Maafkan Ibumu..
Posted December 10, 2013
on:- In: Fiction
- 8 Comments
Bayi lelaki itu merangkak mendekatiku. Dia berhenti di beberapa langkah dari tempatku berdiri. Pandangan kami beradu. Kurasakan kedua matanya seperti sebilah pedang yang mengoyak-ngoyak pikiranku dan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah kulakukan.
Kuabaikan tatapannya semampu mungkin. Dari lantai tempatnya menjejak dengan tangan, kuraih ia dan kupindahkan ke ranjang berselimut lusuh di kamar ini. Kutumpuk beberapa bantal di sisi luar ranjang sebagai pelindung, walau tak yakin aku akan efektivitasnya.
Lekas kusiapkan susu untuknya di dapur sambil sesekali melongok ke kamar, memastikan keadaan bocah berkulit putih susu nan menggemaskan ini. Celotehnya sesekali terdengar, sebentuk gemas meremas hatiku.
Sambil menunggu air matang, kunyalakan televisi kecil di pojok. Sengaja kucari saluran berita. Kubolak-balik semua siaran yang ada, namun nihil belaka yang kunanti. Kupejamkan mata sesaat sambil duduk, mengendurkan otot-ototku yang tegang. Ah, semoga rumah kost ini cukup layak untuk kami tinggal. Enggan kupikirkan masa depan. Biar kujalani saja apa adanya walau tertatih.
Setelah sekian menit yang terasa berjam-jam, kuseduh susu untuk si bocah dan kugendong ia. Dengan rakus mulutnya menyambar dot botol susu dan mengenyotnya dengan gerakan teratur. Kutatap ia dengan kasih yang membuncah.
“Maafkan ibumu ya Nak,” gumamku. Air mata mulai menyodok pertahananku sebelum akhirnya bocor. Pelupuk mataku basah, membentuk aliran yang menghujani pipi. Ya, maafkan ibumu yang menelantarkanmu, Nak. Siang malam hidupnya hanya didedikasikan untuk pekerjaan. Tak sedetik pun waktu disisihkan untukmu, apalagi secercah perhatian. Menggendongmu pun ia tak pernah. Kau suatu ketiadaan baginya. Makhluk penghuni rahim selama beberapa bulan saja, seperti penghuni rumah kost yang kemudian keluar. Cuma sebuah aib yang mampir lantas bercokol dalam hidupnya.
Biar Mbok Suster saja yang merawatmu sekarang ya Nak.. Jangan-jangan ibumu tak keberatan pula dan malah bersenang hati. Tak kuyakin akan ada air mata untuk kepergianmu. Kepergian kita, tepatnya.
Kukecup kening si bocah –milikku sekarang- dengan penuh sayang.
Total kata : 294
* Untuk memeriahkan MFF Prompt #32 dengan menggunakan petikan :
Bayi lelaki itu merangkak mendekatiku. Dia berhenti di beberapa langkah dari tempatku berdiri. Pandangan kami beradu. Kurasakan kedua matanya seperti sebilah pedang yang mengoyak-ngoyak pikiranku dan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah kulakukan.
8 Responses to "Maafkan Ibumu.."
semoga nggak ketahuan ya… #eh =))))
1 | A. A. Muizz
December 10, 2013 at 4:53 am
Tentang baby sitter yang menculik anak majikannya, ya?
fannywa
December 10, 2013 at 4:55 am
Iya haha.. 😀