Fanny Wiriaatmadja

Posts Tagged ‘Teluk Bahang

Penang trip kali ini didorong oleh beberapa hal seperti di bawah ini :

1. Ada hari kejepit di bulan Oktober. Sebagai fakir cuti, alangkah sayangnya kalau hal semacam ini dibiarkan berlalu begitu saja. Maka kugapai tanganku untuk meraihnya (*tsahhhh…)
2. Penang sepertinya menarik untuk wisata kuliner dan merupakan tempat dengan perpaduan budaya barat dan timur yang unik (yang pasti bagus untuk dijadikan spot-spot foto)
3. Tiketnya ga terlalu mahal
4. Cukup mudah dijabanin alias daerah dan transportnya cukup user-friendly

Beberapa persiapan yang dilakukan adalah :

1. Kenali peta Penang. Berhari-hari saya serasa jadi murid pelajaran Geografi lagi, ngafalin dan mempelajari peta Penang, supaya tahu lokasi-lokasi objek wisata yang akan dikunjungin. Sepertinya memang daerah George Town di pusat kota yang bakal dijadikan objek wisata utama. Daerah yang dijadikan situs budaya oleh UNESCO ini memang menyimpan banyak gedung dan tempat menarik untuk dikunjungi. Silahkan liat file ini untuk rujukan : http://www.visitpenang.gov.my/UnescoHeritageBrochure.pdf atau http://www.tourismpenang.net.my/index.php/downloads

2. Dari no (1), baru saya pilih lokasi hotel, dicari yang sestrategis mungkin supaya dekat dengan objek wisata + akses transport seperti terminal bus. Nah waktu milih hotel ini, pertama tadinya saya mau pilih Tune Hotel, tapi harganya di Agoda per malam sekitar 500,000-an. Kemudian sempet naksir sama Hotel Chulia Heritage yang kayaknya letaknya strategis banget dan kamarnya kayaknya eksotis, eh semua kamar habis kebooking, baik itu lewat Agoda, lewat Booking.com dan beberapa situs lain termasuk website resminya hotel ini. Kemudian ada lihat lagi hotel lain yang namanya Heliconia (hotel baru dan kamarnya sepertinya bagus, ditambah lokasi yang lumayan OK) eh kalah rebutan sama orang pas lagi booking online (*kunyuk juga tuh orang). Akhirnya terakhir saya lihat Old Penang Hotel, dan ternyata selain lokasinya OK, kamarnya seems nice juga, plus per malam harganya hanya Rp 350,000-an saja. Jadi setelah proses yang lumayan panjang dan ribet, akhirnya terpilihlah hotel ini menjadi tempat stay kami selama di Penang. Webistenya http://www.oldpenanghotel.com/ Ada sih hotel-hotel lain yang cakep dan letaknya ciamik banget, tapi ya kepentok di budget (nasib kuli kantoran).

3. Setelah objek wisata dan hotel di-settle-in, bikin itinery deh supaya rutenya seefektif dan seefisien mungkin.

4. Bikin rute tranport yang diperlukan untuk menjalani itinery no (3) di atas. Di Penang transportasinya menurut saya cukup mudah. Ada taksi (walaupun hampir semua ga mau pasang argo), becak (walaupun suka ga tega karena yang narik seringkali aki-aki yang sudah uzur), ada juga bus (namanya Rapid Penang – saya gatau apakah semua bus disebut Rapid Penang atau ada jenis bus lain), dan ada CAT/sejenis bus gratis (free shuttle) yang hanya keliling area Georgetown saja sebagai situs heritage UNESCO. Kalo’ cuma main-main di Georgetown, saran saya pakai aja bus gratis CAT ini. Nunggunya memang kadang agak lama, tapi masih OK kok durasi waktunya. Free Shuttle/CAT ini akan berhenti di 19 titik/halte. Untuk rute bus, saya kasih beberapa link-nya yang cukup bermanfaat sebagai berikut ya :

Untuk free shuttle/CAT, websitenya adalah sebagai berikut : http://www.visitpenang.gov.my/portal3/getting-to-penang/getting-around/63-getting-around/429-cat.html

Tapi karena petanya agak kecil, saya lebih terbantu dengan website ini untuk mengenali rute dan pemberhentian setiap stasiun : http://www.penang-traveltips.com/cat.htm

Kalo’ mau lihat peta gambar rutenya lebih jelas, bisa juga buka website ini : Googlemap

Untuk free shuttle/CAT ini, dia berhenti di setiap halte sesuai dengan urutan yang memang sudah ditentukan, dan di tiap halte pemberhentiannya selalu ada plang nomornya (warna biru), misal 19. Jadi kita tahu pasti dan ga akan salah untuk tempat turunnya. Kemudian biasanya halte tempat berhenti CAT ini beda dengan halte biasa, jadi mereka ga menyatu. Sepertinya musuhan atau ada dendam pribadi.

Kemudian untuk rute bus Rapid Penang, website adalah http://www.rapidpg.com.my/journey-planner/route-maps/

Tapi saya lebih kebantu dengan webiste ini : http://en.wikipedia.org/wiki/Rapid_Penang#Rapid_BEST_Routes. Sampe’ saya print dan saya bawa ke Penang buat rujukan.

Kurs 1 RM = kira2 Rp 3,500,-

Hari I

Nyampe Penang International Airport (PIA), kami langsung cari halte bus untuk ke pusat kota. Tempatnya cukup mudah. Begitu keluar pintu Airport, langsung aja nyebrang dan belok agak ke kiri, sudah akan tampak halte berkanopi tempat nunggu bus, lengkap dengan map-map rute bus yang sangat membantu. Karena tujuan kami adalah ke Komtar (singkatan dari Kompleks Tun Abdul Razak yang notabene merupakan pusat belanja + terminal bus), kami pun menunggu Rapid Penang (bus resmi di Penang) no. 102 atau 401E.

DSCN2822

Karena kemudian yang datang adalah bus 401E, naiklah kami ke bus ini. Beberapa tips untuk naik bus (yang dikenakan bayaran) :

1. Tetap biasakan tanya ke supir, apakah bus ini melalui rute yang kita mau tuju, karena kadang ada bus yang memang melalui rute yang kita maksud, tapi arahnya adalah arah sebaliknya. So untuk make sure aja, biasakan bertanya karena toh ga ada ruginya. Syukur-syukur supirnya ganteng.

2. Bawa uang pas. Ini kudu-harus-mesti dalam semua perjalanan ke pelosok Malaysia, karena bus-busnya memang ga memberikan uang kembalian. Waktu saya browsing beberapa kali, sempet ada yang bilang bahwa supir memberikan uang kembalian – kalo’ begini kejadiannya, bersyukurlah karena mendapatkan supir yang kebetulan baik, tapi defaultnya supir sini biasanya ogah ngasih kembalian – bukan karena ga ada, tapi memang karena ud culturenya, sama seperti culture korupsinya orang Indonesia. Kalo’ kebetulan ga punya duit kecil, coba aja belanja di Seven Eleven/minimart untuk pecahin duitnya. Biasanya per orang biaya busnya around RM 2 – RM 4.

3. Bus Penang cukup disiplin alias ga akan berhenti di sembarang tempat selain di halte/pemberhentian yang sudah ditetapkan. Kemudian sedikit berbeda dengan halte free shuttle/CAT yang selalu berplang nomor, biasanya halte bus ini tidak bernama/tidak ada plang-nya. Jadi untuk mencegah kelewatan tempat turun, biasakan nanya/minta tolong supir/penumpang lain untuk kasitau kalo’ bus ud sampe’ di tempat tujuan yang kita mau.

4. Kalo’ mau turun, tinggal pencet tombol yang tersedia di deket pintu turun bus (di tengah). Jadi jangan jerit-jerit ke supir atau ketok-ketok dinding bus kayak di metromini Indo ya 😀

Busnya sendiri cukup bagus, walaupun seat-nya memang ga banyak. Jalanan lumayan macet siang itu, hampir 1 jam dari Airport ke Komtar, terminal bus tempat kami bakalan turun. Udah gitu di perjalanan sempet-sempetnya ada copet loh.. Ada seorang engko-engko yang kena copet dan duit di sakunya ilang 4000-an RM. Hiiiy..

Sampe’ di Komtar, kami udah lumayan bingung tujuh keliling karena Komtar ternyata kompleksnya gede banget, udah gitu banyak kolong jembatannya dan semuanya mirip-mirip, dikelilingin mall-mall seperti Pacific Mall, 1st Avenue dan Prangin Mall lagi, so asli beneran membingungkan. Komtarnya sendiri katanya merupakan gedung tertinggi se-Penang, dan memang dari jauh biasanya udah kelihatan saking tingginya.

??????????

Tanya punya tanya, hampir semua ga ada yang tahu letak Old Penang Hotel, tempat nginep kami. Akhirnya karena saya taunya hotel saya itu deket sama Penang Times Square, kami pun nanya lagi sana-sini lokasi Penang Times Square. Semua orang langsung geleng-geleng prihatin karena katanya lokasi Penang Times Square cukup jauh kalo’ dijabanin dengan jalan kaki dari Komtar. Padahal kalo’ saya lihat di peta dan saya ukur-ukur dengan skala sih mestinya jarak hotel ke Komtar itu ga jauh.

Akhirnya karena terpengaruh ucapan-ucapan mereka yang kami tanya, kami jadi naik becak deh, dan yang narik becak saya itu engkong-engkong yang udah tua dan sepuh banget, walaupun betisnya seksi kayak udah bertelur segede otot tangan para binaragawan. Sepanjang jalan saya sampe tahan napas, berharap berat badan saya jadi lebih ringan tanpa proses napas-bernapas.

Setelah puter-puter dan swear memang lumayan jauh, akhirnya kami ngeliat Penang Times Square. Terus langkah berikutnya adalah (masih dengan becak) mencari Old Penang Hotel karena pastinya tuh hotel berada deket-deket Penang Times Square. Eeeeh liat punya liat akhirnya nemu juga nih hotel, dan ternyata…. lokasinya asli lumayan deket sama si Komtar tadi, seperti yang sudah saya pelajari di peta! Jadi daritadi kami naik becak cukup jauh itu adalah karena kami berpatokannya nyari Penang Times Square, which is kalo dari Komtar memang jalannya harus agak memutar sehingga jadi lebih jauh. Tapi kalo’ ke hotelnya sendiri, ternyata cukup deket kok, fiuhh 😀 Sayang aja semua yang tadi ditanya entah kenapa bisa gatau dimana dan apa itu Old Penang Hotel. Kalo’ mereka tahu, mungkin kami bisa tinggal jalan kaki dan ga perlu naik becak.

??????????

Sampe’ hotel kami langsung kasih duit lebih ke si engkong karena kasian, yakni RM 12.

OK sekarang bahas hotel ya, seperti yang sudah diduga, hotelnya not bad kok. Gayanya minimalis-cukup-modern. Kamarnya kecil, tapi ga terkesan kayak kamar kost-kostan, jadi beneran berasa lagi di hotel. Toiletnya juga bersih. Kekurangannya adalah hanya ada satu meja di kamar, jadi agak susah naruh-naruh tas/barang. Pemandangan keluar lumayan cakep, karena langsung kelihatan satu kuil hindu yang cantik dengan ukiran-ukiran khas dan warna-warninya.

???????????????????????????????

???????????????????????????????

???????????????????????????????

IMG_20131012_133447

Setelah rapi-rapiin barang, kami jalan keluar lagi. Dari luar hotel, bisa pilih ke kiri (ke arah Penang Times Square), bisa juga ke arah kanan, yakni arah Komtar. Karena memang kalo’ mau ke mana-mana lebih deket dari Komtar, maka kami selalu jalan ke kanan, ke arah Komtar. Dari Hotel ke Komtar jalan kaki kira-kira 5-7 menitan aja kok.

Sampe’ Komtar, kami cari makan di Prangin Mall dan nemu satu restoran chinese food yang menurut saya sih so-so aja makanannya. Kemudian kami keluar dari mall dan mulai nyari halte free shuttle/CAT untuk keliling George Town, tapi ga berhasil nemu tempat pemberhentiannya walaupun udah nanya sana-sini. Entah kaminya yang beneran dodol nanyanya atau emang orang sananya yang ga ngerti, asli beneran ga jelas. Yang pasti kami cuma nemu satu pangkalan bus di kolong gitu, berisi 5 line, dan di situ yang pasti ga ada tempat berhenti untuk si free shuttle/CAT tadi. So itu cuma tempat berhenti untuk bus-bus bayaran aja.

NB : FYI, akhirnya saya tahu bahwa tempat nunggu bus Rapid Penang dan Free Shuttle/CAT itu memang biasanya beda, baik di Komtar maupun di halte-halte lainnya. Seperti yang sudah saya jelaskan tadi, tempat nunggu Free Shuttle/CAT selalu ditandai dengan plang nomor warna biru.

Oh ya dari Komtar ke George Town itu deket kok, cuma seperlempar batu aja.

Karena hari ud mulai sore sementara nanti jam 6-an kami harus ke pelabuhan untuk naik cruise, akhirnya taksi terpaksa jadi pilihan untuk tranpsortasi. Objek pertama yang mau saya lihat adalah Town Hall dan City Hall, salah satu tempat terkenal di George Town yang bergaya bangunan klasik khas Eropa. Supir taksinya yang notabene engkong-engkong juga sepertinya agak bingung dengan sebutan inggris Town Hall dan City Hall, dan setelah tanya sana-sini sama teman-temannya sesama supir, akhirnya berhasil juga kami diantar dengan selamat ke deket Town Hall dengan biaya RM 12. Sayangnya (saya baru nyadar belakangan pas hari ketiga), kami diturunin di sisi yang salah sehingga sore itu kami ga berhasil liat bentuk utuh kedua bangunan cantik itu dan hanya lihat dari sisi belakang. Setelah berkutat dengan peta sekian menit, akhirnya kami mutusin jalan kaki sekitar situ untuk menjelajahi satu per satu objek wisata di George Town.

Seperti yang memang digembar-gemborkan, memang George Town ini beneran cantik karena merupakan kombinasi gedung-gedung klasik bergaya Eropa dan bangunan tua khas Pecinan dengan kuil ataupun vihara yang berukir cantik dan berwarna-warni indah. Dan khas negara maju lainnya, bangunan-bangunan ini dirawat dengan baik, sehingga kondisinya masih sangat baik. Hampir 1,5 jam kami jalan kaki keliling George Town, menikmati St. George Church, Church of Assumption, Masjid Kapitan Keling, Cheong Fatt Ze Mansion (yang ini kami ga masuk karena saya sudah pernah pergi ke rumah saudaranya, Cong A Fie, waktu trip ke Medan), Museum Penang, dan masih banyak lagi, tapi memang ga semua objek berhasil diubek karena keterbatasan waktu. Hampir semua tempat juga kami ga masuk ke dalamnya, tapi hanya foto-foto dari luar saja buat kenang-kenangan.

??????????

??????????

DSCN2416

??????????

??????????

??????????

??????????

Sepanjang jalan saya notice bahwa ada satu jenis pohon cantik yang selalu ada di semua area di Penang ini. Pohonnya punya daun-daun kecil rintik yang unik, yang membentuk formasi sangat indah di batang-batang kecilnya yang menjulur. Hal lain yang saya perhatikan adalah papan nama jalan yang rapi, dengan format ukuran papan yang sama dan font yang konsisten 🙂 Kota ini benar-benar rapi dilihat dari sisi infrastruktur.

??????????

??????????

Sore-sore jam 5.45-an, kami selesai (atau menyelesaikan diri) keliling George Town sementara, dan langsung naik becak lagi dengan biaya RM 15 untuk menuju Swettenham Port, tempat keberangkatan untuk naik Star Cruise Libra yang memang sudah kami pesan sebelumnya. Sayangnya, kamar di Old Penang Hotel sebelumnya sudah terlanjur dipesan, sehingga bisa dibilang tuh hotel mubazir 1 malam. Tapi no problem deh, anggap aja itu semalam untuk tempat naruh koper dan barang, karena untuk berangkat naik cruise ini toh kami juga cuma bawa barang sedikit, yang memang hanya untuk semalam saja.

Sepanjang jalan naik becak, kebetulan kami juga bisa sekalian ngelewatin beberapa objek wisata di George Town yang daritadi belum sempet dijabanin dengan jalan kaki, di antaranya Museum Pinang Peranakan (sempet ijin sama tukang becaknya untuk turun sebentar buat foto-foto dari luar) dan Jam Victoria yang tersohor itu.

DSCN2493

??????????

DSCN2513

Oh ya untuk ke Swettenham Port ini, kalian bisa juga kok naik Free Shuttle/CAT itu dan turun di Halte No. 1 (Pangkalan Weld) atau Halte No. 19 (Lebuh Downing). Dari kedua halte itu, udah deket banget kok ke Swettenham.

??????????

Untuk cerita cruise nanti akan dikisahkan terpisah di postingan ini ya : Star Cruise Libra Trip Oct 2013.

Hari II

OK, hari ini kelar dari cruise jam 10.30-an, hujan udah mengguyur deras. Terpaksa harus naik taksi lagi dari Swettenham. Dari situ kami mutusin untuk ke Khek Lok Si, kuil Buddha terbesar di Asia Tenggara (katanya) di daerah Ayer Itam, yang lumayan jauh dari daerah George Town. Biayanya kena RM 25. Katanya juga sih, ada toko-toko indoornya sehingga kita bisa berteduh di situ kalopun ternyata masih hujan.

Sampe sana, hujan makin deras, dan toko indoornya kebetulan cuma 2-3 biji. Akhirnya belanja dulu makanan-makanan buat oleh-oleh nyokap, mulai dari bakpia sampe kecap hihihi.. Abis itu nunggu hujan redaan, baru kami keluar dan langsung menjumpai si Khek Lok Si, yang asli sesuai kata orang, cantik banget arsitekturnya, bikin tangan langsung sibuk jepret-jepret sana-sini dari berbagai angle saking bagusnya. Abis itu kami masuk ke dalamnya, dan seorang teman sempat naruh lentera yang ditulisi nama dan permohonannya.

??????????

??????????

Kompleks Khek Lok Si ini lumayan luas, jadi cukup banyak ruangan-ruangan dan tempat-tempat yang bisa dimasukkin. Sayangnya kami ga terlalu lama di situ karena udah lumayan bosan juga. Setelah itu kami nanya-nanya orang untuk jalan keluarnya ke mana, soalnya lumayan bingung untuk aksesnya gimana. Akhirnya berdasarkan petunjuk, kami nyusurin deretan jalan panjang yang dikelilingi toko-toko di kiri-kanan, lumayan juga naik turun plus kehujanan sesekali, sampai tahu-tahu keluar di jalan raya.

Di situ kami nunggu taksi lagi, dan sampe 15-20 menitan akhirnya baru berhasil dapat taksi. Niatnya tadinya mau lanjut ke Penang Hill/ Bukit Bendera, tapi karena hujan masih deras akhirnya kami mutusin balik hotel dulu, sekalian beberes barang habis dari cruise tadi. Penang Hill/ Bukit Bendera adalah kereta mirip The Peak di Hongkong, dimana kita bisa naik dengan kemiringan lumayan terjal untuk mencapai Penang Hill dan melihat pemandangan kota Penang dari atas. Sayang ga kesampean main-main ke sana.

Sampai hotel, istirahat sebentar dan beres-beres sambil nunggu hujan reda juga, setelah itu kami keluar cari makan, dan nemu chinese food di pinggir jalan. Itu aja udah hampir jam 3 sore. Setelah ngebut makan ifumie, hujan masih awet sehingga lagi-lagi kami naik taksi untuk mengunjungi Dhammikarama Burmese Temple dan Wat Chayamangkalaram yang letaknya seberang-seberangan di Jalan Burma. Kebetulan kedua objek ini ga dilewatin oleh Free Shuttle/CAT. Wah kedua kuil ini juga cantik banget. Yang satu tempat Buddha tidur, yang satu tempat Buddha berdiri, dan banyak patung Buddha dari berbagai negara di kedua tempat ini. Foto-foto deh di sini.

??????????

DSCN2721

??????????

??????????

Setelah itu, masih dalam suasana hujan, kami naik taksi lagi ke daerah pantai, yakni Gurney (ger-ni). Taksinya masih taksi yang sama dengan yang tadi karena memang kami minta Ybs, nunggu. Sampe’ di Gurney, kami diturunin di Gurney Plaza, dan jalan-jalan deh di dalam mall. Menurut saya ini aktivitas yang membosankan sih karena toh isi mall gitu-gitu aja. Nih mall juga lumayan tinggi, kalo’ ga salah sampe lantai 7 atau 8 gitu, jadi diiderin ga abis-abis. Paling atas ada bioskop, dan ujung-ujungnya kami malah kepengen nonton Escape Plan-nya si Stallone dan Arnold. Hiiiy jauh-jauh ke Penang yang ada malah nonton juga. Akhirnya belilah kami tiket premierenya. Satu orang kalo’ ga salah RM 18-an aja (paket untuk 2 orang RM 36).

Setelah beli tiket, sambil nunggu kami makan White Old Town Kopitiam (eh bener ga ya susunan namanya hihi). Di situ saya makan Nasi Rendang. Abis makan, masuklah kami ke ruang premierenya bioskop, yang ternyata.. asli biasa banget, ga ada mewah-mewahnya kayak di Jakarta. Teksnya bahasa melayu dan bahasa china, dan ga terlalu ngerti tuh sama ceritanya gara-gara masalah subtitlesnya. Temen saya malah ada yang tidur sepanjang nonton.

???????????????????????????????

Kelar film, kami keluar mall, belok ke kanan dan lurus terus untuk menuju Gurney Drive, pusat street-food di Gurney. Setelah lurus terus, akan ada lampu merah, tinggal belok kanan aja dan sudah deh nyampe di Gurney Drive. Isinya ya itu, penjual makanan semua, sampe’ bingung mau makan apa. Akhirnya karena masih kenyang makan di Kopitiam mall tadi, kami cuma ngemil-ngemil aja, dan menurut saya malahan ga ada yang enak loh.. Rujaknya super aneh rasanya, cendolnya juga isinya es semua, sate-satenya juga so-so aja. Mungkin karena kebetulan salah pesen menu aja kali ya + masih kenyang.

IMG_20131013_202119

???????????????????????????????

???????????????????????????????

???????????????????????????????

Setelah makan, kami jalan-jalan bentar. Abis itu kami nyebrang ke trotoar yang bersisian dengan pantai dan jalan-jalan sampai tau-tau nyadar bahwa hari ternyata udah lumayan malam dan sudah waktunya pulang. Sambil terus jalan, kami nyari taksi dan susah banget ga dapet-dapet. Setelah hampir 1 jam-an jalan-jalan, akhirnya dapet juga taksi dan karena udah malem, langsung diketok abis-abisan deh biayanya dan kami juga no choice. Baliklah kami ke hotel.. Perjalanan hari ini selesai.

Saya lumayan suka daerah Gurney karena selain daerah pantai dan viewnya cantik, atmosfer turisnya juga kuat banget, semacam Pattaya kecil gitu deh. Lumayan suka sama daerah ini 🙂

Hari III

Hari terakhir nih.. Pagi di Penang ternyata gelapnya ‘lama’ alias jam 6 pagi aja gelapnya masih kayak jam 4-5 pagi.

Nah ini pagi seperti biasa hujan udah deres aja, bikin desperate. Jam 8 lewat kami akhirnya berhasil keluar hotel, check-out dan titip barang dulu di situ. Setelah itu jalan sedikit keluar hotel, kami makan di Warung Nasi Kandar, makanan top di Penang, dan ternyata rasanya enak, I just love it. Rasanya mirip Nasi Bryani, hanya saja sistemnya sistem Nasi Padang dimana kita bisa pilih sayurannya mau apa saja. Ada ayam, rendang, dll. Bumbu/rempahnya kental dan berasa banget.

DSCN2757

Waktu saya ke toilet di tempat ini, toiletnya juga ditempeli stiker status dari pemerintah loh, yang menyatakan rate/tingkat kebersihan toilet di restoran ini.. Bener-bener OK ya maintenance di kota ini.

DSCN2759

Pas makan, hujan turun lagi, gede banget. Kami nunggu hampir 40-an menit sebelum kemudian bisa jalan lagi. Nah kali ini kami ke Komtar lagi nih, ke terminalnya, di Lane 5 (kalo’ ga salah inget) untuk nunggu bus Rapid Penang 101 yang ke arah Tanjung Bungah. Tujuannya adalah ke Toy Museum, karena saya ngarep bisa liat Iron Man de-el-el di sana. Perjalanannya sumpah jauh banget, dan kami sudah colek-colek salah seorang penumpang untuk minta diingatin kalo’ bus udah mencapai halte di Tanjung Bungah. Kebetulan yang dicolek tahu lokasinya Toy Museum, sehingga mereka bisa sekalian nunjukkin lokasinya.

Pas ud sampe, dengan semangat kami turun dan jalan kaki sedikit ke Toy Museum, eh hujan turun lagi. Kunyuk juga.. Untung ada jembatan penyeberangan sehingga kami bisa berteduh di situ. Setengah jaman kemudian, setelah hujan agak reda, kami jalan lagi dikit, dan pas sampe di lokasi Toy Museum, seorang supir taksi yang lagi mangkal di situ bilang bahwa Toy Museum sekarang sudah pindah ke Tanjung Bahang, yang jaraknya masih kira-kira 30 KM lagi dari Tanjung Bungah. OMG langsung drop habis-habisan. Sempet dilema, mau lanjut jalan lagi atau nggak, tapi kami inget bahwa orang di bus tadi sempet bilang bahwa Toy Museumnya belum tentu buka karena sekarang kan lagi libur dalam rangka hari raya keagamaan. Ya sudah akhirnya sia-sialah perjalanan kali ini, malah udah lumayan jauh lagi.

Jadinya kami nyebrang dan balik lagi ke Komtar. Liat punya liat di selebaran rute bus yang udah saya print dan bawa kemana-mana, dari Tanjung Bungah kalo’ mau ke Komtar mestinya busnya no. 102, tapi kata seorang nci, bus 101 juga bisa ke Komtar. Akhirnya kami percaya aja deh dan naik bus no. 101 yang ternyata bin ternyata memang ga lewat Komtar. Akhirnya kami jadi malah jadi nyasar sampe’ ke Jetty Quay/Pelabuhan Weld. Parahnya, ujan turun lagi, deres banget, akhirnya kami stuck di halte sampe setengah jaman, ga bisa kemana-mana. Apesnya juga, halte kami itu agak ketutupan plang-plang perbaikan jalan (karena sedang ada galian), sehingga kebanyakan bus jalan aja lewatin halte kami karena letaknya jadi agak tersembunyi. Untungnya abis itu ada taksi lewat, sehingga akhirnya kami naik taksi dan langsung tancap gas ke Chowrasta Market untuk liat-liat.

Sampai Chowrasta, saya belanja makanan dan rempah-rempah plus koyo dan obat-obatan buat nyokap lagi. Setengah jaman aja kami di sana, dan betapa hepinya saya pas nemu halte bus berplang nomor yang menunjukkan bahwa inilah halte tempat nunggu free shuttle/CAT di Chowrasta. Soalnya selama proses persiapan ke Penang, saya udah ngelotok banget pelajarin rute nih bus, dan dari hari pertama belum ada kesempatan naik bus ini. Akhirnya akhirnya akhirnya dapet juga chance ini.. Jadilah kami nunggu di halte situ, kira-kira 10-15 menitan, dan datanglah si free-shuttle/CAT.

??????????

Kami naik ke bus, dan bus jalan terus sampai di Halte 18 (Kota Cornwallis) dimana kami turun untuk ngeliat Fort Cornwallis, bekas benteng perang gitu dimana masih banyak meriam-meriam dll. Letaknya juga deket pantai nih, sehingga kami juga bisa nyebrang sambil moto-moto. Mirip Avenue of Star juga di Hongkong. Udah gitu awannya kan lagi mendung ya, jadi pemandangan ke lautnya cakep banget.

??????????

DSCN2790

Oh ya tadi sempet juga kami foto-foto di Victoria Clock sebelum belok ke Fort Cornwallis.

Setelah masuk ke Fort Cornwallis (bayar per orang RM 2) dan ngebut foto-foto karena beneran ga ada apa-apa plus udah mau hujan lagi, kami ngebut lagi ke Town Hall dan City Hall yang pas hari pertama hanya kami lihat dari belakang aja karena kebodohan kami. Sekarang terbayar deh ngeliat dua gedung cantik itu. Foto-foto dari luar aja, setelah itu ngebut lagi naik becak, karena hujan udah mulai turun lagi. Kenapa naik becak, simple sih, karena ga ada taksi deket situ. Becaknya ditutupin pake kain-kain gitu biar ga keujanan, dan kami di-drop di Komtar lagi.

??????????

DSCN2815

Sampe’ Komtar kami cari makan lagi di mall, dan berpindah-pindah dari Prangin Mall ke Pacific Mall dan kemudian terakhir ke 1st Avenue, ketiga mall itu dihubungkan oleh jembatan, jadinya aksesnya cukup mudah. Sampe di 1st Avenue baru kami berhasil nemuin Food Court dan akhirnya makan di situ. Saya makan nasi hainam aja sih.

Setelah makan, kami jalan kaki balik ke hotel untuk ambil tas-tas, dan kemudian cari taksi lagi untuk ke Airport. Ternyata taksi untuk ke Airport biasanya ud default sebesar RM 40. Pas naik taksi itu, argo tetep dinyalain dan ternyata sampe’ airport, argo aslinya cuma RM 29-an aja, so supir taksinya untung RM 10-an, gpp lah.

Demikianlah berakhir deh perjalanan kami ke Penang. Masih banyak objek wisata yang belum sempet didatengin seperti Penang Hill/Bukit Bendera, Toy Museum, Queensbay Mall deket airport (untuk liat Penang Bridge yang tersohor itu), dan naik feri ke Butterworth. Gpp deh, mungkin nanti bisa dijabanin kalo’ someday ke sini lagi.

Overall jujur biasa aja sih ke Penang. Yang menarik buat saya cuma daerah George Townnya yang beneran keren dan Gurneynya yang cantik. Makanan pastinya OK, tapi mungkin karena kami banyakan ngasal makannya, akhirnya kami ga berhasil dapet makanan yang enak dan khas Penang. Menurut saya makanan paling enaknya ya Nasi Kandar 🙂 Terus jeleknya adalah hujan yang terus mengguyur, bikin waktu kami (kira-kira kalo’ dihitung) itu hilang sekitar 3-4 jam-an. Sayang banget kan.. Anyway tetep seneng karena bisa nambah pengalaman (dan foto-foto) 🙂

See you on next trip!


Fanny Wiriaatmadja

Follow Fanny Wiriaatmadja on WordPress.com

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 1,713 other subscribers

Memories in Picture - IG @fannywa8

No Instagram images were found.

Blog Stats

  • 594,694 hits

FeedJit

Archives

Categories

Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
Jia Effendie

Editor, Translator, Author

Dream Bender

mari kendalikan mimpi

catatan acturindra

sekelumit cerita penolak lupa

JvTino

semua yang ada di alam ini bersuara, hanya cara mendengarnya saja yang berbeda-beda

Rini bee

Ini adalah kisah perjalanan saya. Kisah yang mungkin juga tentang kamu, dia ataupun mereka. Kisah yang terekam di hati saya. Sebuah karya sederhana untuk cinta yang luar biasa. Sebuah perjalanan hati.. :)

hati dalam tinta

halo, dengarkah kamu saat hatimu bicara?

Agus Noor_files

Dunia Para Penyihir Bahasa

kata dan rasa

hanya kata-kata biasa dari segala rasa yang tak biasa

Iit Sibarani | Akar Pikiran

Akar Pikiran Besar Mengawali dan Mengawal Evolusi Besar

cerita daeng harry

cerita fiksi, film, destinasi dan lainnya

Dunia Serba Entah

Tempatku meracau tak jelas

Astrid Tumewu

i am simply Grateful

Mandewi

a home

FIKSI LOTUS

Kumpulan Sastra Klasik Dunia

Meliya Indri's Notes

ruang untuk hobi menulisnya

anhardanaputra

kepala adalah kelana dan hati titik henti

catatanherma

Apa yang kurasa, kupikirkan...tertuang di sini...

Rido Arbain's Personal Blog

Introducing the Monster Inside My Mind

Sindy is My Name

Introducing the Monster Inside My Mind

MIZARI'S MIND PALACE

..silent words of a silent learner..

Nins' Travelog

Notes & Photographs from my travels

Gadis Naga Kecil

Aku tidak pandai meramu kata. Tapi aku pemintal rindu yang handal.

lalatdunia's Blog

sailing..exploring..learning..

GADO GADO KATA

Catatan Harian Tak Penting

Maisya

My Thought in Words and Images

Luapan Imajinasi Seorang Mayya

Mari mulai bercerita...

hedia rizki

Pemintal rindu yang handal pemendam rasa yang payah

Catatannya Sulung

Tiap Kita Punya Rahasia

chocoStorm

The Dark Side of Me

copysual

iwan - Indah - Ikyu

nurun ala

menari dalam sunyi

Rindrianie's Blog

Just being me

Nona Senja

hanya sebuah catatan tentang aku, kamu, dan rasa yang tak tersampaikan

https://silly-us.tumblr.com/

Introducing the Monster Inside My Mind

Doodles & Scribles

Introducing the Monster Inside My Mind

All things Europe

Introducing the Monster Inside My Mind

The Laughing Phoenix

Life through broken 3D glasses. Mostly harmless.

miund.com

Introducing the Monster Inside My Mind

Dee Idea

Introducing the Monster Inside My Mind

DATABASE FILM

Introducing the Monster Inside My Mind

www.vabyo.com

Introducing the Monster Inside My Mind

amrazing007 tumblr post

Introducing the Monster Inside My Mind

The Naked Traveler

Journey Redefined

~13~

Introducing the Monster Inside My Mind