Perjalanan Dalam Gerak Lambat
Posted November 12, 2013
on:- In: Fiction
- 12 Comments
Cerita ini memenangkan tantangan membuat FF dengan tema ‘Perjalanan’ @mandewi.
Sedari kecil, kami sudah dididik untuk siap dikirim mengemban misi kapan saja. Dan saat dewasa kami akan menanti penuh harap untuk menempuh perjalanan mulia itu. Tanpa koper, tanpa dokumen, hanya membawa gumpalan fisik diri saja dengan beribu rasa takut dan penasaran menyambut calon pengalaman pertama kami.
Dan kini giliranku berangkat. Aku meluncur bersama rombonganku. Saling menangkap sosok yang lain lewat sudut mata, kami berlomba, berlari mencapai tujuan selekas mungkin, mengkomplitkan misi yang diemban dalam panggung panjang kompetisi.
Rintangan pertama yang harus dilalui adalah lompatan kuantum, demikian kami menyebutnya. Dalam sebuah lontaran dahsyat maha cepat, kami harus bertahan sepersekian detik dalam ketegangan ala sebuah roller-coaster sambil memicingkan mata untuk memilih tempat pendaratan terbaik. Lagi-lagi, beradu dengan entah berapa banyak yang lain.
Perjalanan baru saja resmi dimulai setelah pendaratan di gumpalan becek penuh lendir tak terdefinisi yang tidak kami kenal. Gelap, tanpa penerangan. Tanpa perbekalan apa pun, kami meraba-raba, masih terus berjalan dengan kecepatan cukup cepat. Naik turun permukaan, kami lalui dalam sejuta tanya. Di manakah ujung lorong panjang ini? Tanpa pemandangan, tanpa nur yang menerangi, hanya ditemani hawa melekap yang menyesakkan, sungguh sebuah akhir sajalah yang kami harapkan dalam nestapa ini.
Kulirik sedikit, satu demi satu kawanku mulai kelelahan. Sebagian mulai tumbang habis daya; sebagian kehilangan kesadaran dan menabrak sana-sini; yang bertahan hanya mereka yang menatap ke depan, membayangkan tujuan mulia perjalanan ini sebagai pemicu motivasi terbesar. Sebab hanya satu yang akan menjadi pemenang. Berat, sungguh perjalanan nan berat.
Liang gelap semakin menyempit. Udara seolah melarikan diri menggoda kami, bak main petak umpat. Aku mulai sesak, napasku sepotong-sepotong, hela demi hela. Tanpa sadar hanya tinggal aku dan kawanku, berdua. Ya Tuhan dari sekian banyak peserta rombongan, hanya pasangan ini yang tersisa. Dari lirikan mata, kami sadar nuansa kompetisi semakin kental. Ketegangan naik tanpa dipinta, mencengkeram kami berdua kuat-kuat. Aku memaksakan sebuah napas panjang lagi untuk mendorongku, memicu terus bergerak. Kurasakan hilangnya sedikit demi sedikit napas rivalku dalam gema sunyi di ketiadaan cahaya ini.
Tak ada waktu lagi untuk melirik atau mengecek keadaan lawan. Aku sadar penghujung perjalanan ini sudah semakin dekat, merentangkan tangan siap menyambut.
Dan di sanalah, di ujung yang menyempit, sesosok bentuk bulat tak teratur tampil terlihat.
Aku mempercepat lariku dengan jantung berdegup, nyaris terbang, meloncat ke arahnya untuk mempersempit jarak. Dan detik yang sama, kawanku seolah meledak, hancur tak terbentuk. Staminanya tak kuat. Aku menang. Aku resmi sang pemenang.
Kuulurkan tanganku, tersengal menerima sambutan dari sel telurku yang cantik βsangat cantik dan bercahaya. Pasanganku. Takdirku. Tujuan hidupku. Dia tersenyum menyambut pahlawan yang sudah dinantinya lama.
Perjalananku selesai, tapi perjalanan kita wahai kekasih, baru akan dimulai. Kami bersatu, lekat penuh intimasi, melebur untuk siap melahirkan insan baru titipan Surga di istana rahim.
Jumlah Kata : 441
Diikutsertakan dalam tantangan #CeritaPerjalanan
November 12, 2013 at 7:29 am
sukaaa.. bikin menebak2 siapa itu & perjalanan apa itu..
seneng ternyata tebakan sy bener: sperma π
narasinya bagus mba.. pilihan katanya ga pasaran π
November 12, 2013 at 7:40 am
Makasih π
Ketebak yak ceritanya haha..