir menjelang kepergian, anaknya malah jatuh sakit. Akhirnya pending lagi konfirmasi ikut/ga-nya dan baru 1 hari sebelum keberangkatan dia confirm ikut. Ya ampun bener-bener mepet dan last minute banget. Visa kami semua pun baru jadi 2 hari sebelum hari H. Ck ck ck..

Anyway horeee akhirnya jadi berangkat deh dengan Anta Tour.

Abis itu, dalam sekian hari yang mepet itu kita langsung grabak-grubuk siapin segala sesuatu plus menyambangi baju-baju dingin yang cici pertama pake pas dia ke Jepang Desember lalu. Rebut sana rebut sini akhirnya saya, cici kedua dan nyokap berhasil mengumpulkan barang keperluan masing-masing, hasil rampasan dari cici pertama. Sepupu saya pun juga ditodongin untuk turut menyumbangkan pinjaman baju, topi dll.

Selain semua persiapan itu, tentu aja yang namanya browsing jalan terus. Browsing hotel-hotel tempat kami bakal nginap nanti, rute-rutenya, periode mekar sakura, dll. I don’t like going somewhere without knowing anything/any preparation. Bahkan agak gokilnya sampe’ baca-baca ulang Detective Conan karena di situ banyak info-info tentang Jepang (kayak ngefek aja).

OK, hari pertama, 28 Maret, Sabtu, kami berangkat ke Airport agak telat, plus jemput cici kedua dulu. Hujan juga bikin jalanan makin macet. Di mobil saya makan bakmi bikinan mertua cici kedua yang uenaaak banget. Walaupun ga ngenyangin, cukup lah buat nangsel. Sampe di sana kami nyari meeting pointnya dan agak kesasar-sasar sih. Alhasil pas ketemu kami adalah peserta terakhir yang dateng :p Selain peserta terakhir yang daftar, ternyata kami juga peserta terakhir yang datang ke Airport. Apakah ada rewardnya, Saudara-saudara? Ada banget, yakni pandangan aneh dari semua peserta lain. Ha-Ha.

Kami nunggu sekitar 1 jam-an, terus masuk pesawat jam 11-an malam. Dag dig dug penuh gairah.

Di pesawat lumayan menyiksa nih.. Ga bisa tidur plus karena kami kursinya paling depan, kami ga bisa nonton TV (paling TV di atas yang notabene cuma gambar-gambar ga jelas). Cuma terhibur juga melihat para pramugari cantik bolak-balik berseliweran menampilkan kegesitan mereka. Cici sampe’ udah minum Lelap dan obat tidur dan tetep aja ga ngefek.. Jadi semaleman itu kami cuma ngegeliat-geliat gelisah di bangku. Pengen banget melumat waktu saking gregetannya tapi ya mau ga mau coba dienjoy-in aja deh karena gimanapun juga ini kan bagian dari perjalanan.

Pas nyampe (jam 6-an pagi waktu Indonesia / jam 8-an pagi waktu Jepang – Indo & Jepang beda 2 jam, Jepang duluan) dan turun, sempet ada lobang kecil di pintu dan pas lewatin tuh lubang, whusss hawa dingin dari luar langsung menusuk banget. Baru ngeh deh.. ooh dinginnya segini toh.. rasanya lucu banget kayak kulit kita jadi pedes-pedes gitu. Jaket langsung stand by deh.

Abis itu kami ke toilet bersih-bersih, ngantri imigrasi yang lumayan panjang dan abis itu kenalan sama tour guide kami selama di Jepang yang namanya Tama. Terus kami jalan ke bus, dan puas banget ngerasain dinginnya di luar. Belum terasa sampe dingin banget sih. Mungkin karena udah pake jaket + scarf.

Total peserta 18 orang termasuk saya sekeluarga. Ada 2 peserta anak kecil yang sekolah di Singapore dan lagi liburan, kemudian peserta termuda setelah kedua anak kecil itu adalah saya dan kemudian cici saya. Sisanya orang tua semua Kebanyakan pasangan suami istri sih.

Perjalanan lanjut ke Disneyland.. sekitar 40an menit perjalanan. Di sepanjang jalan Tama ngenalin diri + jelasin macam-macam tentang Jepang.. Enak sih dengerin dia jelasin.. We’re lucky enough to have her as our tour guide.

Tama jelasin bahwa kita kurang beruntung hari itu. Cuaca di Jepang rupanya lagi aneh bin ajaib. Seharusnya ini sudah spring dan beberapa hari yang lalu cuacanya udah enak banget, hangat. Sekitar belasan derajat gitu deh. Tapi hari ini cuaca langsung drop ga jelas sampe 4-5 derajatan. Dia sendiri juga bingung kenapa bisa begini. Cuaca sekarang jadi sama dengan cuaca pas winter. Bener-bener ajaib. Gawat juga sih padahal kami ga ada satu pun yang bawa long john. Tapi so far sih entah kenapa saya ngerasa dinginnya masih fine, belum sampe’ tak tertahankan.

Di Disney kami bakal dilepas seharian, dan kami sepakat ketemu jam 5.30 sore. Saya sebenernya saat itu ngerasa, ”Yah kok cuma sampe setengah 6 sih..” padahal kan ada banyak parade yang bagus-bagus di malem hari + kembang api. Tapi seakan bisa baca pikiran kita, tour leader kita si Venus langsung bilang bahwa cuaca-cuaca kayak gini, menurut pengalaman dia pasti peserta ga bakalan tahan sampe malem. Sampe setengah 6 aja juga belum tentu tahan dingin katanya. Antara percaya dan tidak, akhirnya kami semua setuju dengan jam tsb. Plus Venus bilang kembang api Disneyland Jepang kalah bagus dibanding Hongkong, jadi rasanya ga worth it kedinginan nungguin kembang api. Akhirnya bagai kerbau dicucuk hidung, kami semua pun menurut.

Di perjalanan kami lewatin University of Tokyo yang katanya elite banget. Nama Jepangnya adalah Todai. Jadi wondering, apakah ini Todaiji yang sama dengan yang ada di komik Boy Action karangan Tetsuya Chiba. Ngeliat University of Tokyo ini kok kayake mirip-mirip bangunan UI gitu. Agak tua dan ‘dekil’.

Sampe Disney, antrian panjang udah keliatan banget, soalnya lagi Spring Holiday. Anak-anak everywhere sepanjang penglihatan. Kami langsung diantriin group ticket dan abis itu langsung masuk. Wow bener-bener udah kerasa aura-aura Disneynya terutama dari lagu-lagunya. Deretan toko-toko langsung menyambut kami pas kami lewatin gerbang Disney. Kastil Disney juga udah kelihatan dari jauh. Saya sampe udah pusing dan kalap, mau moto yang mana – di satu sisi pingin langsung menjelajah, tapi di satu sisi juga pingin mengabadikan semua pemandangan itu dan merekamnya ke kamera. Tapi akhirnya nafsu menjelajah lebih kuat dan kamera pun tersimpan rapi. Kami cuma sempet foto-foto beberapa kali aja. Pandangan udah nanar saking takjubnya.

IMGP2245

Kemudian ternyata peserta lain yang memang kebanyakan orang tua pingin makan dulu, sementara saya udah lumayan kenyang ngemil di pesawat. Daripada ngabisin waktu, akhirnya kami bertiga langsung inisiatif memisahkan diri. Saya lumayan PD karena udah liat berkali-kali jalanan di peta :p maklum udah makanan sehari-hari sebelum pergi. Sengaja udah pelajari dan hafalin rute-rute terefisien dan terefektif.

Terus bermodalkan peta tsb, saya langsung ngincar atraksi-atraksi favorite saya. Sebelumnya saya sempet tanya cici, kita mau ke mana nih. Sekedar menunjukkan itikad baik aja sih untuk ga egois menjelajah sendiri. Tapi cici dan nyokap yang udah mulai kedinginan langsung geleng-geleng dengan muka pucat, mengumumkan secara tidak terucap ’take us wherever deh..’ hihihi..

Pertama-tama kami ngantre Jungle River. Maklum paling deket dari gerbang. Ngantrinya ga panjang-panjang banget sih, paling setengah jam-an. Dan kami juga ga terlalu berasa ngantri karena sibuk menikmati pemandangan orang-orang Jepang dengan baju winter mereka yang lucu-lucu, popcorn-popcorn yang mereka beli, anak-anak yang lucu-lucu dengan pipi-pipi penuh semburat kemerahan. Venus si tour leader juga initiatively ngantree free pass buat kami untuk wahana Haunted Mansion. Asyyyiik.. saya udah ngebet banget menjelajah Haunted Mansion.

• Note : Di Disneyland berlaku sistem Fast Pass.. Kita bisa ngantri wahana tertentu (biasanya yang populer) untuk dapet Fast Pass (biasanya cepet sih ngantrinya). Di tiket Fast Pass yang sudah kita dapatkan itu nanti akan tercantum jam tertentu, di mana kita bisa balik di periode jam tsb. untuk langsung masuk di wahana tsb. tanpa harus ngantre. Jadi sambil nunggu jam tsb. kita bisa main wahana-wahana lain dulu (tapi sekali kita udah ngambil Fast Pass untuk satu wahana, kita ga bisa ngambil Fast Pass untuk wahana lain. Sampai kita udah main wahana itu, baru kita bisa ngantre Fast Pass untuk wahana yang lain)

Jungle River ga spesial sih, kita naik kapal terbuka, terus ada binatang-binatang buatan di sekeliling kita. Drivernya pura-pura pegang senapan terus tembakin buaya-buiaya yang coba menyerang. Cuma tetep aja semangatnya orang-orang dan semangat si driver menular.. rasanya kita ikutan hepi. Cici saya juga sibuk stand by-in handycam buat rekam binatang-binatang itu untuk dikasihliat ke anaknya.

Abis itu kami ke Haunted Mansion karena jam Fast Pass-nya udah pas. Kami masuk di sebuah ruangan gelap dengan pigura-pigura foto di sekeliling dinding. Abis itu ada suara-suara serem gitu, menceritakan sebuah kisah. Mungkin pembunuhan kali ya. Karena semua wahana di sini pake bahasa Jepang, kami jadi ga ngerti jalan ceritanya. Trus kami naik ke kereta deh, dan keretanya jalan pelan-pelan di rel. Sekeliling gelap dan di kiri-kanan ada hantu-hantu dll. Bagus sih, saya suka.. Kayak film Harry Potter di mana ada hantu-hantu melayang berseliweran di udara. Sama sekali ga serem. Pingin rekam tapi terlalu gelap. Sayang juga beberapa spot kadang terlalu kosong. Jadi intinya Haunted Mansion ini kurang ’padat’. Cici saya tentu saja ga suka dengan wahana ini dan agak ngomel kenapa Fast Pass-nya ga digunakan pertama-tama untuk Pooh The Hunt :p

Setelah selesai di Haunted Mansion, kami langsung ngantri Peter Pan. Tadinya sih mau ngantri Fast Pass Pooh The Hunt dulu, tapi karena Peter Pan lebih deket, akhirnya kami ngantri Peter Pan dulu. BTW wahana ini juga (menurut hasil browsing dan foto-foto yang saya dapat) bagusss banget. Di sini cici dan nyokap udah mulai kedinginan. Bibir mereka udah pada ungu lho.. Akhirnya kami saling tukeran dan saling melengkapi. Jaket cici dikasih ke nyokap, sarung tangan saya dikasih ke cici. Sebelum ngantre kita liat-liat coat yang dijual di pinggir toko, tapi karena harganya mahal, kita ga jadi beli.

Akhirnya jadi deh ngantre Peter Pan sambil kedinginan. Cici dan nyokap sampe udah ga bisa ngomong ama sekali. Untung saya belum terlalu kedinginan banget saat itu. Ngantri Peter Pan bener-bener panjaaang banget, sampe hampir 2 jam-an tapi mainnya cuma 2,5 menit T_T Tapi saya lagi-lagi suka banget dengan wahana ini, karena asli bagus banget. Kita naik perahu yang melayang di atas langit malam kota London, kemudian ngikutin petualangan Peterpan di Wonderland. Kiri-kanannya pemandangan, lampu-lampu dan replika-replikanya bagusss sekali. Also the Tinkerbell is truly nice 😀

Puas dari Peterpan kami mutusin untuk makan dulu karena memang udah hampir jam setengah 2. Gara-gara pas ngantre kita ngeliat banyak orang makan Pizza dan Pizzanya menggiurkan banget, akhirnya kami nyari-nyari tuh Pizza di peta, yang ternyata deket banget sama Peter Pan. Namanya Captain Cook Pizza. Pas ngantri itu, saya udah beneran kedinginan, asli.. memang sih Venus udah bilang bahwa semakin sore pasti dinginnya makin menggila. Setiap langkah, kaki udah kayak keseterum dan mati rasa. Badan juga menggigil hebat, ga bisa di-stop, bener-bener parah, baru pernah kedinginan sampe kayak gitu. Kami beli pizzanya dan langsung lari-lari berlindung ke dalam ruangan yang hangat (semua toko ada heaternya). Mendingan deh. Plus Pizzanya uenaaak sekali. Kami sampe tergoda mau beli lagi, tapi akhirnya memutuskan untuk cari makanan lain aja nanti sore.

Abis makan, kami coba ngantre Fast Pass Pooh the Hunt. Cici udaj ngebet banget karena anaknya suka banget dengan Winnie The Pooh dan memang sih pasti wahana ini bagus banget. Tapi ga disangka-sangka, antrian Fast Pass ud ditutup, dan kalo pun mau ngantri normal, estimated timenya sekitar 130 menit. Buset T_T Sebenernya kita bisa aja sih ngantri 130 menit, tapi yang ga tahan itu dinginnya. Cici udah langsung nyerah dan bilang ga sanggup ngantri sambil kedinginan begini. Maklum hampir semua wahana, antriannya udah mulai dari luar, jadi pasti dinginnya bakalan kerasa banget.

Akhirnya kami udah bingung mau ke mana lagi. Toko-toko coat juga ga ada lagi. Di peta pun ga tercantum toko coat ada di mana. Jalan punya jalan, kami masuk ke Toon Town. Di sini tempatnya rumah-rumah Mickey, Minnie, Donald, rumah pohon Chip & Dale, dll. Bagus-bagus.. Di sini sempet moto-moto sih dikit.

IMGP2256

Kami juga ngantre masuk ke rumah Minnie Mouse (masih sanggup karena estimated waktu ngantrinya cuma setengah jam – jadi bener-bener tahanin deh dinginnya setengah jam itu). Tapi di dalamnya juga ga terlalu bagus sih. Kita dikasih waktu sekitar 10 menit untuk liat-liat di dalam rumah tsb. dan foto-foto. Abis ke rumah Minnie Mouse, cici bilang, ”Ya udah yuk ngantre Pooh The Hunt.. udah mumpung di sini nih.. udah deh tahan-tahanin aja dinginnya 2 jam.. kayaknya sanggup deh..” Dia berusaha nguat-nguatin diri.

Tapi pas kita balik ke Pooh, estimated time buat ngantrenya udah jadi 180 menit alias 3 jam. Gileee.. akhirnya cici dan nyokap mau balik aja ke deretan toko-toko di deket gerbang utama. Mau belanja sekalian menghangatkan diri. Di tengah jalan kami ketemu another Pizza dan kami yang lagi kenorakan makan pizza enak, beli dan makan lagi. Yang ini samaaaa enaknya dengan pizza yang tadi siang kami makan. Nyummm… Ada apa sih dengan pizza-pizza Disneyland ini??

Abis itu, karena masih jam 4-an kurang dan ngerasa sayang plus masih bisa dipaksain tahanin dingin, akhirnya saya pamitan maen Micro Adventure sendiri. Maklum itu permainan yang saya juga udah incar dari awal. Jadi deh ngantre sendirian sementara cici dan nyokap ngedekem di toko-toko. Di tengah ngantri Micro Adventure, ada parade lewat. Sayang ga gitu kelihatan. Cuma kelihatan Tiger, Pooh, Cinderella dll. lagi naik kereta gede lambai-lambai gitu. Pantesan dari sekitar 1 jam sebelumnya, banyak banget pengunjung udah tertib duduk di kiri dan kanan jalan, ngebentuk barikade. Ternyata mereka nungguin parade ini.

Micro Adventure seperti biasa karena ga ngerti (bahasa Jepang) dan ga berkesan-kesan banget. Intinya tentang ilmuwan yang nyiptain temuin untuk bisa bikin sesuatu jadi kecil. Jadi kita kayak nonton 4D gitu, pake kacamata. Keren sih.. Pas anjingnya bersin, kita bener-bener kayak kecipratan air liur. Plus posisi kita itu seolah-olah kita adalah orang yang jadi kecil. Jadi pas orang orang gedenya jalan, kita bisa ngerasain gedabum-gedebumnya langkah mereka. Not bad sih sebenarnya.

Selesai dari situ, saya balik ke deretan toko-toko tempat cici dan nyokap ngedekem tadi dan liat-liat barang juga, tapi ga banyak belanja karena sebagian besar berupa cokelat-cokelat dan permen-permen yang notabene Desember lalu sudah seabrek dibawa pulang cici pertama (dari sini juga) sebagai oleh-oleh.

Jadi intinya kami cuma maen sekitar 5 permainan padahal permainan di sini buanyaaak banget. Cici pertama saya pas Desember lalu itu malah cuma maen 4 permainan. Pantesan dibikin 2-days ticket Disneyland. Emang ga cukup cuma sehari. Di tour ini kami juga ga ke DisneySea (sebelahnya Disneyland dan theme-nya laut (sea). Di sini mainannya jauh lebih nyeremin daripada Disneyland. Disneyland lebih specific buat anak kecil, Disneysea lebih untuk remaja/dewasa). Mungkin mempertimbangkan peserta tournya yang kebanyakan memang orang tua (plus memang ga ada sih di itin-nya dari awal)

Setengah 6, kami bertiga udah berdiri manis di tempat ketemuan. Abis itu Tama jemput kami dan dia bilang, ”Yang lain sudah nunggu di bus..” Kami heran juga, ”Oh, kita yang terakhir ya?” Dia ketawa dan bilang, ”Iya, yang lain udah nyerah daritadi.. kedinginan.. ada yang dari jam 1 siang udah ke bus..” Wow… jadi berasa ga enak banget karena mereka harus nungguin kami berjam-jam. Mungkin di bus sambil nunggu mereka wondering kali ya, ”aduh nih 3 cewek-cewek kedinginan kek cepetan..” hihihi.. sayang walaupun kami kedinginan, kami adalah orang-orang bermental ogah rugi, jadi masih terus dijabanin dan ditahan-tahanin beneran sampe jam setengah 6 sesuai perjanjian awal.

Satu hal yang mencolok dari orang-orang di Disneyland (pekerja-pekerjanya) adalah passion-nya. Wow, beneran lho berasa banget bahwa mereka bener-bener kerja dengan hati. Gatau juga sih ya, apa mungkin karena kebawa hawa-hawanya Disneyland, jadi mereka ’hepi’ melulu, tapi semangat mereka bener-bener tercermin di muka mereka. Bahkan tukang sampah yang notabene banyakan anak-anak muda itu selalu pasang smiley face. Bener-bener hebat. Biarpun bahasa Inggris orang Jepang memang pas-pasan, mereka juga selalu sebisa mungkin berusaha bantu, bahkan sampe’ berusaha jawab pertanyaan saya pake tulisan.

Beberapa peserta yang awal-awal sebelum pergi sudah mendapatkan info bahwa cuaca sudah menghangat karena memang sudah masuk spring, pas di bus jalan pulang ini langsung mencak-mencak karena mereka jadi ga bawa jaket yang tebel-tebel banget dan jelas semua bener-bener kedinginan sehingga ga bisa nikmatin Disneyland. Mereka jadi agak menyalahkan Venus karena dianggap ngasih info ga bener, padahal Venusnya sendiri juga ga bawa jaket tebel dan dia sendiri juga udah kedinginan. Ga ada yang nyangka bener-bener bahwa cuaca bisa berubah drastis begini, jadi marilah berhenti saling menyalahkan, iya ga sih.

Abis itu kami jalan ke restoran chinese food untuk dinner. Katanya sengaja dibawa ke situ biar nyobain sop (sop apa yah saya lupa) yang bertujuan bikin badan jadi anget + mulihin stamina gitu. Maklum banyak juga peserta lain yang semalem di pesawat ga bisa tidur. Pasti lumayan teler kan.. Makanannya enak juga dan lumayan kenyang. Plus mungkin peserta lain masih malu-malu jadi makannya pada jaim. Saya sih cuek bebek. Sempet berasa sih ada nci-nci ngeliatin saya pas makan gitu. Tapi don’t care – laper banget..

Keluar restoran dan jalan balik ke bus, itu ud bener-bener super dingin, bener-bener ud menggigil banget. Kami pun balik ke hotel dan istirahat. Hotelnya biasa aja sih. Abis itu langsung tidur deh.

Hari II

Hari ini (dan hari-hari ke depan) saya selalu bangun setengah jam lebih awal dari jadwal bangun kami/morning call. Berhubung kami bertiga sekamar dan cewek semua dan pasti mandinya pada lama semua (bayangin ritual saya mandi tiap pagi : pup (ini pasti lama karena harus ditongkrongin), keramas, conditioner, sabunan, cuci muka, sikat gigi), maka biarlah saya berkorban bangun lebih pagi biar ga digedor-gedor juga plus mengurangi potensi saling BT satu sama lain. Kan seneng kalo semua enjoy.

Jadi intinya saya bangun jam setengah 6 waktu Jepang alias setengah 4 waktu Indo 😥

Pagi ini dinginnya masih sama seperti winter. Cici dan nyokap kemarin udah beli sweater di toko-toko Disney. Pokoknya kali ini persiapan lebih mantap. Lebih siap ngadepin cuaca dingin.

IMGP2260

Hari ini jadwal adalah ke kuil Asakusa di Tokyo. Sepanjang jalan kami kadang-kadang liat sakura dan bener-bener langsung berasa takjub banget ngeliat keindahannya. Cici sampe request ke Tama untuk turun dulu dan foto-foto, tapi Tama bilang bahwa di Asakusa nanti juga bakalan ada sakura. Kami pun percaya dan kata-katanya ternyata bener. Cuaca masih dingin banget. Napas jadi berasap semua.

Jadi pas nyampe kami cuma liat sekilas kuilnya dan lebih sibuk foto-foto sama sakura.. sampe agak kalap dan rebutan spot bagus dengan turis-turis lain. Setengah jam sebelum jam pertemuan, kami belanja di Nakamise, tempat belanja pinggiran deket Asakusa. Lucu-lucu dan ga terlalu mahal. Sayang karena terlalu sibuk moto ama sakura, waktu belanja kami jadi ga banyak. Akhirnya sudah waktunya balik ke bus.

Abis itu kami jalan ke Ginza, tempat belanja populer di Jepang. Katanya tanah di Ginza itu mahal sekali, dan merupakan tanah termahal di seluruh dunia. Saya lupa deh, si Tama kasitau bahwa harga semeternya itu ratusan juta rupiah kalo ga salah. Ck ck ck.. di perjalanan kami ngelewatin kompleks istana Kaisar dan Tokyo Tower. Tapi ga ada waktu untuk mampir, jadi cuma sempet moto dari jauh aja. Tokyo Tower bentuknya kayak menara Eiffel. Plus ada ujan juga (diramalin memang beberapa hari ini bakalan ujan terus). Ujannya sampe miriiiing banget keliatannya dari bus. Kata cici, ’baru pertama kali seumur-umur liat ujan begini miring..’

Di Ginza sebenernya saya ga terlalu suka sih, karena cuma tempat-tempat belanja doang. Saya lebih tertarik main dan liat pemandangan rather than shopping. Plus sebenernya ini ga tercantum di itin (seharusnya kita ke Ueno Park liat sakura – tapi Tama dapat kabar bahwa sampe today sakuranya belum mekar semua, baru pucuk doang, so acara ke Ueno Park diganti ke Ginza).

Di Ginza kami bertiga cuma nongkrong di Unilo, beliin titipan celana training cici pertama gw. Trus pergi ke Shiseido, nyokap beli macem-macem deh. Ternyata Shiseido di Jepang sama kayak Martha Tilaar di Indonesia gitu. So ga ada ‘bonafit-bonafitnya’ sama sekali buat mereka :p Yah istilahnya produk lokalnya mereka deh. Abis itu cici langsung bercanda, “umpetin ah plastic Shiseidonya, malu sama orang di jalan..”

Perjalanan lanjut dengan makan siang bakar-bakaran. Enak sih.. Cuma karena kebanyakan ngambil dagingnya, rasanya jadi agak eneg. Plus restorannya rameee sekali. Di sini kami ketemu dengan serombongan orang Indonesia dari Bandung. Langsung deh kami pada heboh. Sundanya orang-orang Bandung itu langsung keluar.. Baru ngerasain senengnya ketemu orang senegeri di sini.

Setelah makan kami pergi ke Odaiba, melewati Rainbow Bridge (kayak si San Fransisco gitu deh jembatannya – mungkin versi mininya kali yah). Odaiba itu 5 mall dijadiin satu yang dibikin di deket pantai gitu. Jadi kita bisa liat pemandangan yang bagus dari atas mall ini. Tapi lagi-lagi saya ga gitu semangat, karena ini cuma mall. Di Jakarta juga mall jauh lebih bagus. Saya cuma belanja kecil-kecilan buat keponakan saya dan buat Buff. Boneka-boneka, jempol maen-maenan yang gede banget (seolah tangan kita bengkak), perban yang ada pakunya (seolah-olah tangan kita ketusuk paku). Plus foto-foto juga.

IMGP2304

Dari sini perjalanan lanjut ke arah Kawaguchi, karena kami mau menginap di penginapan Tatami Perjalanannya lumayan jauh, 2 jam-an. Waktu itu udah sore.. Menjelang nyampe ke hotel, wowwww sepanjang jalan itu sakuraaaa semua.. seneeeeng banget. Langsung deh handycam, kamera HP, semua beraksi.. bagusss banget sakuranya. Bener-bener kayak di gambar-gambar. Dan yang lebih seneng lagi, ternyata di seberang hotel kami ada jalanan, dan sepanjang jalanan itu sakura semua. Wah langsung kalap deh taruh barang2 dll. (plus hotelnya juga bagus.. bener-bener ala Jepang) dan langsung turun lagi untuk foto-foto. Sayang udah gelap, jadi fotonya kurang bagus semua. Langsung deh berniat besok harus bangun lebih pagi dari biasanya dan foto-foto.

IMGP2292

Abis itu kami balik kamar, pake baju Jepang alias Yukata – yang kayak Kimono itu (di sini hotel dianggap rumah oleh pengunjung, so it’s free for us to wear Yukata di area hotel, jadi orang-orang beryukata itu berseliweran di sini), dan langsung makan ke bawah. Makannya pun bersila di lantai. Bener-bener ala Jepang banget. Makan set gitu. Enak semua sih dan banyak banget 1 paketnya. Ada salmon (dapet tambahan salmon mentah dari peserta lain karena dia ga bisa makan mentah :p), kerang, tim telur, dll. Banyak deh. Kenyaaang banget. Abis itu foto-foto dengan semua peserta Tour.

Selesai makan, kami udah mulai akrab tuh dengan sesama peserta lain, dan sempet bareng-bareng rendaman kaki di air hangat di deket ruang makan, sambil ngobrol-ngobrol. Malemnya kita janjian sambil cekikikan bakalan mandi onsen – mandi di pemandian air panas terbuka itu lho.

Saya dan cici serta nyokap langsung cepet balik kamar dan siap-siap, terus turun lagi ke tempat pemandian umumnya. Sengaja ’pagi-pagi’ supaya belum banyak orang.. Di sini tempatnya kebetulan masih dipisah, cowok dan cewek. Kadang ada juga hotel atau tempat pemandian umum yang campur. Tama siangnya sudah jelasin cara/prosedur mandinya, di mana kita harus bilas dulu. Plus masuk ke airnya harus bener-bener naked. Malu juga sih sama cici dan nyokap, berbugilria begitu, tapi kapan lagi? Soalnya biasanya pemandian air panas gini mahal buat orang Jepang. Makanya aji mumpung deh dinikmatin.

Selesai bilas-bilas, kami langsung terjun pelan-pelan ke kolamnya. Beneran ternyata pengunjungnya baru kami bertiga doang.. Hoaaaah begitu masuk kolamnya, asli beneran enaaaak banget. Tama udah pesen supaya kami jangan terlalu lama berendam. Takutnya pingsan or something (karena panas). Jadi setelah 15-20 menitan kami naik deh (padahal pingin banget lamaan – nagih banget deh). Plus ga sempet nyobain onsen yang di luar (outdoor).

Abis itu, kami liat sulap sebentar di lobby. Yang bawain ABG cowok yang masih mudaaa banget, dengan model rambut bak F4 gitu. Cuma karena ga ngerti dia ngomong apa, akhirnya kami balik kamar dan tidur. Akhirnya nyobain tidur ala tatami gitu (di lantai). Kasurnya hangaaat banget..

Oh ya karena kami kurang makan buah banget (padahal di Jakarta setiap hari saya pasti berlimpah buah dan selalu minum jus buah setiap pagi), cici udah stand by bawa pepaya & apel sendiri. Tiap malam dia potong-potongin tuh buah + kami makan bareng buah itu, lumayan memperlancar sirkulasi pencernaan dan pup.

Hari III

Hari ini, seperti komitmen awal, kami semua bangun pagian dan langsung foto-foto di depan bersama sakura. Wah bener-bener puasss banget. Sakura itu bagus banget. Saya sampe ngamatin dari deket untuk ngafalin detail bentuknya sakura.

Abis itu kami makan set ala Jepang lagi (cuma kali ini ga pake kimono). Makanannya lebih enak dari malam sebelumnya (sayang ga dapet tambahan salmon mentah :p). Abis itu kami langsung naek ke bus untuk berangkat ke Fuji. Pas bus berangkat, pekerja-pekerja hotelnya semua baris di depan lobby dan lambai-lambai mengantar kepergian kami. Kata Tama itu memang kebiasaan Jepang.. Wah kekeluargaan sekali.

Jalan ke Fuji sekitar 1 jam-an. Karena cuaca emang lagi aneh banget, kami juga was-was apakah kita boleh masuk atau nggak karena menurut Tama, semua turis yang datang ke Fuji kemarin itu udah distopin semua dan ga boleh masuk karena cuaca buruk banget. Boro-boro naik sampe level 5, jangan-jangan masuk aja belum boleh.

Di perjalanan kami sempet mampir di Kawaguchi Lake. Itu danau yang terkenal yang pas banget letaknya di kaki Gunung Fuji. Sayang kami ga bisa parkir di sisi yang pas kelihatan Gunung Fuji-nya. Jadinya ambil fotonya ga bisa kayak di gambar-gambar, di mana kelihatan Danau Kawaguchi + Gunung Fuji di belakangnya. Tapi not bad lah. Danau Kawaguchinya biasa aja dan ga spesial.

Di jalan mendekati Fuji, juga ada gunung-gunung lain yang aneeeh banget. Jadi semuanya es gitu. Kata Tama dia juga baru pertama kali liat gunung-gunungnya jadi kayak gini. Mungkin karena cuaca dingin sekali + hujan juga (ujan biasanya di Spring), jadi gabungan antara dingin dan hujan ini jadi ngebentuk es yang bener-bener nyelimutin seluruh gunung. Bener-bener jadi kayak es batu. Beruntung juga kami kebagian ngeliat fenomena aneh ini

IMGP2352

Abis itu dari jauh mulai deh kelihatan puncaknya Fuji. Persis seperti di gambar-gambar. Baru ngeh setelah mendengar penjelasan Tama bahwa yang membuat gunung ini spesial adalah bentuknya yang simetris. Iya juga yah, jarang banget kan gunung bener-bener berbentuk simetris seperti yang kita sering gambar di jaman kita SD.. Jadi ceritanya Fuji itu tadinya merupakan bagian dari pegunungan gede. Pegunungan ini meletus jadi pecahan gunung-gunung kecil (salah satunya gunung-gunung yang ber-es yang tadi kita lalui, dan Gunung Fuji. Kebetulan banget Gunung Fuji itu jadi kebentuk sempurna dan simetris).

Pas nyampe, kami turun dulu di Fuji Center sekalian ke toilet karena toilet di tiap level gunungnya nanti katanya kurang ’layak’. Jadi mendingan pipis dulu di sini. Fuji Center ini isinya info-info tentang sejarah Gunung Fuji dll. Nanti ada pemutaran film tentang Gunung Fuji, foto-foto Gunung Fuji dan tentu aja ada tempat oleh-olehnya.. Sebenernya saya dilema banget antara pingin liat sejarah Gunung Fuji (karena saya suka segala sesuatu yang berbau sejarah/ilmiah gitu) dan beli oleh-oleh. Tapi akhirnya beli oleh-oleh menang 😥 Saya beli diorama Gunung Fuji (yang berbentuk kubah kaca gitu), yang kalo’ digoyang-goyang, serbuk-serbuknya langsung bertebaran memenuhi isi seluruh kubah kaca itu.. cantiiik..

Setelah dari Fuji Center (setengah jam-an) kami balik ke bus untuk mulai mendaki ke Fuji. Tapi kami dapet bad news bahwa karena cuaca yang ga menentu gini, kami cuma boleh naek sampe level 1.. huhuhuhu jauh-jauh dateng cuma boleh sampe level 1. Cuacanya terlalu buruk soalnya plus saljunya juga udah tebel. Bener-bener aneh, spring tapi masih bersalju. Tama bilang dia memang udah feeling karena tadi di Fuji Centernya rameee banget. Kalo rame gitu biasanya itu pasti karena pengunjung pada ga bisa naik ke Fuji.

Pas kita udah mau jalan, ada peserta yang ketinggalan kamera. Akhirnya bus kami muter balik lagi (untung belum jauh) dan dia balik cari kameranya di toilet. Eh ternyata ada di Information Center. Coba kalo di Indonesia, jangan-jangan udah hilang kali yah :p

Pas otw ke Fuji, ada suara lembut berbentuk lagu anak-anak Jepang. Bunyi itu timbul karena ada sensor yang akan hidup kalo dilewatin lindasan ban kendaraan. Keren yah. Sayang bunyinya sayup sih jadi kalah kedengeran sama bunyi heater dan mesin di bus.

Pas nyampe, kami cuma foto-foto dengan background Gunung Fuji doang. Dinginnya katanya ud sekitar -2 derajat. Wow.. Padahal pas jaman cici pertama saya ke sini pas Winter, dia pake long john dll. Sementara kita di sini cuma pake coat doang. Cici pertama pas di-SMS sampe takjub ngedenger ceritanya.

Yang lebih menarik dibanding Gunung Fujinya adalah sisi hutan di sebelah kanan yang masih bersalju semua. Bener-bener kayak winter. Jadi kami lebih seru foto-foto di sana plus anak-anak pa jugada mainan salju. Saljunya kayak es serut gitu.???????????????????????????????

Abis itu kami balik turun ke sisi Shizuoka (kayake, saya lupa). Jadi Gunung Fuji itu terletak di 2 prefektur. Yamanashi (kalo ga salah lagi :p) sama Shizuoka. Ada mitos bahwa Gunung Fuji bisa tampil beda image-nya di kedua prefektur ini. Di Shizuoka, dia kayak cowok yang tegas dan gagah sementara di Yamanashi dia kayak perempuan yang sosoknya lembut, pake bedak putih (itu maksudnya saljunya) dan malu-malu.. Wah keren yah.. I really like that myth..

Begitu nyampe di deretan Shizuoka, wahhh kami disambut pemandangan yang lebih menakjuban lagi. Semuanya tertutup salju, dan banyak banget cemara-cemara. Bener-bener serasa ngeliat Christmas Greetings di toko-toko buku. Bagusss banget.. bener-bener totally kayak winter dan serasa bukan di Jepang.. langsung deh kamera dan video HP aktif. Bener-bener pemandangan langka.

Tama juga sempet bercanda bahwa kalo orang-orang liat foto kami, mereka pasti bingung, ini perginya pas Spring atau pas Winter.. semuanya gara-gara cuaca yang serba aneh ini. Spring, tapi cuaca Winter.. tapi kami jadi kebagian berkahnya sih, jadi bisa menikmati sakura sekaligus salju.. Jarang-jarang kan..

Di Shizuoka kami makan set menu lagi, tapi saya kurang suka. Plus kemakan wasabi dan hidung langsung berasa disembur api dari dalam, ck ck ck, kapok deh. Abis itu kami foto-foto deket-deket salju dan perjalanan lanjut ke Gotemba Factory Outlet yang full dengan barang-barang branded. Like usual, I don’t really like this shopping session, tapi mau diapain? Plus waktunya lama lagi, sekitar 3 jam-an. Jadi kami cuma keliling-keliling ga jelas. Mau beli apa-apa juga mahal. Sempet liat-liat jam Swatch tapi jauuuh lebih mahal dibanding di Jakarta, jadi mendingan nggak beli deh. Peserta lain ada yang beli Prada, uhuy..

Akhirnya di sebuah toko yang agak murah kami sempet belanja tuh.. Saya sampe’ bela-belain beli boot (sekali-sekali ngerasain jadi cewek Jepang :p). Walaupun gatau sih di Jakarta nanti mau pake ke mana. Tapi boot yang saya beli ga gitu ekstrim kok so saya rasa masih bisa dipake di Jakarta. Harganya cuma Rp 350 ribuan.

Abis itu kami terusin perjalanan ke stasiun bullet train untuk menuju ke Toyohashi. Kami ngelaluin kota Hamamatsu yang terkenal dengan alat-alat musiknya. Ada lambang piano gede (kalo ga salah) di kota ini. Tapi ga ada yang spesial sih. Sesampenya di Bullet Train, agak kecewa sih karena ternyata kami naek Bullet Train yang kecepatan paling rendah (mereka ada 3 kecepatan). Mungkin pertimbangannya karena banyak peserta orang tua kali yah, sementara kalo naik Bullet Train yang kecepetan paling tinggi, itu kita harus bener-bener gesit pas masuk ke pintunya. Cuma 15-20 detikan langsung tutup. Or mungkin karena kecepetan tinggi lebih maha tarifnya? Gatau juga. Jadi agak kecewa deh. Pas di dalam juga cuma kerasa naik Busway aja.

Btw saya juga ga ngerti sih kenapa hampir di setiap tur Jepang, setiap kali ada naik bullet train, kita pasti mampir dulu si Hamamatsu/Toyohashi itu, padahal rasanya ga ada apa-apa dan cuma buang waktu doang.

Sampe di Toyohashi, kami jalan dikit dan nyampe deh di Hotel Associa Toyohashi. Hotelnya lumayan sih, cuma ga spesial. Hotel Associa ini ada juga di kota-kota lain. Nyampe di hotel ternyata restorannya full sehingga kalo pun mau kami baru bisa dapet jam makan malam jam setengah sembilan. Akhirnya kami terpaksa makan di mall di sebelah. Kami makan kayak Chicken Katsu gitu. Tapi ini pun juga setelah melalui sedikit perdebatan, karena ada peserta yang maunya makan ramen, ada yang maunya Katsu, ada yang mau tetep nungguin sampe setengah 9. Akhirnya jadi ada beberapa group deh. Chicken Katsunya pun lamaaa banget datengnya. Udah ngeri takut sakit maag aja deh. Katsunya lumayan, cuma agak tawar. Lebih enak Katsu Sei di GI.

Selesai makan tadinya ada rencana mau minum sake + makan pizza dengan peserta lain yang kebetulan punya temen kuliah dari Jepang. Sayang saya ud teler banget dan akhirnya mutusin ga ikut. Sempet sih ke supermarket kecil bentar untuk hunting sake tapi ternyata ga ada.

Yang nyenengin dari hotel ini adalah free-wifi nya.. yeaaaay…

Abis itu kami tidur deh.

HARI IV

Hari ini jadwal perjalanan kami adalah ke Kyoto. Abis breakfast di hotel (yang notabene saya udah boseeeen banget karena selalu itu-itu aja), kita langsung berangkat ke sana. Kyoto terkenal sebagai kota budaya Jepang. Yang mencolok mata di sini adalah banyak banget kuil-kuil dan bule–bule. Sangat menyenangkan di sini. Suasananya tenang, tenteram, damai dan teduh banget.

Di bus Tama cerita tentang Geisha, tentang bagaimana Geisha di Jepang bener-bener dianggap sebagai profesi yang terhormat. Ga ada yang namanya Geisha bereputasi negatif di mata rakyat Jepang. Buat mereka geisha itu seorang profesional dan malah dihormati karena rakyat Jepang tahu, bener-bener ga gampang jadi geisha. Itu adalah pilihan hidup – ga ada yang namanya dijual dll. seperti yang kita biasa ketahui. Dari kecil mereka harus ngikutin pendidikan dan latihan yang ketat banget. Mereka juga harus punya wawasan yang luas untuk ngimbangin percakapan dengan tamu-tamu yang kebanyakan memang datang dari kelas atas. Jadi ga sembarangan orang bisa jadi Geisha. Kalo ga punya dedikasi dan loyalitas jangan harap tahan bertahun-tahun menjalani pendidikan sebagai Geisha. Badan Geisha juga harus lurus kayak tiang, ga boleh berbentuk kayak gitar. Tama bilang bahwa Geisha itu punya ’aura’ yang bedaaa banget dari cewek-cewek kebanyakan. Biasanya mereka selalu pake kimono yang bagus dan kalau ketemu di jalan itu biasanya itu bener-bener bikin takjub kecantikan dan keanggunannya. Rakyat Jepang bener-bener protes keras saat Zhang Zhi Yi jadi pemeran film Geisha (kalo ga salah di Memoar of Geisha yah) karena dianggap ga pantes meranin sosok terhormat seorang Geisha.

Di Kyoto masih banyak rumah-rumah Geisha (saya lupa istilahnya rumah apa). Menarik deh dengerin cerita Tama tentang Geisha.

Kunjungan pertama di Kyoto ini adalah ke Heian Shrine. Ini adalah kuil Shinto (kalo ga salah). Saya ga gitu suka sih. Cuma sempet foto-foto dikit aja. Banyak orang berkunjung untuk minta ramalan, berdoa dll. Oh ya suhu udah ga sedingin hari-hari sebelumnya, jadi lumayan kuat jalan tanpa pake coat.

Habis itu kami makan di Kyoto Handicraft Center. Makannya kayak kondangan gitu, jadi bebas ngambil-ngambil sayur yang sudah tersedia di meja panjang. Lumayan enak deh makanannya dan abis itu sempet hunting mouse pad bergambar khas Jepang yang lucu-lucu buat oleh-oleh.

Habis makan kami menuju ke kuil buddha yang terkenal di Kyoto, yakni Kiyomizu Dera. Jalanannya nanjak dan lumayan bikin ngos-ngosan. Kuil ini cuma disangga oleh kayu-kayu tanpa paku lho. Hebat yah, tetep bisa tahan sekian puluh tahun.

IMGP2376

Pemandangan di sini juga bagus banget. Bisa lihat ke lembah/pegunungan gitu dan banyak sakura juga. Ada banyak turis yang minum air suci dll. Habis liat-liat di kuil, kami belanja di jalanan di sepanjang kuil ini. Sempet beli-beli makanan kecil kayak es krim sesame (wijen), mochi dll. Waktu makan es krim, saya ga sengaja jatuhin tetesan-tetesan es krim di jalanan depan toko dan langsung diusir sama yang punya toko. Galak..

Oh ya di deket-deket Kiyomizu Dera ini banyak semacem salon kecil. Kita bisa pake kimono dan didandanin ala Jepang. Sayang ga sempet ke situ. Jadi sepanjang jalan banyak turis-turis dan orang Jepang yang berpakaian dan berdandan ala Jepang. Tadinya kami udah semangat mau minta foto bareng karena kita kira itu Geisha hehe.. ternyata bukan.

Setelah itu kami lanjutin perjalanan ke Shinsaibaishi (kalo ga salah), tempat perbelanjaan yang terkenal di Kyoto. Tapi lagi-lagi karena cuma tempat belanja, saya ga gitu excited sih. Abis itu kami makan bakar-bakaran lagi di daerah pusat perbelanjaan itu dan habis itu pulang ke Hotel Universal Port.

Hotel ini adalah salah satu dari sekian hotel di kompleks Universal Studio. Wah hotelnya bagus banget. Begitu masuk, kami disambut cahaya biru remang-remang di pintu lobby-nya. Isi hotelnya juga bagus. Liftnya pun unik, gelap dan cuma ada lampu-lampu remang-remang gitu. Dari lobby hotel kita bisa liat permainan Hollywood Dream, rollercoaster yang ada di Unviersal Studio. Bahkan teriakan-teriakan pengunjung sampe kedengeran semua

Abis beberes sebentar, beberapa peserta termasuk kami bertiga janjian lanjut jalan-jalan lagi ke Universal Citywalk. Sebenernya kaki saya udah sakit banget telapaknya tapi dipaksain deh karena sayang.

Di sini kami lewatin Hard Rock Cafe, beli es krim, belanja barang-barang lucu-lucu (boneka teddy bear Mr. Bean, gelas Homer Simpson, dll – semuanya murah-murah), mampir ke supermarket, terus foto-foto dikit.

Abis itu kami pulang dan balik ke hotel. Entah karena air mandinya atau cuaca Jepang yang memang sangat drastis dibanding Jakarta, badan saya terserang gatel-gatel. Jadi sepanjang malem tangan saya refleks ngegaruuuuk mulu, sampe seluruh tangan dan lengan saya luka-luka dan jadi kasar menyeramkan. Cici saya juga mengalami hal yang sama, meskipun ga separah saya. Mungkin karena faktor alergi turunan keluarga.

Oh iya ngomong-ngomong soal Jepang, WC-WC di sini unik-unik lho. Ada yang pake sensor sehingga pas kita masuk, closet-nya langsung kebuka otomatis, dan pas kita keluar closet-nya langsung nutup. Ada juga yang flushnya berbentuk melodi (singing flush). Lucu-lucu banget. Tama cerita bahwa ada turis dari Spanyol yang penasaran dan sampe’ beli closet dari Jepang untuk dibawa pulang ke negerinya.

HARI V

IMGP2396

This is Universal Studio time!!! Kami sarapan dan langsung berangkat pagi-pagi. Sayang agak hujan – jadi mesti pake payung. Kali ini kami bener-bener free dan terserah mau balik jam berapa aja ke hotel. Pas ngantre tiket, agak dilema juga sih apakah perlu beli Express Pass atau nggak. Berbeda dengan Disneyland, di Universal Studio berlaku sistem Express Pass yang memungkinkan kita untuk naik wahana-wahana populer tanpa ngantre – tapi dengan membeli tiket khusus named Express Pass.

Di sini saya melihat perbedaan mencolok antara Disneyland and Universal Studio. Disney memberikan kita kesempatan untuk mengantre ’instan’ dengan Fast Pass mereka – free, no charge – yang dibutuhkan hanya a lil’ bit effort untuk ngantre Fast Pass, mengatur timing dan menunggu sesuai dengan periode waktu yang tercantum di tiket Fast Pass. Semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk menikmati permainan.

Beda dengan Unviersal Studio – You can enjoy all attraction dengan lebih cepat dan ’lengkap’ but you need to pay more.

Saya jadi kebayang suatu sistem komersialisasi yang jelas banget di Universal, dan bersyukur bahwa Disney masih belum terkontaminasi sistem seperti itu. Can you imagine once Disneyland apply the pay-express-ticket-system, what about children (parents) who don’t have a lot of money & not able to buy fast pass ticket? Mereka bener-bener harus purely ngantre yang notabene memerlukan waktu 1-2 jam per wahana! Syukurlah sistem Disney masih lebih pure. Setiap orang, kaya atau nggak, semuanya harus berusaha sendiri untuk bisa menikmati wahana populer tanpa ngantre – not with money!!

Anyway akhirnya karena sayang udah di sini, kami bertiga mutusin untuk beli Express Ticket untuk saya dan cici. Express Ticket ini ada 2 pilihan : untuk menikmati 4 permainan utama or untuk menikmati 7 permainan utama, dan kami pilih yang kedua. Harganya hampir 500 ribu rupiah Tapi demi menghindari ngantre + supaya bisa nikmatin semua permainan populer, akhirnya kami beli deh tiket itu. Nyokap memang ga beli karena kami menilai rugi kalo’ beli tiket itu since banyak permainan kayak Jurrasic Park dll. yang pasti ga bisa dia naikkin. So 7 permainan itu adalah Shrek 4D/Hollywood Ride (pilih salah satu), Jurrasic Park, Jaws, Spiderman, Terminator, BackDraft, dan Space Mountain. Space Mountain jelas saya ga berani main. Cemen yah..

OK, pertama kami langsung menyusuri jalan dan ngincar Shrek 4D. Sebenernya bisa pilih sih antara Shrek atau Hollywood Dream, tapi sori deh berhubung saya sama sekali ga punya nyali untuk naik roller coaster berliku-liku panjang yang melintasi hampir seperempat area Universal Studio itu, saya memilih Shrek, plus saya juga memang demen ama Shrek.. Ini mirip-mirip wahana Micro Adventure di Disneyland. Nonton 4D dengan kacamata khusus dan ngerasain semua effect-nya – kecipratan bersin-nya Donkey, dll. Lumayan.. Oh ya karena kami punya Express Ticket ini, kami jadi ga perlu ngantre. Paling diliatin dengan tatapan sirik dan antipati sama pengunjung lain.

Lanjut ke Terminator. Ini adalah campuran antara 3D & orang beneran. Keren sih.. Prinsipnya sama sih, kita nonton di layar, tapi di bawah layar ada panggung. Di panggung itu ada ’Arnold’ nya beneran dengan motor gede itu. Kemudian dia kendarain motornya itu sampai kayak nabrak layar, dan habis itu kita langsung nonton di layar. Jadi memang kombinasi antara real & layar. Keren sih walaupun awal-awal agak bosen.

Di setiap wahana, di bagian depannya pasti ada tokonya. Jadi sehabis selesai nonton/menikmati permainan itu kita bisa langsung belanja.

Abis itu kita menuju ke Spiderman. Wowww.. ini adalah wahana paliiiing keren sepanjang masa. Bener-bener bagus dan keren!! Dari awal saya udah menginterogasi Venus untuk meyakinkan bahwa Spiderman ga nyeremin. Soalnya saya paling takut kalo ada ’terjun’-’terjun’ yang pasti bikin perut geli setengah mati. Perut saya super sensitif soalnya – naik motor aja bisa bikin saya keringet dingin karena perut serasa mau copot. Venus dengan entengnya sih bilang, ”ga serem..” setengah percaya – ga percaya akhirnya kami naik juga deh.

Di Spiderman, kita bakalan naik kereta terbang. Ceritanya kita akan mengikuti petualangan Spiderman untuk menumpas musuh-musuhnya. Kemudian ada laser berbentuk Spiderman yang loncat dan hinggap di kereta kita, bikin kereta kita agak terguncang dikit, dan dia bicara sama kita, menenangkan kita bahwa semuanya pasti beres (kira-kira begitu deh, maklum bahasa Jepang). Abis itu udah deh kereta itu melayang-melayang cepet, ngikutin Spiderman-nya dengan kiri-kanan terhampar pemandangan gedung-gedung tinggi dll., dan mulai deh petualangan kita, bertempur dengan musuh-musuh Spiderman yang berbentuk 4D dll., dan memang sempet ada beberapa tukikan yang bikin perut saya langsung copot, sampe’ saya harus meringkuk di kereta itu dengan posisi yang aneh banget, untuk melindungi perut saya– suatu usaha yang sia-sia sih sebenernya.

Terakhir, di endingnya, kereta kita dilepas dari atas ke bawah (dari gedung tinggi) – sebenernya bukan dilepas sih, cuma gambar gedungnya aja yang naik, tapi asli rasanya bener-bener seolah kereta kita jadi dilepas ke bawah gitu, dan itulah puncak terparah perut saya copot lagi. Haiyaaah..

Anyway tetep aja efek-efek dan pemandangannya semua kereeeen abis.. bener-bener pengen ngulang lagi. Plus begitu kita keluar, ada stand yang menampilkan foto-foto kita pas kereta dilepas dari atas ke bawah tadi. Hoalaaa lucu-lucu bener ekspresinya. Saya nampak lagi meringkuk miring ke arah cici saya. Untuk beli foto itu kita harus bayar. Saya coba moto foto itu pake HP, eh ketahuan sama petugasnya dan langsung diusir.

Abis itu, kami mutusin untuk nonton show terkenal Water World. Saya baru tahu kalo itu ada filmnya hehe.. Jadi shownya sih mirip sama filmnya, tentang sekelompok orang yang melindungi daratan (dry land) gitu. Kursi penonton berbentuk melingkar, dari baris atas sampe baris ke bawah – kayak di stadium bola. Cerita detailnya ga ngerti sih karena pake bahasa Jepang. Settingnya di sebuah danau kecil gitu, dan ceritanya jagoannya disekap penjahat, ceweknya berusaha nolongin dll. Penjahatnya juga naik kapal-kapal boat yang sengaja dipepet ke tepi danau untuk cipratin air, sehingga penonton di bagian depan pasti basah. Pantesan mereka semua (kebanyakan anak-anak kecil) ud stand by pake jas hujan. Jadi setengah jam kita nontonin aja adegan-adegan brantem dll. Agak boring sih.. plus kaga ngerti lagi. Yah intinya hepi ending deh dan penjahatnya berhasil dikalahkan.

Habis dari Water World, kami ke Jurrasic Park. Agak deg degan sih karena ini kan mirip Niagara Dufan, di mana potensi perut saya ‘turun’ pasti sangat gede. Nyokap jelas ga ikutan dengan alasan usia, dan nunggu aja di depan Jurrasic Park sama peserta yang tua-tua lainnya. Kami juga udah stand by jas hujan plastik yang cici pertama udah pernah pake’ pas ke Jepang waktu itu. Soalnya kalo nggak kita harus beli jas hujannya dan lumayan mahal.

Jurrasic Park bener-bener ga bagus sih menurut saya. Kita cuma dibawa muter-muter di air pake kapal, ngeliat pemandangan dinosaurus-dinosaurus, dan itu pun cuma sedikit dan pemandangannya kurang bagus. Abis itu kita masuk ke goa gelap yang penuh dengan kardus-kardus ga jelas (bagian dari settingnya juga) terus tau-tau nanjak tinggiiiii.. wah kita udah stress, siap dilepas dari atas ke bawah kayak di Niagara Dufan. Tapi tau-tau turunnya cuma dikit banget.. aiiih agak lega sih.. habis itu jalan datar bentar di air, dan tau-tau tuh kapal langsung turun drastis.. byuuur!!!!!!!! Basah deh…. agak kaget sih karena ga ngeduga kapalnya bakal terjun di detik itu.. maklum itu di dalam goa yang gelap.. tapi tetep aja berasa seremnya, hii..

Abis itu, ujan mulai turun. Ga gitu gede sih tapi lumayan mengganggu. Jadi jas hujannya ga kita lepas. Dari situ kami mutusin untuk naik Jaws dulu, sebelum cari makan siang.

Jaws juga sama kurang bagusnya dengan Jurrasic Park. Cuma naik kapal lagi, dan nembak-nembakin hiu-hiu yang bermunculan di air. Driver kapalnya yang pegang senapan dan teriak-teriak bahasa Jepang ga jelas, sementara kami cuma duduk di kapal, nontonin. Ga menarik deh.

Karena nyokap ga beli Express Ticket, dia ga ikut naik Jaws, soalnya kan saya dan cici ga perlu ngantri (Express Ticket) sementara kalo nyokap mau ngantre, antreannya udah panjaaaang banget bisa 1 jam-an. Bisa-bisa kami ga ketemu dan cuma bisa saling tunggu-tungguan aja. Jadi nyokap kami suruh nunggu di depan Jaws.

Abis kita naik Jaws, kami nyari nyokap, tapi ga ketemu. Sempet bingung juga sih udah keliling-keliling nyariin tapi ga ketemu. Tau-tau dari jauh kelihatan nyokap ternyata lagi makan roti di sebuah cafe, Dia kelaperan katanya. Huuuh..

Dari situ kami makan burger dan terus menuju ke BackDraft. Ini adalah wahana paliiing ga berkesan buat kami dan paling membosankan. Jadi kita masuk ke suatu gudang, berdiri, dan menikmati ’kesereman’ peristiwa kebakaran. Gudangnya udah disetting sedemikian rupa. Jadi mula-mula ada korslet, terus api mulai menjalar, tong-tong bir berjatuhan, api makin gede dll. Jadi kita bener-bener ngerasain panasnya ruangan itu dan menikmati kobaran api menyala-nyala. Sesekali angin ngebawa bunga api ke deket kita.. serem juga sih. Itu cuma sekitar 10 menitan. Jadi intinya cuma berpanas-panas ria di dalam gudang.

Setelah BackDraft, kami menuju ke area show Peter Pan yang katanya baguuus banget. Sayang karena hujan, show nya ditiadakan. Padahal pengen banget liat Peter Pan bergelantungan di tali yang tinggi banget di angkasa, melayang-layang bareng Wendy dan Tinkerbell. Kecewa banget.

Dari situ kami mulai bingung mau ke mana. Niatnya sih karena ini hari terakhir, kami mau puasin sampe malem plus mau nonton parade yang bagus-bagus di malam hari. Abis itu kita belanja-belanja di toko-toko deh sampe agak sore. Saya beli boneka Spiderman bogel dan beliin titipan-titipan buat sodara-sodara. Sempet kalap juga di sini karena barangnya lucu-lucu semua. Duit jajan sampe udah abis.

Abis puas belanja, kami foto-foto sama Elmo & Sesame Street yang lagi jalan-jalan di pelataran toko-toko. Bagus banget.. Terus sambil nunggu malem, kami masuk ke wahana Sesame Street 4D – kali ini pake’ ngantre normal karena wahana ini ga termasuk di Express Ticket. Ngantrenya lumayan lama, tapi wort it banget, karena baguus banget show 4D Sesame Streetnya, lebih bagus dari Shrek 4D.

Abis nonton, kami ud mulai kecapekan dan akhirnya mutusin untuk balik ke hotel. Sempet foto-foto bentar sama Globe Universalnya dan patung Snoopy. Pulang ke hotel, kami dinner di restoran di hotel. Pas dinner itu kami janjian untuk pesta sake, sekalian perpisahan peserta dan perpisahan dengan Tama, soalnya besok Tama harus antar rombongan lain, jadi ini adalah malam terakhir bersama dia.

Abis mandi dll, kami ngumpul di kamar Venus. Ga semua peserta ikutan sih. Cuma kami-kami aja yang udah deket satu sama lain. Masing-masing peserta bawa sake yang udah mereka beli. Wah bener-bener seru deh, di situ kami cerita-cerita, bercanda-canda, minum, dll. Plus saling curhat kesebelan masing-masing ke seorang peserta lain yang complain mulu sepanjang perjalanan, sampe’ kita sebut Mr. C alias Mr. Complain.. Trus kami juga janjian untuk someday reuni lagi. Muka saya udah merah banget padahal saya cuma minum sedikit sake-nya.

Pas udah jam setengah 12-an, kami balik kamar bersama 2 peserta lain. 2 peserta lain entah memang mabuk atau memang lupa, kesasar nyariin kamar mereka. Kami sampe’ ngakak-ngakak sepanjang jalan menuju ke kamar dan guling-guling di karpet.

HARI KE VI

Hari ini kami bangun pagi-pagi banget karena harus berangkat ke bandara. Dari Osaka kami akan naik pesawat lokal sekitar 1 jam-an ke Narita. Makan pagi udah dibingkis di kardus kecil untuk dimakan di bus. Dan kalau mau tahu, ini adalah the worst flight in my life. Mungkin karena cuaca jelek atau semacam itu, turbulencenya bener-bener parah banget. Pesawat terus menerus naik turun dan bener-bener bikin perut saya kacau-balau gelinya. Asli saya sampe keringet dingin. Bukan karena ketakutan atau ngeri, tapi karena perut saya bener-bener abis-abisan ’turun’nya, sampe’ saya pegangan tegang di kiri-kanan bangku saya sambil memejamkan mata saya sekenceng-kencengnya. Udah ga peduli deh orang di sebelah mau berpikir apa.

Terakhir pas mau mendarat di Narita, pesawat turun dengan drastis, sedrastis-drastisnya, dan sontak semua penumpang menjerit kaget, termasuk saya. Duh ampun deh, sampe’ langsung parno, gimana nanti dengan perjalanan 7 jam berikutnya ke Jakarta? Moga-moga cuaca ga buruk.

Sampe Narita kami langsung check-in. Antriannya udah lumayan panjang dan kami bener-bener ga punya waktu untuk belanja di Airport. 10 menit nunggu, kami langsung masuk ke pesawat lagi. Untunglah perjalanan lancar sentosa. Ga terlalu banyak turbulencenya. Saya sempet ketiduran (akhirnya) sekitar 2 jam-an. Sisanya dihabiskan dengan nonton film. Sayang, semuanya film bisokop yang saya udah nonton. Ada Imaginarium of Dr. Parnasus, Avatar, Sherlock Holmes, dll. Akhirnya saya cuma nonton It’s Complicated Alec Baldwin, itupun lompat-lompat karena sambil liat-liat posisi terakhir pesawat dan sisa waktu perjalanan melulu.

Akhirnya nyampe juga ke Jakarta, fiuhhhh… dan begitu keluar, parah panasnya sampe menyekat banget. Keringet langsung bercucuran dan bikin badan jadi lepek banget, plus bikin gatel saya semakin menjadi-jadi. Sengsara banget.

BTW gatel ini terus berlangsung sampe’ kira-kira 5-6 harian setelah saya di Jakarta. Setelah beradaptasi lagi dengan suhu Jakarta, baru gatel-gatelnya ilang.

Demikianlah perjalanan saya berakhir. Tour ke Jepang ini menurut saya agak aneh. Selesai tour, kayake rasanya ga terjadi apa-apa dan ga ada kesan apa-apa.. biasa aja gitu. Saya malah bingung kenapa cici pertama selalu bilang, ”Jepang bagus sekali..” soalnya kok kayake biasa aja? Bagus sih, cuma nggak sampe bagus banget gitu.. Tapi sekitar seminggu – 2 minggu kemudian baru deh ngerasa pingiiiin dan ngebeet banget balik terutama ke Disneyland dan Unversal Studio. Aneh tapi nyata.. Sampe kebayang-bayang lagu-lagu theme-nya Disney & Universal.. Asli lho berhari-hari setelah itu, mimpi saya kebanyakan soal Disneyland semua.. bener-bener serasa mimpi banget..

Someday semoga ada kesempatan untuk menjelajah Jepang rute lain.

My Old post @ Facebook, posted by 2010

TTS

Teman saya sedang mengisi TTS..
Itu juga hobi saya, kesukaan dan kegemaran saya..
Teman saya menanyakan beberapa jawaban atas pertanyaan di TTS itu..
Dan dengan mudah tanpa melihat, setiap jawaban yang saya lontarkan selalu tepat, pas, muat dengan ciamiknya di kotak
‘lelah?’ ‘penat??’
‘jerit’ ‘pekik??’
Sampai saya dibuat takjub dengan kegesitan kerjasama pikiran dan mulut saya dalam bermain dengan kata-kata..
Dan kemudian, ganti saya yang mengisi TTS, berbekal sedikit kepercayaan diri..
Dan saya dibuat termangu-mangu,
Karena ternyata hanya dua per tiga yang bisa saya isi..
Saya dengan standard yang sok tinggi, menilai ini sebagai kegagalan.
TTS itu seolah bersidekap meminta pembuktian diri dari saya..
Dan ini bukan sekali, tapi sering..
Pola sama yang terus berulang
Akhirnya sisi analitik saya menggeliat, tergelitik..
Menjerit minta jawaban dan penjelasan atas fenomena ini..
Mengapa berbeda mengisi TTS sendiri dan tidak?
Bagai bola bowling menggelinding mantap menghantam barikade pin yang berbaris patuh,
Jawaban itu bergulir indah ke pikiran saya
Itu adalah soal membatasi diri
Temanmu bertanya, kamu menjawab tanpa melihat kotak-kotak yang membatasi jawaban..
Kamu bebas, tanpa dibatasi.. No boundaries.. Semua kandidat kata-kata meluncur mulus dari sela lidahmu..
Berbeda dengan saat kamu bertemu muka sendiri dengan sang kotak
Tanpa sadar kamu membatasi diri..
Kamu sudah menetapkan batas fisik yang juga tak mau kalah turut membatasi pikiranmu..
Jawabanmu terbatas, kemampuanmu terbatasi
ini hanya efek psikologis yang bisa diatasi dengan sedikit kekuatan pikiran dan mental..

Saya kembali didera sebuah konklusi sederhana bahwa ini juga terjadi dalam kehidupan..
Bekerja bersama para top peformer membuat saya kadang membatasi diri dan kemampuan
Saya melecehkan diri saya dengan mencap diri saya tdak akan mampu mengimbangi mereka
Saya dengan sok rendah hatinya menempatkan diri saya selalu di posisi bawah mereka – ini seolah jadi posisi favorit saya

Dan TTS mengajar saya dengan gamblang : berhenti membatasi diri..
Kamu akan stuck..
Kemampuanmu, potensi dan hebatmu cuma akan keluar dua per tiga, bahkan kurang..
Padahal Tuhan tempatkan 150 % dalam dirimu, siap sedia diberdayakan dengan kekuatan poros dan putaran doa dan kerja keras

Berhenti ya Nak, kalau tidak kamu tidak jadi manusia yang utuh..

Dan saya mengangguk sadar..

Semoga saya bisa belajar dari Sang Guru, TTS.. Yang membuat saya juga makin menggemarinya..

Old post @ Facebook, posted by 2010

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Tempat tinggal saya, Karet, selalu saya claim dengan bangga sebagai tempat elit karena ‘strategisitasnya’ yang memungkinkan saya mencapai banyak tempat dengan tingkat kemudahan yang cukup signifikan.

Satu lagi keelitannya adalah mengcover berbagai macam kebutuhan akan transportasi berbagai kalangan dengan merelakan dirinya dilalui rute mikrolet. Sebagai informasi yang mungkin berguna bagi Anda sekalian, nomor mikroletnya adalah M44.

Lanjut : setiap pagi saya jalan kaki menuju kantor di Sudirman dengan melawan arah arus kendaraan – alias setiap kendaraan yang lewat Karet bisa melihat saya berjalan kaki dengan posisi tampak muka, bukan tampak bokong, dan para supir yang punya kemampuan multitasking bisa menikmati cucuran keringat saya sementara berjalan di bawah terik surya pagi.

Itu adalah gambaran ruwet riuh lalu lintas di daerah elit ini di pagi hari saat semua kendaraan beradu-padu meramaikan jalan, tak lupa dengan segala klakson yang mungkin dianggap bunyi nan merdu sehingga seringkali dibunyikan tanpa ritme yang jelas.

Suatu pagi saya berjalan seperti pagi-pagi biasanya. Dan dalam perjalanan yang biasa itu, Tuhan memberikan saya gambaran soal iman.

Saya melangkah seperti biasa dan dari jauh melihat seekor mikrolet nangkring di pinggir jalan, dengan arah menghadap ke saya, seperti kendaraan2 lain yang memang berlawanan arah dengan arah jalan saya. Notes bahwa saya sedang berjalan di jalan di pinggirannya, bukan di trotoar, karena trotoarnya kebetulan agak kecil.

Kian mendekati mikrolet yang notabene menghalangi jalan saya itu, saya ancer2 untuk menepi ke trotoar di samping sang mikrolet, tapi nampaknya size trotoar itu tidak memungkinkan saya untuk melaluinya, dan dengan cepat otak saya membuat keputusan untuk lewat di sisi kanan mikrolet alias di sisi jalan raya yang penuh dengan kendaraan bermotor lalu-lalang.

Namun simultan dengan keputusan itu, satu fakta lain menyergap : sebarisan ganda motor2 dengan ketat melalui jalan di samping mikrolet, sehingga saya dipastikan tidak akan bisa lewat pula. Ke kiri ada motor, ke depan ada mikrolet menghadang, dengan enaknya mendekam menanti penumpang dan ke kanan ada trotoar nan kecil yang menuntut keseimbangan penuh dari saya untuk melaluinya, jelas membangkitkan keraguan saya.

Beberapa detik sebelum saya harus menghentikan langkah saya, di mana jarak saya hanya sekian puluh sentimeter dari si mikrolet, tiba-tiba mikrolet menderu dan kemudian ajaib mundur dengan mendadak. Saya yang tadinya sudah mau ngerem jalan karena takut dengan potensi menabrak sang mikrolet, otomatis tidak jadi menghentikan langkah dan terus berjalan ke depan seiring dengan mikrolet itu mundur. Di belakang nampaknya banyak pejalan kaki menuju ke mikrolet itu dan si mikrolet yang tidak sabar menanti para calon penumpang rupanya memutuskan untuk mundur, ‘menjemput’ para pengantinnya itu. Karena posisinya di tepi jalan, atraksi mundur ini dimungkinkan dan tidak mengganggu kendaraan lain. Yang ada saya malah diuntungkan sehingga tidak usah berhenti berjalan.

Sambil dengan takjub berjalan terus bersamaan dengan mundurnya mikrolet (adegan ini pasti bagus bila difilmkan – saya serasa aktris di film2 yang berjalan dengan gagah, sambil seolah sedang mendorong mundur mikrolet dengan kekuatan tak terlihat – ciamik!), tiba-tiba mikrolet berhenti mundur, dan… diam mendekam lagi, penuh kepuasan karena sebagian kursinya sudah terisi penumpang.

Saya sudah memutuskan untuk berhenti melangkah lagi ketika tiba-tiba mata saya melirik ke arah kiri dan anehnya barisan motor di sisi jalan raya, yang tadinya saling menempel ketat berebut tempat untuk melaju, sudah tidak ada! Asli sisi kanan mikrolet itu kosong dan muat untuk saya lalui.

Dari jauh saya sudah melihat lagi sebarisan motor siap lewat dan dengan kegesitan khas pejalan kaki, sebelum motor-motor itu kembali memporakporandakan kelancaran perjalanan saya, kaki saya yang nyaris sudah mau berhenti melangkah langsung berkelit ke kiri, berjalan di sisi jalan raya dengan lincah, sebelum motor2 itu mulai menghalangi jalan saya.

Aiiiih cantiknya rute perjalanan saya, lancar tanpa halangan..

Kemudian sambil menikmati perjalanan lancar itu, saya mulai berpikir bahwa iman dan beriman juga seperti itu. Tetap berjalan menatap ke depan meskipun di depan itu ada masalah (mikrolet) menghadang yang sebenarnya membuat kita ingin berhenti melangkah untuk menghindari ‘tabrakan’, untuk mencari safe. Tapi toh ajaib saat kita memutuskan melangkah terus, Tuhan buka jalan dengan ‘memundurkan’ si masalah (mikrolet), sehingga kita bisa jalan terus dengan mulus, tak lupa dengan takjub.

Saat si rintangan (mikrolet) kembali ngotot menghadang dan kita kembali siap menyerah dan berhenti melangkah, mendadak Tuhan buka jalan lain (sisi jalan raya yang mendadak kosong dari motor), sehingga kita bisa menyalip ke sisi lain untuk terus berjalan, tanpa berhenti.

So faith is terus berjalan sambil menanti Tuhan mempersiapkan jalan bagi kita dan membukakannya dengan cara2 yang cool banget yang ga pernah terpikir.

Mari-mari berjalan terus dengan mantap meskipun banyak mikrolet dan motor menghadang, siap membuat kita ragu dan menghentikan langkah kita. Mari-mari, tetap dengan gagah berjalan dan siap sedialah melihat tanganNya membukakan dan menyibakkan satu per satu jalan untuk kita.

Jangan pernah berhenti melangkah.

Amin..

Old post @ facebook, posted by 2010

Beberapa bulan terakhir ini, saya sangat membenci pekerjaan saya.

Membuka satu demi satu surat masuk yang notabene belum tentu ditujukan untuk saya, memfotokopi, mengemis-ngemis meminta orang mengumpulkan dan melengkapi form ini dan form itu, dan banyak lagi kerjaan remeh yang membuat saya muak, jujur.. Saya merasa pekerjaan saya begitu tidak berharga, tidak berguna, dan dapat digantikan oleh siapapun juga saking begitu mudahnya.. Saya merasa tidak bernilai.. Dan saya mulai jadi orang yang gemar menggerutu, mengeluh, dan banyak lagi. Intinya saya menjadi orang yang sangat tidak menyenangkan karena terserang virus-kronis-tidak-mencintai-pekerjaan-saya.

Sampai suatu hari Sabtu, di mana saya dengan bahagianya menikmati liburan tanpa pekerjaan menyebalkan, di tengah busway, duduk dengan enaknya dalam perjalanan menuju Mangga Dua sambil menahan air liur memikirkan kwetiau Amung bun telur yang begitu menggoda, mata saya menangkap sosok itu.

Sosok dua orang tepatnya, pria dan wanita berpakaian rapi yang berdiri di depan saya karena tidak kebagian tempat duduk, dengan setumpukan kardus yang banyak dan berat. Setelah saya lihat-lihat tulisan di kardusnya, saya mengerti bahwa dua orang ini adalah sales keliling yang menjajakan alat tulis untuk siswa-siswi.

Saat si pria mengangkat tangannya untuk berpegangan supaya tidak jatuh, saya melihat rembesan keringat di bagian ketiak kemeja orang itu. Dan waktu sampai di Halte Harmoni, kelihatan sekali mereka berdua kepayahan mengangkat semua kardus-kardus itu seorang diri. Yang lebih parah, saya perhatikan mereka mengantre kembali, mungkin ke jurusan Pulogadung atau semacam itu, yang artinya perjalanan berat mereka masih panjang. Plus jangan dilupakan terik panas sadis matahari di luar sana.

Sontak rasa iba menghampiri hati saya. Sementara saya berleha-leha di hari libur ini, memikirkan makanan enak, kedua orang ini harus menjinjing begitu banyak kardus-kardus dan menjajakan jualan ini. Saya yakin ada target yang mengejar mereka, dan jujur kalau saya di posisi mereka rasanya super berat harus berpanas-panas ria berkeringat menjajakan barang yang tidak jelas potensi lakunya, merendahkan diri memohon-mohon belas kasihan orang supaya membeli produk mereka. Dan asli saat itu, pekerjaan saya jadi 10 x lipat terasa lebih berharga.

sampah

Saya juga teringat truk sampah yang setiap pagi saya lewati, yang harus berkubang di tumpukan sampah, menggunakan tangannya untuk mengambili satu persatu sampah di rumah-rumah dan memasukkannya ke truk sampah mereka. Saya sampai tidak tega menutup hidung saya setiap melewati truk sampah itu. Rasanya lebih baik menikmati bau busuk sampah itu sekian detik ketimbang menutup hidup dan memberikan kesan pada mereka bahwa pekerjaan mereka hina. Saya tahu orang menutup hidung itu bukan karena si tukang sampah tapi karena sang sampah, tapi hati saya merasa itu berpotensi melukai hati mereka, dan sungguh semoga mereka tidak pernah merasakan hal yang pernah saya rasakan : merasa tidak berharga dan tidak bernilai. Itu perasaan yang tidak enaaaak banget..

Setiap saya mulai lagi membenci pekerjaan saya, saya rasa saya perlu melihat kembali tulisan yang saya buat ini. Moga-moga hati saya tidak cukup kebal, tapi cukup rendah hati supaya bisa diajar dan dididik oleh diri sendiri.

Selamat bercinta dengan pekerjaanmu

Salam..

Old post @ Facebook, posted by 2010

Hari ini, 8 Mei 2010,

Kusaksikan teman seperhidupanku selama 25 tahun,
Dalam balutan gaun yang membentuk indah tubuhnya
Senyum tersipu berseri merekah di wajahnya
Dan air mataku tak terbendung, mulai menerobos menggenang
Haru membuncah tak sanggup kutahan
Sayangku memuncak sampai limit maksimum
Dan doaku naik untuknya
Dari hati yang tertulus, yang jarang kuberikan pada siapapun

Selamat ya wahai sepupu
Kudoakan yang terbaik untukmu sungguh
Biarlah pria ini melonjakkan bahagiamu
Menarik keluar semua hal yang baik yang ada dalam dirimu, yang tak pernah kau sadari
Dan ingatlah bahwa kami selalu siap sedia untukmu
Siapapun yang berniat mengecewakan dan meluncurkan tangismu harus siap,
Untuk berhadapan dengan kami, satu skuad bersenjatakan kekeluargaan dan kasih sayang
Yang siap sedia membelamu sepenuh, bukan hanya setengah mati

Juga benakku melayang ke masa muda kita yang begitu sarat kenangan..
Congklak, bekel, karet, semua jadi langganan kita
Ancaman isengmu tentang aku bakal masuk neraka dalam setiap perselisihan khas anak kecil kita kini bila kuingat bisa menarik seulas senyumku
Tampang jutekmu yang jadi trademarkmu buat aku terkekeh geli
Semua itu berakar kuat dalam hatiku

Kutahu banyak kehilangan yang kau rasa, bahkan di usia beliamu
Dan betapa semua menumbuhkan kuatmu, tangguhmu, sedemikian rupa
Kau jadi ibu, adik, dan semuanya..
Beban yang kautanggung mungkin cuma bisa melebur dalam air mata
Cinta yang kau curah untuk keluarga, kami semua menyaksikan begitu nyata..

Satu hal, baikmu dan sederhanamu tak pernah berubah, diam bergeming dalam kepastian

Biarlah semua kehilangan dan kesedihan terbayar kini..
Dengan adanya dia yang memberikan sepenuh hidup dan cintanya untukmu..

Sekali lagi selamat..
Selamat bahagia, selamat bersuami, selamat segalanya..

Jbu
* On behalf of us, yang menyayangimu sampai setiap nadi dan serat tubuh kami..
* dedicated to Dyna Sari Angkawibawa, br Panggabean 🙂

Old Post @ Facebook, posted by 2010

Yosianaggk

Dua hari ini , mimpiku benar-benar jahat.. Entah apa salah yang kubuat..

Dua malam ini, sosok ayah tercinta muncul.. tidur nyenyak malam di malam kemarin menghapus kenangan mimpi yang pertama, tapi di mimpi yang kedua ini kupaksa setiap sel kelabu otakku untuk menanamkannya dalam-dalam begitu ku sadar sejenak dari tidurku. Dan sebelum pikiranku mengkhianatiku kurasa ada baiknya kuguratkan kenangan ini, walaupun pahit.

Aku, sebagaimana yang memang kulakukan malam sebelumnya di dunia nyata, mampir di Honeymoon Dessert, tempat minum yang notabene sama sekali bukan favorit, tapi memenuhi kriteria sebagai tempat untuk membawakan pulang bagi ibunda (yang baru saja operasi kantung empedu), minuman-minuman kesehatan seperti rumput laut dll. Dan kini mimpiku dengan sok kreatifnya mencomot sebagian realita itu dan menggodoknya di dalam skenario mimpi kedua ini.

Dalam mimpi itu aku begitu kesenangan, gembira tak tertahan, membelikan sarang burung walet mahal untuk papa dan mamaku, tidak sabar bergegas pulang membawakan mereka minuman itu dan melihat raut kegembiraan di mata mereka, serta keterkejutan karena kini anaknya bisa, mampu membayar semua benda mahal itu.

Saat itu, di moment singkat itu, dengan bengisnya mimpi mengambil alih, berhenti berjalan, mendadak, cepat, kilat.. Dan aku menemukan diriku bangkit dari sadarku dengan masih belum terjaga sepenuhnya, bergumam, “hei mengapa baru sekarang ya tercetus ide membelikan papa minuman ini?? Well ini harus dilakukan secara teratur sekarang.. ini benar-benar ide hebat yang entah kenapa tidak pernah terpikir sebelumnya..” sebelum pada saat yang bersamaan, kesadaran akan fakta itu muncul, menghembus kencang, menghantam urat nadi, pembuluh darah, merambat naik ke pikiran dengan kecepatan cahaya dan mencipratkan kesakitan dan keperihan di hati.

Papaku sudah tidak ada..

Iya,, Papaku sudah tidak ada..

Dan pikiran dan hati yang sudah kompak kesakitan, sepakat menendang keluar tetesan air mata yang tiada henti dari bola mata ini.. mereka berhak membagi kesedihan.. Dan ku hanya bisa terisak, tahu bahwa kesempatan itu tidak ada lagi.. Dan ku menjerit pedih, mencaci maki sang mimpi, yang begitu teganya memberikan harapan palsu, memberikan bunga indah yang membuai dalam kepalsuan.

Sama seperti ketika mendengarkan lagu mandarin dan menemukan kata yang tidak dapat dimengerti, sontak pikiran menenangkan dan berkata, “ah nanti tanya sama Papa..” dan seperdetik kemudian ditonjok keras oleh fakta itu, lagi dan lagi.. “Hei, papamu sudah tidak ada..” dan kembali linangan air mata berderai deras..

Ini sudah lama.. sudah hitungan tahun, tapi sungguh sosok itu begitu kuatnya menggenggam seluruh benang memori di otak, pikiran dan hati.

Dan di luar segala kepahitan dan kesakitannya, keluar pula rasa syukur untuk semua kenangan yang boleh kupunya dan kugurat selama ini dengannya, yang menjadikannya sosok nomor satu paling berharga di hidupku, yang membuatku berkata dengan pedih bahwa tidak ada kematian siapapun yang bisa merusak hatiku sedemikian parah lagi.

Selamat hidup tenang Papa..

Juli 2010
– Ananda..

Tags: , ,

Old post @ Facebook, posted by 2010

Hari ini kesombongan berbaik hati padaku
Menyibakkan sedikit partikel dirinya
Mencipratkan secuil rahasia elemen dirinya

Dan mataku diberinya pemandangan baru
Tentang betapa tipisnya batas antara dirinya dan clonningnya, ‘kerendahan hati’ dan ‘kerendahan diri’
Tentang betapa kaburnya selisih dirinya dengan identiknya itu

Menolak menyanyi di depan banyak orang..
Bukan sekedar bicara kerendahdirian
tapi menyuarakan lebih keras kesombongan
sebab tahu dirinya tidak akan menuai pujian atas suaranya yang pas-pasan
atau tidak mau merasa terhina menerima pujian-palsu-sekedar formalitas

dia baru berani tampil ketika ada keyakinan bahwa dirinya bisa prima dan menawan

bukankah sungguh nyata prakarsa kesombongan dalam hal ini?

sebaliknya, menyanggupi menyanyi tanpa mempedulikan kualitas suara,
menggemakan kerendahan hati
Gaungnya bicara soal penerimaan kemampuan diri sendiri dan berdamai dengan kapasitas diri
sehingga pendapat maupun hinaan orang tak berarti baginya
dia sadar dan tahu dia bukan penyanyi yang baik
…..
…..

ini hanyalah analisa sederhana tanpa bukti otentik dan tidak dapat diterapkan secara merata ke dalam segala hal

at least aku melihat betapa mengerikannya fenomena kesombongan
sebab daya selinapnya, transparansinya, lihainya dan selundupnya semua tingkat tinggi

berhati-hati sajalah kita.. Dan berjaga-jagalah..

Salam aware..

 

Tags: ,

Fanny Wiriaatmadja

Follow Fanny Wiriaatmadja on WordPress.com

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 1,713 other subscribers

Memories in Picture - IG @fannywa8

No Instagram images were found.

Blog Stats

  • 594,772 hits

FeedJit

Archives

Categories

Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
Jia Effendie

Editor, Translator, Author

Dream Bender

mari kendalikan mimpi

catatan acturindra

sekelumit cerita penolak lupa

JvTino

semua yang ada di alam ini bersuara, hanya cara mendengarnya saja yang berbeda-beda

Rini bee

Ini adalah kisah perjalanan saya. Kisah yang mungkin juga tentang kamu, dia ataupun mereka. Kisah yang terekam di hati saya. Sebuah karya sederhana untuk cinta yang luar biasa. Sebuah perjalanan hati.. :)

hati dalam tinta

halo, dengarkah kamu saat hatimu bicara?

Agus Noor_files

Dunia Para Penyihir Bahasa

kata dan rasa

hanya kata-kata biasa dari segala rasa yang tak biasa

Iit Sibarani | Akar Pikiran

Akar Pikiran Besar Mengawali dan Mengawal Evolusi Besar

cerita daeng harry

cerita fiksi, film, destinasi dan lainnya

Dunia Serba Entah

Tempatku meracau tak jelas

Astrid Tumewu

i am simply Grateful

Mandewi

a home

FIKSI LOTUS

Kumpulan Sastra Klasik Dunia

Meliya Indri's Notes

ruang untuk hobi menulisnya

anhardanaputra

kepala adalah kelana dan hati titik henti

catatanherma

Apa yang kurasa, kupikirkan...tertuang di sini...

Rido Arbain's Personal Blog

Introducing the Monster Inside My Mind

Sindy is My Name

Introducing the Monster Inside My Mind

MIZARI'S MIND PALACE

..silent words of a silent learner..

Nins' Travelog

Notes & Photographs from my travels

Gadis Naga Kecil

Aku tidak pandai meramu kata. Tapi aku pemintal rindu yang handal.

lalatdunia's Blog

sailing..exploring..learning..

GADO GADO KATA

Catatan Harian Tak Penting

Maisya

My Thought in Words and Images

Luapan Imajinasi Seorang Mayya

Mari mulai bercerita...

hedia rizki

Pemintal rindu yang handal pemendam rasa yang payah

Catatannya Sulung

Tiap Kita Punya Rahasia

chocoStorm

The Dark Side of Me

copysual

iwan - Indah - Ikyu

nurun ala

menari dalam sunyi

Rindrianie's Blog

Just being me

Nona Senja

hanya sebuah catatan tentang aku, kamu, dan rasa yang tak tersampaikan

https://silly-us.tumblr.com/

Introducing the Monster Inside My Mind

Doodles & Scribles

Introducing the Monster Inside My Mind

All things Europe

Introducing the Monster Inside My Mind

The Laughing Phoenix

Life through broken 3D glasses. Mostly harmless.

miund.com

Introducing the Monster Inside My Mind

Dee Idea

Introducing the Monster Inside My Mind

DATABASE FILM

Introducing the Monster Inside My Mind

www.vabyo.com

Introducing the Monster Inside My Mind

amrazing007 tumblr post

Introducing the Monster Inside My Mind

The Naked Traveler

Journey Redefined

~13~

Introducing the Monster Inside My Mind