Fanny Wiriaatmadja

Judul Buku : Imperium
Pengarang : Robert Harris
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2008
Halaman : 416

Imperium karya Robert Harris adalah buku kelima dalam list #5BukuDalam Hidupku.

Jujur sebenarnya tidak ada inspirasi yang sebegitunya dalamnya dari buku ini; pelajaran moral juga bisa dikatakan nyaris tiada. Hanya saja buku itu sebegitu mengesankannya untuk saya sehingga selama berhari-hari ke depan pikiran saya terus dipenuhi oleh rentetan peristiwa yang diceritakan dalam buku ini.

Sesuai namanya, Imperium menceritakan tentang seorang politikus Roma terkenal, Cicero, selama masa karirnya, termasuk kehidupan rumah tangganya. Buku Imperium ini adalah sekuel pertamanya. Diceritakan tentang Cicero kecil yang sebenarnya gagap dan lemah tubuhnya tapi berkat didikan gurunya dan berbagai-macam latihan orasi, ia mampu menjadi seorang orator handal.

Menariknya dari buku ini tentu saja intrik-intrik yang terjadi di dalamnya. Ketegangannya terasa dan selalu konsisten, nyaris membuat tangan ingin cepat membalik buku. Humornya pun ada, terselip dengan jenius di bagian-bagian yang sangat tepat. Strategi dan adu licik untuk memenangkan posisi dan kedudukan juga tumpang-tindih di mana-mana, konflik bertebaran membuat adrenalin naik. Lengkap, semuanya lengkap di buku ini.

Dan setelah saya analisa sekilas, pelajaran yang mungkin saya dapat dari buku ini :

1. Dunia politik. Oh, saya belajar banyak sekali tentang panggung politik di sini. Kecurangan dan aksi cuci tangan, kolaborasi dan kerjasama, sandiwara dan pembunuhan, semuanya saya seolah diajari di sini. Kotornya dunia politik membukakan mata seorang awam seperti saya dan membuatnya terbelalak, membuat benak langsung terbayang akan dunia politik di negeri sendiri. Sehancur itukah? Saya tidak mendapat jawabnya. Sulitkah untuk hidup bersih di panggung pemerintahan dan perebutan jabatan? Jawaban juga tidak mau muncul, jadi seperti biasa saya berhenti mempertanyakan hal yang di luar lingkup keahlian saya, dan memutuskan menikmati saja buku jenius ini.
2. Saya belajar soal sejarah dalam buku ini. Saya belajar melihat sisi baru hubungan Cicero dengan Julius Caesar dilihat dari sisi Cicero, karena selama ini saya lebih banyak membaca biografi Julius Caesar. Sekarang sebuah sisi baru dibukakan, dan cukup membuat saya ternganga karena ternyata faktanya cukup berbeda. Maklum, sudut pandang tokoh protagonisnya pun berbeda. Saya juga belajar soal symbol ‘&’ yang ternyata diciptakan oleh Tiro, sekretaris sekaligus orang kepercayaan Cicero. Maklum lagi, Tiro harus menulis dengan kecepatan super tinggi saat Cicero mendiktekan pidatonya. Tiro yang seorang pegawai rendahan, belajar berpikir efektif dan efisien untuk mengakomodir pekerjaannya dalam catat-mencatat untuk lebih mempermudah dan membantu semua orang, terutama dirinya sendiri. Istilah-istilah politik Roma pun saya pelajari di sini, termasuk hirarki kekuasaan di dunia politik. Banyak hal lain lagi yang saya pelajari tentang buku ini, sampai saya berharap suatu saat semua informasi itu muncul di kuis Who Wants to Be Millionaire dalam bentuk pertanyaan dan bermimpi sayalah seorang yang bisa menjawabnya, hasil membaca buku Imperium ini.
3. Lagi-lagi, soal riset. Sulit sekali pastinya melakukan riset tentang kehidupan jaman Cicero, apalagi hanya dengan mengandalkan sisa peninggalan dokumen tulisan tangan Tiro, pembantu Cicero yang paling dipercayanya. Ada banyak dokumen yang hilang dan lenyap, dan bagaimana penulis berusaha melakukan riset dan menghubungkan benang merah dan puzzle yang hilang di antaranya, adalah sebuah usaha keras yang patut dihargai dan diacungi jempol.

Bagi para pecinta sejarah terutama Romawi, percayalah buku ini akan menyita hari dan malammu, dan akan sulit dilepaskan. Mari bertaruh 😀

Diikutsertakan dalam project di sini